Nasib baik ibu nessa

71 5 0
                                    

"Cilla." Panggil keylla.

"Ya kak?." Balas cilla yang berada di pangkuan nessa.

"Cilla mau sekolah?." Tanya keylla.

"Mau kak mau!" Sahut cilla semangat.

"Oke, sekarang kita ke mall ya! Kita beli peralatan sekolah sama kebutuhan sekolah cilla" Ujar keylla.

Cilla yang memang tidak mengerti apa-apa hanya mengangguk mengiyakan saja. Nessa menatap keylla yang duduk disebelahnya "nak ibu rasa tidak perlu, kalian sudah banyak membantu ibu dan cilla." Tolak halus Nessa, Nessa tidak enak baru kenal sudah banyak merepotkan.

"Bu pendidikan itu penting, dan cilla harus mendapatkan itu." Kini syaqila yang berbicara, keylla mengangguk menyetujui.

"Tapi nak, ibu tidak enak."

"Bu nggak apa ko, lagian cilla ini udah kita anggap sebagai adik kita ko dan masalah biaya sekolah bu nggak perlu khawatir itu biar saya yang tanggung." Ujar keylla tersenyum kecil.

Nessa meneteskan airmata, ia menangis, ia terharu, nasib baik bertemu dengan dua gadis yang sangat baik hatinya.

"Ibu, ibu kenapa? Ibu ngga boleh nangis." Cilla mendongak menatap sang ibu, cilla mengusap air mata yang mengalir di pipi nessa.

"Maafin ibu cilla hiks, ibu belum bisa jadi orang tua yang hiks baik buat kamu hikss." Cilla yang tidak mengerti apa-apa hanya nurut dan diam ketika tubuh mungilnya didekap nessa.

Syaqila dan keylla menatap haru ibu dan anak itu, ya. Di dunia ini memang tidak semua manusia mempunyai hidup yang enak serta berkecukupan. Dan di dunia ini juga masih banyak lagi manusia yang tidak mempunyai hidup enak serta berkecukupan seperti nya. Syaqila sadar, oleh sebab itu ia rela menghabiskan uang tabungannya hanya untuk membantu orang, secara berlebihan pun tak apa asal ia bisa membantu orang tersebut. Karna bagi syaqila sebagian harta yang ia miliki itu juga adalah harta orang lain yang secara tidak langsung orang itu miliki.

Mereka sedang berada di taksi online yang keylla pesan tadi, niat mereka ingin pergi ketempat rumah baru nessa, harus tertunda karena mereka harus mampir ke sebuah mall yang ada dijakarta untuk membeli kebutuhan serta alat tulis sekolah untuk cilla. Cilla akan masuk taman kanak-kanak.

"Pak kita kemall dulu aja ya." Ujar syaqila, bapak taksi online itu hanya mengangguk.

🐰

Setelah membeli kebutuhan sekolah, dan mengantar kan nessa dan cilla kerumah baru, kini syaqila sudah sampai di dirumah mewah milik kedua orang tuanya, ia membuka pintu rumah dan mengucap salam "assalamualaikum." Salam syaqila, syaqila berjalan kearah ruang tengah dan syaqila bisa melihat bunda serta ayahnya sedang berduduk disofa.

Syaqila menghampiri zefanya dan aldo, mencium tangan kedua orang tuanya, kemudian duduk di sebelah zefanya.

"Syaqila." Panggil aldo, Syaqila yang menunduk mendongak menatap sang ayah

Aldo menatap putrinya dengan tatapan yang sulit diartikan "sya apa benar kamu membeli rumah minimalist yang om doni sedang jual?" Tanya aldo dengan tenang. Ya doni papa keylla menelfon aldo beberapa menit yang lalu, doni berkata bahwa syaqila ingin membeli rumah yang doni sedang jual, aldo sebagai ayah jelas terkejut dengan aksi anak bungsunya itu. Pertanyaan aldo sekarang. Untuk apa, dan untuk siapa rumah itu? Harga 300jt? Hey! 300jt! itu uang yang tidak sedikit, dan syaqila ini masih anak pelajar, masih kelas 11 pula. Dapat dari mana uang sebanyak itu? Tabungan? Aldo ragu kalau syaqila mempunyai tabungan sebanyak itu.

"Untuk apa dan untuk siapa sya?" Tanya aldo.

Syaqilaa diam tidak menjawab, zefanya mengusap sayang kepala syaqilaa "sayang, jawab pertanyaan ayah untuk apa kamu membeli rumah itu? Dan dapat dari mana kamu uang sebanyak itu? Kamu tahu kan uang 300jt bukan uang yang sedikit." Tanya zefanya lembut.

s Y a Q i L a Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang