IV.Dark Times

3.1K 513 35
                                    

Rasanya nyaman sekali.

Itulah yang Jimin rasakan saat ia terbangun dari tidurnya. Kemarin ia mengatakan bahwa ia akan segera pindah setelah Jiera tidur tapi kenyataannya ia malah tertidur disamping gadis itu sambil memeluk satu sama lain.

Melihat wajah Jiera yang begitu tenang membuat Jimin nyaman dan tak ingin beranjak. Tapi ia tidak bisa karena ia harus pergi kekantor.

Perlahan Jimin beranjak dari kasur. Ia melangkah begitu pelan karena tidak mau menimbulkan suara sedikitpun dan berakhir membangunkan gadis itu.

Jimin tau gadis itu pasti kelelahan berkuliah dan harus mengurusnya juga. Percayalah bahwa kuliah itu tidak mudah, terlebih kini Jiera berada disemester akhir.

Setelah mandi Jimin segera pergi kedapur. Mengambil selembar roti untuk mengganjal lalu lekas pergi kekantor.

Sebenarnya pria Ryu itu kurang biasa makan nasi dipagi hari. Tapi semenjak beberapa hari Jiera ada dirumahnya, gadis itu selalu mengajaknya makan bersama.

Tak ada alasan Jimin untuk menolak karena makanan yang dimasak Jiera sangat cocok dilidahnya.

***

Hari-hari mereka lalu dengan tenang. Bahkan kini Jiera sudah menyusun jadwal dengan baik. Ia mulai merasa nyaman tinggal bersama Jimin karena sungguh, pria itu memperlakukannya layaknya seorang putri raja.

Tanpa meminta Jiera mendapatkan berbagai hal dari Jimin. Bukan dalam artian Jiera adalah gadis yang suka menghabiskan uang lelaki. Ia sudah menolak namun Jimin memaksanya.

Ryu Jimin itu memang benar-benar keras kepala.

Seperti sekarang. Kedua insan itu kini duduk bersandar pada dashboard kasur dengan fokus yang tertuju dengan ponsel masing-masing.

Jimin yang sibuk bekerja dilaptopnya dan Jiera yang asik bermain sebuah aplikasi game online. Gadis itu terlihat ketagihan bermain game tersebut setelah Jimin mengajarinya.

Drrt

Jiera sungguh kesal saat gamenya berhenti begitu sebuah notifikasi muncul. Ia kira pesan dari seseorang namun itu sebuah alarm peringatan ulang tahun yang Jiera buat.

Ulang tahun Taehyung Oppa

Jiera tersenyum getir. Benar juga, ini ulang tahun sang kakak tapi ia bahkan tak mau mengingat sang kakak apalagi untuk mengucapkan selamat ulang tahun.

Ini pertama kalinya Jiera tidak bersama Taehyung saat pria Goo itu berulang tahun. Dan itu juga akibat kesalahan pria itu.

"Ada apa? Kenapa wajahmu memerah begitu? Kau sakit?" Jimin yang sejak tadi memperhatikan Jiera dibuat khawatir karena wajah gadis yang kini menundukkan kepalanya itu tampak memerah sampai ketelinganya.

Jiera langsung mendongak hingga menampilkan matanya yang berkaca-kaca. "A-ani, gwenchanayo." Gadis itu segera menghapus air matanya yang mengalir dipipi lalu tersenyum pada Jimin. "Pekerjaanmu sudah selesai? Kita tidur sekarang?"

Jimin diam. Ia mendekat kearah Jiera lalu memeluk gadisnya itu. "Kau sedang ada masalah? Atau kau tidak nyaman tinggal bersamaku disini?"

Jiera tentu saja menggeleng karena bukan itu alasannya menangis. "Tidak, sudahlah aku mengantuk."

Seharusnya Jiera ingat bahwa Jimin orang yang keras kepala. Dengan cepat pria itu menangkup kedua pipi Jiera agar tetap memandangnya.

"Katakan padaku kau kenapa jika kau tidak ingin aku menyakitimu." Ancaman Jimin yang penuh penekanan berhasil membuat Jiera takut, gadis itu segera memeluk Jimin.

Epoch [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang