1. Ineffable Nine

19 3 0
                                    

INEFFABLE adalah kata sifat yang berarti terlalu hebat dan luar biasa untuk digambarkan dengan kata-kata. Itulah kata yang sangat cocok untuk mereka. Para lelaki tampan dan kaya yang menjadi idola sekolah nya. Mereka juga mempunyai prestasi, tidak hanya modal ketampanan. Mereka terkenal di seluruh sekolah. Semua gadis menyukai dan mengidolakan mereka. Tapi tidak ada satu pun gadis yang berhasil mendapatkan hati mereka. Entah apa yang membuat hati mereka luluh. Mereka bisa dibilang artis lokal karena mereka juga terkenal satu kota. Mereka juga sering dance dan mempunyai fans dari berbagai daerah.

Mereka sedang menarikan tubuhnya. Iringan musik mengiringi gerakan mereka. Gerakan mereka sangat kompak satu sama lain. Mereka juga pantas dijuluki King of Grup. Tapi mereka tidak mengikuti program grupscholling kemaren karena mereka terlalu sibuk dengan dance. Mereka kemaren mengikuti lomba dance. Dan akhirnya mereka berhasil membawa piala juara pertama lagi dengan membawa tambahan uang yang jumlahnya tidak sedikit. Mereka pikir itu sudah lebih dari cukup untuk mereka. Biarkan grup lain yang memenangkan grupscholling itu. Dan mereka memberikan kesempatan itu pada Pulchra. Grup wanita yang sangat dekat dengan mereka karena Evelyn pacar Reza dan Tasya sahabat Aditya.

Mereka sudah berlatih berkali-kali. Sampai akhirnya mereka beristirahat dan duduk di tepi ruangan itu. Ruangan yang mereka buat khusus untuk latihan dance. Ruangan yang mereka rancang berwarna putih dan dipenuhi kaca di sekelilingnya. Kaca itu berfungsi untuk mempermudah mereka saat latihan. Mereka bisa melihat gerakan mereka dari pantulan kaca. Ruangan itu berada di dalam rumah Reza Adnan,Leader Ineffable. Karena kebetulan rumah Reza yang sangat dekat dengan sekolah jadi mereka bisa latihan sambil memantau keadaan sekolah.

Tasya memberikan sebotol minuman pada Aditya. Aditya Ravindra cowo keren idaman para gadis di sekolah. Bertubuh paling kecil di antara yang lain. Tapi nyalinya sangat besar. Ia juga merupakan anggota Ineffable yang disiplin. Ia akan kesal jika ada salah satu anggota nya yang tidak tepat waktu saat latihan. Orang yang kocak dan ceria saat bersama orang yang dikenalnya. Seperti sekarang ini Aditya tersenyum pada gadis di depannya. Gadis yang sudah ia kenal selama lebih dari 10 tahun.

"Makasih sya" ujar Aditya.

"Dit pulang bareng sama gue gimana? Gue gak ada temen soalnya Evelyn sama Reza" kata Tasya.

"Yaudah tapi nanti gue yang bawa aja, ehh kita sekalian nongkrong di tempat biasa aja gimana?" tanya Aditya.

"Hmm bolehhh" jawab Tasya setelah terlihat berpikir sejenak.

"Ehh guyss" Panggil Fikri pada teman-teman nya. Fikri penyuka pink. Tidak mau diam dan banyak tingkah itulah julukan yang cocok untuknya. Tapi memang semua anggota Ineffable tidak ada yang pendiam. Tidak ada dalam sejarah.

Mereka semua menoleh saat dipanggil oleh Fikri.

"Kalian tau Mellifluous?" tanya Fikri.

"Mellifluous?" tanya Reza balik.

"Ohh iya tau, kenapa emang?" sahut Sagar.

"Program grupscholling kemaren yang menang Mellifluous" kata Fikri sambil memandang handphone nya.

"Loh bukan nya?" tanya Reza sambil menunjuk Evelyn dan Tasya.

"Kita kalah Za, emang Mellifluous yang menang maaf kita belum sempet cerita" kata Tasya.

"Ohh yaudah gapapa menang atau kalah itu hal yang biasa kok" kata Putra. Putra yang terkenal akan menjadi dingin jika bersama wanita.

"Lagian gue juga gak percaya kalo kalian menang kalian bisa bikin kegiatan itu dengan bener" Ujar Kevin sambil tertawa. Anggota yang merasa bahwa dirinya paling tampan. Dan selalu menggoda dan membuat para gadis di sekolah nya histeris karena tingkah nakal nya.

