Kamis,12 Maret 2020
Sabtu, 19 Juni 2021 (Revisi)Happy Reading ;)
Diharap vote dulu.
_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_
Cahaya mentari menyinari kamar Faella yang jendelanya hanya dilapisi gorden tipis. Sinar terang itu mengganggu Faella yang sedang bergelut dengan dunia mimpinya. Rasanya ia masih ingin berleha-leha di kasur dan kembali tidur.
“Cahaya meresahkan. Aku masih mengantuk.”
Membalikkan posisi tidurnya, dirinya dibuat bingung saat tangannya tak sengaja mendapati benda asing di samping tempatnya tidurnya.
Masih dengan keadaan mengantuk, Faella mengambil benda itu dan mengangkatnya ke depan mata.“Hah? Celana? Kok?”
Melihat ke sekelilingnya, Faella dibuat terdiam.Bagaimana perasaan kalian saat melihat kamar yang semua rapi kini berubah seperti kapal pecah?
A. Menyelidiki penyebabnya.
B. Menatanya kembali tanpa banyak ba-bi-bu.
C. Lari ketakutan.
D. Balik tidur sajalah.
Faella memilih opsi E, yaitu bengong.
Selimut yang digunakan Faella untuk tidur sudah terjatuh di lantai. Pakaian yang semula berada di lemari kini tersepah berantakan di atas kasur. Lali meja rias yang semula tertata rapi kini barang-barang di atasnya sudah berserakan mengenaskan.
Mungkin... hanya maling? Haha, iya mungkin hanya maling.Tetapi tidak mungkin.
Rumah ini berada di perumahan elite. Terdapat 2 penjaga sekaligus yang berjaga di depan pagar rumah. Lagi, masih ada banyak satpam yang berpatroli di sekitar perumahan setiap malam. Jadi, opsi dirinya kemalingan tidaklah masuk akal.
Lagi pula, barangnya sama sekali tidak ada yang hilang.
Seketika Faella merinding.
“Ini rumah ‘aman’ kan ya?” lirih Faella sembari menelisik setiap sudut kamar.
Sejujurnya, Faella kurang percaya dengan yang namanya hantu. Misal memang benar ada hantu, ia tak mengganggu hantu itu. Jadi untuk apa hantu itu mengganggunya.
Permisi, hantunya gabut, ya?
Tapi karena masih penasaran, ia turun ke bawah untuk menanyakan hal ini pada Papanya yang berada di meja makan.
“Papa, semalam ada yang masuk kamarku?" tanya Faella
Papa Faella menatap putrinya yang baru turun dengan alis mengerut.
“Tidak, memang kenapa?"
“Ah, tidak apa-apa.”
“Ya sudah, mending kamu mandi. Habis ini kita sarapan.”
"Oke.”
Faella menaiki tangga menuju kamar dan mulai membereskannya. Gadis itu tidak menyadari jika sedari tadi ada sosok yang terus memperhatikannya.
"Ini baru permulaan."
_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*
"Bagaimana menurutmu tentang rumah baru ini?"
Faella yang tengah memakan sarapannya terhenti. Dirinya tak terlalu menyukai rumah ini karena kejadian tadi pagi. Tapi tidak mungkin juga jika ia mengatakan itu pada Papanya.
"Faella suka. Rumahnya besar dan bagus."
“Oke. Papa sudah mendaftarkan kamu di SMA sekitar sini. Mulai besok kamu bisa berangkat sekolah.”
Faella melanjutkan makannya dengan keadaan hening. Setelah selesai sarapan, Papa Faella berpamitan untuk berangkat kerja.
“Papa berangkat. Jika butuh bantuan, di belakang ada pembantu baru kita namanya Bi Narsih.”
“Iya, Pa. Sampai bertemu nanti malam.”
Nanti malam, iya. Karena Faella yakin jika Papanya pasti akan pulang larut malam.
Papa Faella hanya tersenyum mendengar jawaban putrinya. Ia melangkah keluar dan berjalan memasuki mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonely Ghost [REVISI]
Fantasy[Fantasi & Romance] [REVISI] Karena kedua orang tuanya bercerai, Faella harus ikut pindah rumah bersama sang Ayah. Rumah baru yang mereka tempati sangat luas jika hanya dihuni oleh mereka berdua. Awalnya, semuanya memang berjalan seperti biasa. Tap...