Pagi hari Fikri dan Lily sudah sampai ke sekolah. Mereka sedang bersiap untuk turun dari mobil. Tapi pemandangan di hadapan mereka membuat mereka terdiam dan menatap nya bingung.
"Apa lagi sih Kak!" Kesal Dwi sambil melepaskan tangan nya yang digenggam oleh Jian.
"Gue minta maaf Dwi!" Kata Jian.
"Harus berapa kali gue ngomong sama kakak kalo gue udah maafin!" Ujar Dwi.
"Apa kita gak bisa balik lagi kaya dulu?" Tanya Jian.
"Kakak gila? Setelah apa yang kakak lakuin kemaren kakak masih mau balik lagi sama gue?" Tanya Dwi.
"Gue minta maaf Dwii!!" Kata Jian sambil terus menarik tangan Dwi dan membuat Dwi kesakitan.
"Lepasin!! Sakittt!" Ujar Dwi.
"Gue gak akan lepasin kalo lo belum maafin gue" kata Jian.
"Gueee udah maafin kok!!" Bentak Dwi kesal.
"Tapi lo harus balik lagi sama gue!" Ujar Jian.
"Gue gak bisa" kata Dwi.
"Kenapa? Lo pacaran sama Aditya sekarang?" Tanya Jian.
"Kalo iya kenapa? Ada masalah apa?" Tanya Aditya tiba-tiba datang dan menatap nya dingin.
"Ohh jadi ini pacar lo?" Tanya Jian dan tiba-tiba
Bug!
Jian memukul wajah Aditya.
"Kak! Cukup!" Kata Dwi sambil mencoba melerai mereka.
"Cukup lo bilang? Ini cukup?" kata Jian dan mencoba memukul Aditya lagi.
Bug!
Aditya berhasil meninju wajah Jian saat Jian sedang berbicara dengan Dwi.
Mereka akhirnya berkelahi. Dwi yang menyaksikan sudah mencoba mencari pertolongan untuk membantu melerai mereka.
Sampai akhirnya Ryan dan Rendy, teman Jian datang dan mencoba melerai mereka.
"Jian! Udah kita bicarain ini baik-baik" kata Rendy. Sahabat Jian dan Ryan.
Rendy dan Ryan membawa Jian pergi dari sana.
Dwi segera menghampiri Aditya dan membantu nya bangkit.
"Kak lo gapapa?" Tanya Dwi khawatir.
"Gapapa" jawab Aditya sambil memegang dagu nya yang luka.
"Makasih ya kak udah mau ngebela gue di depan Kak Jian" kata Dwi.
"Gue juga minta maaf sama lo soal kejadian di kantin gue...." ucapan Aditya menggantung di udara.
Jauh di dalam benaknya, Aditya masih menyesali takdir. Kenapa masa lalu itu datang kembali di hidupnya saat ia sudah hampir berhasil melupakannya. Sampai akhirnya ia terpaksa melakukan itu di depan semua orang agar tak ada satu pun orang yang mengetahuinya.
"Iya kak gapapa gue ngerti,gue juga minta maaf udah ngakuin lo sebagai pacar gue di depan Jian" kata Dwi.
"Gapapa" ujar Aditya.
"Makasih kak" ucap Dwi.
"Sama-sama" kata Aditya sambil tersenyum.
"Ayo kak gue bantu obatin luka nya kita ke uks" kata Dwi. Aditya mengangguk. Mereka pun ke uks.
Di Uks Dwi mencoba mengobati luka Aditya pelan-pelan.
"Kak bukan nya Jian temen lo ya?" Tanya Dwi sambil mengompres kain.
"Dia udah bukan temen gue lagi" jawab Aditya.
"Loh kenapa? Gara-gara kejadian di kantin ya?" Tanya Dwi ragu.
"Bukan kok emang sebelum kejadian itu juga hubungan gue sama dia udah renggang-Awww!" Ringis Aditya saat Dwi mencoba mengobati luka nya.
"Ehh maaf kak,gue minta maaf ya udah-" ucapan Dwi terpotong.
"Udah gapapa,emang udah takdirnya aja kali" ujar Aditya.
Tanpa mereka sadari dari tadi ada dua orang yang memperhatikan mereka dari luar.
