Pagi ini Tay berangkat kerja dengan wajah yang kelam, tidak secerah biasanya. Bahkan dia hampir saja menabrak kendaraan lain, jika saja tidak menginjak rem tepat waktu. Ia benar-benar kehilangan fokusnya bahkan disaat matahari masih belum berada diatas kepala. Semua ini berawal dari kejadian kemarin sore dibelakang rumahnya, saat dirinya memergoki obrolan Newwie dan Jane melalui sambungan telefon, yang kemudian berlanjut menjadi pertengakaran antara keduanya.
"mungkin saja kau masih mencintai Gun segila Tay Tawan 10 tahun yang lalu"
Tay memandang tak percaya pada Newwie "kau menuduhku berselingkuh?"
New diam.
"kau berfikir kalau aku masih mencintai Gun dan mencoba berselingkuh? begitu?" suara Tay meninggi. "apa kau punya bukti untuk itu, New?"
New masih tetap diam.
"kau bahkan tidak menjawabku? tapi kau bisa menuduhku?" Tay berjalan mendekat pada New, sementara suaminya melangkah mundur. "katakan padaku, kenapa kau menuduhku begini, New?" Tay semakin menghapus jarak diantara keduanya dan New terus menghindari, ia bahkan menunduk tak menatap Tay.
"katakan padaku, apa yang kau pikirkan? aku tak mengerti dirimu!" desis Tay tepat didepan wajah suaminya. New tak dapat menghindari, punggungnya sudah menabrak tembok yang dingin. Sedingin tatapan Tay padanya saat ini.
"aku benci padamu Tay, sangat benci" desis New pelan, tapi Tay dapat mendengarnya. Ia tidak memberikan respon apapun pada New selain mempertahankan tatapan dinginnya.
"apa pernah dirimu mengatakan cinta padaku, seperti yang kau lakukan pada Gun?" tanya New berbisik.
Mata Tay membola terkejut "maksudmu?"
New tertawa lirih, Tay bisa mendengarnya. Ada rasa sakit yang terselip disana, bukan tawa yang biasa ia dengar saat sedang bercanda dengan New. Ini adalah tawa paling menyakitkan yang pernah didengarnya.
"New..."
New mengangkat kepalanya, mengarahkan iris cokelatnya untuk menatap pada Tay "aku terus berusaha mengingat kapan kau memanggil namaku dengan lembut, dengan mendamba, tapi rasanya tak pernah"
Ada aliran bening yang membasahi pipi putih itu, New menangis.
"aku tahu, diriku tak akan pernah bisa menang dari Gun meski seberapa keras pun ku mencoba. Bahkan setelah dua belas tahun berlalu, kau masih sama mencintainya, kan? aku membencimu dan Gun, sangat" lanjut New.
"New..." Tay gagap, ia ingin berkata namun lidahnya terasa kelu.
"kenapa? ingin mengelak?" New tertawa meremehkan. "aku masih ingat dengan jelas saat kau menyebut namanya berulang kali waktu itu, bagimana dengan penuh damba kau memanggil nama Gun. hahaha, bahkan saat kau mabuk pun yang ada didalam ingatanmu adalah dirinya, aku benar-benar tak ada artinya, kan?"
Tay mematung pada tempatnya, raut wajahnya menggambarkan keterkejutan dan rasa tak nyaman.
New menunjukkan senyum mengejek dan menatap rendah pada Tay "mengelaklah jika kau tidak salah, katakan padaku jika yang kudengar bukan nama Gun, katakan padaku jika yang kau cintai adalah aku, Tay. KATAKAN!" New berteriak histeris didepan wajahnya, penuh dengan air mata yang menggambarkan luka hati yang dalam.
Pertengkaran sore itu berhenti sampai disana karena kedatangan Nanon dan Frank yang terkejut mendengar teriakan orang tuanya. Setelah itu, keduanya sama sekali tidak berbicara bahkan sepatah kata pun.
Saat makan malam New tetap melayaninya dan mengobrol dengan ketiga anaknya seperti biasa, namun tidak ada tatapan hangat untuk Tay. Hingga saat tidur malam pun, New memilih untuk tidur di kamar Pluem dengan alasan menemani si sulung belajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[DIVORCE]
Romansa"Aku masih mencintaimu, namun hatiku tidak bisa merasakan kehangatan lagi darimu, apakah yang terjadi pada kita?" - Gun Atthaphan "Cinta itu pernah ada, tapi entah kemana sekarang dia pergi. jadi lebih baik kita berpisah daripada harus saling menyak...