"Ada yang tau kenapa air laut itu asin?" tanya Bu Lily kepada muridnya yang terlihat sudah bosan.
"Saya Bu." Seorang siswa mengangkat tangannya.
"Ohh iya silahkan Kenan!"
"Ehhmm ... gini Bu, kan di laut banyak Ikan, nahh Ikan itu berenang terus kan Bu?" tanya Kenan menggantung pertanyaannya.
Bu Lily mengernyitkan alisnya, merasa ada yang ambigu terhadap pertanyaan murid satunya ini.
"Karena terus berenang, ikan itu pada kecapean, terus berkeringat. Jadi air laut asin karena keringat Ikan Bu," lanjutnya menjelaskan, membuat semua heboh dengan pernyataan yang absurd namun terpikir oleh logika itu.
"HAHAHAHA ...." gelak tawa menggema di kelas XII Ips-2.
"Diaaaam!" ujar Bu Lily sedikit menyentak, membuat semuanya menjadi hening kembali. "Apa hubungannya sama keringat Ikan Kenaaaan?" tanya Bu Lily sedikit geram.
"Ibuuu, apa hubungannya air laut sama pelajaran Sosiologi? Kita harusnya bahas tentang sosial Bu, bukan air laut. Gimana sih?" ucapnya santai membuat emosi Bu Lily meningkat.
"Ya Ibu sengaja biar pengetahuan kalian luas!" tegas Bu Lily kesal.
Semua murid memutar bola mata malas.
Mata bu Lily menangkap satu sosok murid yang tengah meringkuk nikmat dengan kepala yang dihalangi oleh kedua tangannya. "Itu siapa yang tidur di jam pelajaran saya?" tanya Bu Lily lebih keras.
"Psttt Sa, Aksa bangun! Bu Lily ke sini," bisik teman sebangkunya sambil menyikut Aksa, namun nihil Bu Lily sudah terlanjur menghampirinya.
"Aksa Delvin Arion!" kata Bu Lily menekan setiap nama Aksa. Sedangkan Aksa sendiri hanya menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.
"Kenapa Bu?" tanya Aksa watados.
"Kenapa tidur di jam pelajaran saya?" Bu Lily berucap keras menekan setiap kata.
"Saya ngantuk, ya saya tidur lah," jawab Aksa santai dengan ekspresi wajah yang sama seperti biasa. Datar.
Semua murid yang mendengar jawaban yang dilontarkan Aksa mengulum mulut menahan agar tidak tertawa, terutama kaum hawa. Sedangkan Kenan mengacungkan dua jempol bangga sambil berucap, "MANTAP GAN."
Bu Lily menggertakan giginya. Melirik sekilas ke arah Kenan dengan mata tajam siap menghunus siapa saja. Ia bingung dengan murid satunya ini, sangat suka sekali membuat Gurunya jengkel, ditambah Aksa. Double people crazy jadinya.
"Baiklah saya sudah sangat lelah berdebat saat ini. Untuk hukumannya, kamu sekarang juga pergi ke kelas XI Mipa-4," ujar Bu Lily sangat marah. "Dan kamu juga Kenan!" Tunjuk bu lily kearah Kenan yang menampakkan wajah sumringah. Sedangkan Bu Lily hanya menggelengkan kepala lelah.
"ASYIAAAP." Kenan berucap semangat seolah mendapat lotre dari jajanan lima ratusan.
Lain halnya dengan Aksa, ia masih menampakkan wajah platnya. "Yaelah Bu, ngapain ke kelas XI Mipa-4?" tanyanya malas.
"Cepat Aksa Kenan!"
"Oke Bu. Ayo gan ke kelas XI, kita kerdusin adek adek manis," ujar Kenan membuat semuanya tertawa, merasa terhibur dengan sifat Kenan yang sangat aneh, seaneh alien yang tinggal di planet pluto.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Styrofoam Boy (On Going)
أدب المراهقين[Harap follow akun author terlebih dahulu!] Sikapmu tak terduga. Membuatku merana. Tanpa kata, kau berhasil meruntuhkan pertahanan diriku. Sikapmu, tanpa sadar membuatku membuka pintu hati. Kuharap, takan ada sikap menyakitkan yang membuat terpuruk...