Seorang wanita memperhatikan Dwi dan Aditya. Ia merasa aneh dengan sikap Aditya yang berubah seketika. Bukankah Aditya membenci dan membentak Dwi tapi kenapa sekarang Aditya malah sangat baik kepada Dwi. Ia juga merasa tidak suka melihat Dwi dan Aditya berduaan seperti itu.
Ia lalu berbalik badan dan berniat berjalan tapi langkahnya terhenti karena ada seorang pria bertubuh tinggi besar tepat di hadapannya.
"Kak Jian?" Panggil Wanita itu sambil menengok ke atas karena perbedaan tinggi badan mereka yang jauh.
"Nan lo ngapain disini?" Tanya Jian heran.
"Tadii guee cuma kebetulan lewat aja kok, Kak Jian ngapain disini?" Tanya Nanda balik.
"Gue juga kebetulan lewat" kata Jian sambil terus memandang ke dalam uks.
Nanda merasa aneh dengan sikap Jian ia mengernyitkan keningnya dan menggelengkan kepala nya. Ia lalu berniat ke kelas dan melangkahkan kakinya.
"Dwi mantan Aditya, mereka pernah pacaran" ujar Jian membuat Nanda memberhentikan langkahnya. Ia menoleh dan menatap Jian yang masih menatap ke dalam uks.
"Kak tau dari mana?" tanya Nanda.
"Dwi pernah cerita sama gue, dia juga jujur sama gue kalo dia masih sayang sama Aditya begitu pun sebaliknya".
"Dan kakak ngebiarin itu terjadi?" tanya Nanda.
"Gue gak bisa ngelakuin apa-apa Nan, lo tau kan perasaan seseorang itu gak bisa di paksa" ucap Jian balik.
Dalam benaknya, Nanda masih bingung mengapa Dwi tidak pernah bercerita pada nya atau pada teman-teman yang lain mengenai hubungan Dwi dan Aditya di masa lalu.
"Tapi aku masih heran kak" kata Nanda.
"Heran kenapa?" Jian mengernyitkan keningnya bingung.
"Di depan semua orang Kak Aditya bersikap seolah-olah benci sama Dwi, tapi kalau mereka lagi berdua sikap Kak Aditya berubah jadi baik"
"Gue kan udah bilang Adit tuh masih sayang sama Dwi" terdengar hembusan nafas gusar Jian, ia lalu melanjutkan kalimatnya "Kayak lo gak tau aja harga diri Adit kaya gimana"
Jian menepuk bahu Nanda pelan lalu meninggalkan Nanda sendirian."Good luck! Gue harap lo berhasil deketin Adit" sebelum berlalu pergi, Jian menyempatkan untuk mengatakan itu.
"Hah? Kak aku gak suka sama Kak adit!!" Nanda teriak sambil menatap punggung Jian yang menjauh. Jian hanya melambaikan tangan nya sambil pergi menjauh.
Nanda menutup mulutnya saat tersadar apa yang baru saja ia ucapkan akan terdengar oleh Aditya. Ia lalu berlalu pergi menjauh dari UKS.
Memang, gadis itu tak menyukai Aditya. Sama sekali tidak. Hanya penasaran saja bagaimana hubungan Dwi dan Aditya di masa lalu.
Nanda langsung masuk ke dalam kelas menghampiri teman-teman nya.
"Guys gue mau nanya sesuatu sama kalian!" kata Nanda lalu duduk di samping Lily.
"Apaan? Tumben rempong!" ujar Aziah sambl masih menatap buku nya.
"Kalian tau kalo Dwi sama kak Aditya pernah pacaran?" tanya Nanda yang sukses membuat semua teman-teman nya terkejut.
"Serius lo? Kata siapa?" tanya Lily.
"Lah kirain gue kalian udah pada tau" kata Nanda.
"Kalo kita tau kita gak akan kaget lah Nan!" ucap Anna.
Tak lama, Dwi datang dengan senyuman mengembang di bibirnya.
"Dwi lo bahagia banget kenapa? Karena berhasil berduaan sama Kak Aditya?"
"Nan..." lirih Lily yang tak mengerti pada arah pembicaraan Nanda.
"Maksud lo apa?"
"Lo kenapa gak cerita kalo kak Aditya mantan lo?"
"Guee....."
#Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Mellifluous Ineffable {REVISI}
Romance{UPDATE MINGGU} Ketika sebuah pertemuan mengubah semuanya. Harusnya kamu tak ada waktu itu.