"Kampret ya lo Vin" kata Evelyn sambil melempar botol minuman kosong ke arah Kevin.

Benar apa yang di katakan Kevin. Pulchra ingin menang dalam program itu hanya karena ingin terkenal dan ingin mengalahkan Mellifluous. Pulchra selalu saja gemas ingin mengalahkan Mellifluous. Tapi tidak pernah berhasil. Mereka jengkel karena selalu saja kalah dengan para gadis yang usia nya di bawah mereka.

"20 menit lagi masuk, kita ke kelas kuy lanjutin di kelas aja" kata Reza.

"Cey gimana?" Tanya Aditya memikirkan Cey yang tidak ikut latihan kali ini.

"Nanti gue chat dia aja suruh nyusul " kata Fikri.

Mereka semua langsung menuju kelas.
Di lorong mereka tentu menjadi pusat perhatian para gadis. Mereka hanya bisa tersenyum sambil berjalan dengan keren.

Ganteng banget ya ampun

Cogan lewat nih

Ya ampun jodoh gue tuh

Ya ampun kakak gantengg

Itulah kata-kata dari para gadis yang mereka dengar.

"Guys mereka bilang ganteng ke siapa sih? Emang kita udah gak ganteng lagi yah di mata mereka?" Tanya Dhian dengan wajah polosnya saat mereka sudah menjauh dari para gadis itu.

"Lo pas pembagian otak ikut ngantri gak sih?" tanya Fauji yang mulai kesal.

"Emang kapan pembagian otak? Kok gue gak tau sih?" Tanya Dhian. Jika berbicara dengan Dhian membutuhkan banyak kesabaran karena terkadang otak nya terbatas.

"Aduh ya ampun gak ada yang bener banget deh, gini yah Dhi mereka itu bilang ganteng ke kita lah emang ada yang ganteng selain kita?" Tanya Kevin dengan percaya diri.

"Kita ke kantin dulu kuy" kata Fauji.

"Bolehh" jawab Reza.

Di kantin semua meja sudah terisi penuh. Mereka bingung harus berbuat apa.
Evelyn maju dan menghampiri para gadis yang ternyata adalah Mellifluous.

"Heh lo!" kata Evelyn sambil menunjuk mereka.

"Lo lagi? Ngapain kesini lagi?" tanya Aziah.

"Belum selesai juga makan nya? Lelet amat sih" Sindir Evelyn.

"Kalo kita lelet apa urusan nya sama lo?" tanya Anna.

"Ya ada lah orang lain juga mau makan kali bukan lo doang!" kata Evelyn.

"Ya terserah kita lah mau lama atau gak, orang lain aja gak ada yang komentar kenapa lo dateng dan tiba-tiba komentar gitu?" ucap Lily.

"Ya mereka gak berani komentar karena lo semua itu serem bikin mereka takut" kata Evelyn sambil menahan tawa.

"Apa lo bilang!" kata Dwi sambil memukul meja.

Evelyn hanya tersenyum sinis.

"Lyn udah lah gapapa kita bisa makan nya nanti aja kok" kata Reza datang bersama anggota Ineffable lain.

"Masih ada tempat kalo kalian mau duduk ya duduk aja, kita masih mau makan" kata Febby mencairkan keadaan.

Akhirnya mereka duduk bersama.

"Haii kak!" Kata Anna sambil tersenyum pada Dhian.

"Haii" jawab Dhian sambil tersenyum juga.

"Kalian mau pesen apa?" Tanya Aditya.

"Samain aja kaya lo" kata Reza. Akhirnya Aditya bangkit berdiri dan memesan makanan.

"Ehh Cey mana lama amat sih?" Tanya Fikri.

Kevin menggidikkan bahu nya. Ia melihat 2 perempuan cantik lewat di hadapannya.

"Heyy cantikk, mau kemana?" goda Kevin.

Gadis yang digoda hanya tersenyum malu dan menundukkan badannya lalu melanjutkan berjalan lagi.

"Kebiasaan emang lo! Gak cape apa?" Tanya Putra.

"Cape? emangnya Kevin abis ngapain?" Tanya Dhian.

"Au ah gelap" kata Putra.

"Ini masih pagi Put jadi masih terang tuh liat" tunjuk Dhian ke luar.

Tiba-tiba Jian menghampiri mereka.

"Dwi gue mau ngomong sama lo!" Kata Jian.

"Apa lagi sih Jian? Lo mau ngomong tentang yang kemaren?" Sinis Dwi.


\-Bersambung\-

Mellifluous Ineffable {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang