Pabrik Gula S**M***O, adalah salah satu Pabrik gula terbesar di wilayah ini. tidak hanya terbesar melainkan satu2nya pabrik yg di bangun disini.
berdirinya pabrik gula ini sendiri jauh sebelum gw lahir di dunia ini.
Besar, megah dan luas adalah hal yg membuatnya di kenal luas.
namun, jauh dari kalimat itu, ada dunia yg tidak bisa di lihat oleh mata telanjang. sesuatu yg akan membuat orang ngeri bila apa yg ada di balik nama besar pabrik itu adalah, KERAJAAN DEMIT.
banyak yg sadar atau tanpa sadar pernah mengalaminya, karena disini adalah pusatnya.
Pabrik gula ini berdiri di tanah seluas ratusan hektar, gw gak tau seberapa luas, tapi bila di bandingkan dengan desa gw, bisa ratusan kali luas desa gw, padahal, desa gw di bagi menjadi 12 RT. so, bisa kalian bayangkan sendiri berapa luasnya. (tidak termasuk kebun tebu).
sebegitu besarnya luas Pabrik, sampai2 di buat 4 zona untuk menggambarkan keseluruhan pabrik ini.
4 Zona itu, disebut dengan zona Timur, Barat, Selatan dan Utara.
gw bakal ulas perlahan2, karena apa yg gw sajikan membutuhkan detail agar kalian bisa membayangkan berdiri di sini.
terlepas dari betapa luas dan besarnya pabrik ini, batas yg paling mencolok adalah, pabrik ini diapit oleh 2 Desa, sebut saja Desa A dan Desa B.
Desa gw adalah Desa A, kenapa gw mengatakan ini, karena semua ini, nanti berhubungan satu sama lain.
Pagi itu, udara sangat dingin. gw baru aja selesai habis Sholat subuh di surah dekat rumah gw.
setelah shalat, biasanya anak2 desa akan ngumpul di depan surah. "mumpung Minggu, ayo mlaku2" kata temen gw Jamal.
semua temen2 gw, bersahut2an, setuju. gw, langsung tanya "gok ndi?"
"yo opo lek nang pabrik. bekne nemu bal tenis" (gimana kalau kedalam pabrik, kali aja nemu bola tenis)
ada hal yg selalu gw lakukan bareng anak2 desa, yaitu, masuk ke pabrik gula di samping desa, alasanya, disana banyak hal yg gw dan temen2 gw suka.
salah satunya, bola tenis. jadi, tiap sabtu sore, para petinggi pabrik gula akan bermain di lapangan tenis di daam pabrik. satu dari banyak fasilitas untuk pekerja yg suka dengan olahraga tenis, dan biasanya banyak bola tenis yg keluar lapangan dan menghilang di rerumputan liar yg tumbuh di samping lapangan bola itu lah yg nanti kita pungut, buat di bawa pulang. kenapa harus bola tenis?
bola tenis selain mahal, bisa di pakai untuk berbagai permainan tradisional sehingga di mata gw dan anak2 lain yg masih bocah, bola itu sama berharganya dengan mainan grade mahal.
selain bola tenis, alasan kami suka masuk ke dalam pabrik, karena suasananya, sejuk, di dalam lahan yg sebegitu luasnya, banyak pohon tua dan besar, sehingga meski siang hari, cahaya matahari tidak bisa menembus, menciptakan suasana damai dan sejuk.
lalu apalagi?
jawabanya. pohon Juwet, mangga, jambu, yg sama sekali tidak pernah di panen, di biarkan buahnya masak secara alami, karena, gk ada orang yg tertarik dengan buah itu selain kami. anak2 desa.
berangkatlah kami menuju pabrik gula, jalur yg biasa kami lalui, adalah jalur Timur.
namun, kami terhenti ketika sampai di jalur Timur. "loh, kok tutup" kata Andi.
gw baru inget, hari minggu gerbang timur di tutup, karena hari minggu adalah waktu jemaat gereja untuk berkumpul.
Gerbang timur identik dengan pagar besi tinggi, di sampingnya ada gereja.
"gereja jawi wetan" itu yg gw inget. gerejanya tidak kalah tua sama pabrik, sudah berdiri sebelum gw di lahirkan.
namun, konon, gereja ini terkenal angker. tapi, sabar, nanti akan ada waktunya buat bahas gereja ini.
gw dan yg lain, kebingungan. kayanya, bakal batal.
sampe si Udin nyeletuk. "yo opo nek liwat perumahan londo" (gimana kalau lewat perumahan belanda?"
gw, terdiam sebentar. mendengar nama perumahan belanda, membuat gw begidik ngeri. karena, jauh di jalur Utara memang ada gerbang tua. gerbang itu sudah lama di tinggalkan.
di sebelahnya, ada tanah luas, berpagar, disana, berjejer rumah besar nan megah, ada sekitar 6 sampai 7 rumah dengan gaya arsitek yg sama, arsitek khas Belanda.
sejarahnya sendiri, rumah itu dulu memang bekas rumah orang2 belanda yg memiliki jabatan di pabrik gula ini.
namun, yg bikin gw merinding adalah, semua rumah itu sudah kosong bertahun2, tidak di tinggali lagi, bahkan hingga saat ini, dan cerita dari mulut ke mulut, kabarnya, banyak yg pernah melihat, seseorang berdiri di kaca, menatap kosong jalanan, ketika seseorang melintas, mereka, melihat. Orang Belanda lengkap dengan pakaian khas mereka. tersenyum, menyambut siapapun yg lewat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Para Penghuni Pabrik Gula ( Bagian 1 )
TerrorSesuai janji gw tempo lalu, kalau gw bakal ulas semua penghuni pabrik gula sebelah desa gw. sebelum gw mulai gak ada salahnya kalau kalian melihat sekeliling kalian, karena bisa jadi, kalian tidak sendirian menikmati sajian cerita gw malam ini. inga...