"Renjun~aa bangunlah," pemuda yang dipanggil itu membuka matanya. Renjun kemudian menatap gadis yang duduk di sampingnya, "apakah aku terlalu lama tertidur?" gadis itu tersenyum sambil menggeleng perlahan.
Renjun memperhatikan sekitarnya, sedikit heran mengapa tiba-tiba dia bisa berada di tempat yang menurutnya sangat asing.
"Soyeon~aa kita dimana?" gadis itu masih tersenyum manis sambil memainkan mawar putih yang berada di tangannya, "menurutmu?" Renjun kembali memperhatikan sekitarnya mencoba mengingat dimana ia berada sekarang.
Taman, ya Renjun mengingat tempat ia berada sekarang adalah taman, tempat ia dan Seoyeon, sahabatnya itu menghabiskan waktu di kala mereka senggang. "Taman? hanya saja sepi dan tenang, tidak biasanya yang selalu ramai" Renjun menjawab dengan ragu.
Gadis itu tersenyum dan kemudian mengangguk "bukankah kau menyukai ketenangan seperti ini?" lagi, Soyeon kembali menjawab pertanyaan Renjun dengan pertanyaan.
Cukup lama mereka terdiam. Ya, hanya Renjun yang terdiam, berbeda dengan Seoyeon yang masih asyik memainkan mawar putih di tangannya yang entah didapat dari mana.
Soyeon berdiri kemudian meninggalkan Renjun yang masih kebingungan dengan situasi yang di hadapinya sekarang.
"Soyeon~aa, kau mau kemana?" Renjun menyusul gadis yang belum terlalu jauh meninggalkannya itu. "Renjun, aku harus pergi, maafkan aku, dan kau tidak seharusnya berada disini" Renjun kembali kebingungan atas pernyataan yang di utarakan oleh gadis itu.
"Kembalilah Renjun, kau harus kembali" Renjun mengernyit heran "apa maksudmu? aku tidak mengerti" Renjun berniat menghampiri Soyeon lebih dekat lagi, meminta penjelasan dari apa yang di katakan gadis itu.
Pergerakan Renjun terhenti oleh cahaya silau yang berada di depannya, bahkan Soyeon sudah hilang dari pandangannya terhalang oleh cahaya tersebut.
Renjun berusaha berjalan mendekati, tapi cahaya silau itu benar-benar menghalangi pandangan Renjun. "Soyeon, Ya! Byun Soyeon!" nihil Soyeon benar-benar telah jauh meninggalkannya, samar-samar Renjun mendengar suara yang memanggilnya dari kejauhan, Renjun berusaha melihat siapa orang itu, tapi pemandangannya tetap di tutupi oleh cahaya silau tersebut.
***
Renjun membuka matanya perlahan, berusaha menyesuaikan dengan cahaya yang masuk ke matanya, Renjun melihat ke sekitar untuk mengetahui dimana ia berada sekarang.
Rumah sakit. Renjun tau ini adalah rumah sakit, bau obat-obatan langsung masuk ke penciumannya, dan beberapa alat medis terpasang di tubuhnya.
Renjun menoleh ke arah pintu melihat seseorang yang baru saja masuk ke dalam ruangan yang di tempatinya, "sayang, kau sudah sadar, syukurlah, eomma akan panggilkan dokter".
"Eom.. ma.." Renjun berusaha untuk memanggil eommanya, namun nihil, eommanya sudah keluar dari ruangan, sepertinya Renjun belum mempunyai tenaga hanya untuk sekedar memanggil eommanya itu.
***
Renjun melihat jauh keluar melalui jendela kamar tempatnya di rawat, terlalu banyak yang di pikirkan oleh pemuda itu.
Berdasarkan cerita yang ia dengar dari ibunya, ia mengalami kecelakaan mobil yang sangat parah, sehingga membuatnya koma selama 6 bulan, dan juga telah merenggut nyawa Byun Soyeon sahabatnya.
Ya, Renjun mengingat semua kejadian itu, dan semua penyesalannya. Andai saja waktu itu ia mendengarkan apa yang di katakan sahabatnya itu, mungkin tidak akan berakhir seperti sekarang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Regrets [Huang Renjun]
FanfictionPenyesalan selalu datang terlambat, jangan sampai kau menyesalinya. Karena saat kau menyesalinya semua itu hanya sia-sia.