Sebuah persamaan sering dikaitkan akan kecocokan, layaknya hobi, kesukaan, maupun ketidaksukaan. Jika itu manusia mereka akan sengaja mengatakan itu "jodoh" tanpa berpikir Panjang dan tak berdosa. Persamaan yang mereka katakan jodoh itu berakhir dengan kata "kita. Kata persamaan bagi mereka sungguh hal yang langka sebab bagi mereka persamaan berarti kecocokan tanpa berpikir ada hal lain yang mereka pastikan. Sebab bagi mereka kecocokan itu bukan sebuah pilihan namun sesuatu yang diharuskan. Tak menerka dan berpikir Panjang, "ibarat dialah bagian hidupku yang akan memenuhi kesempurnaan" dan memberi kata-kata indah terima kasih kepada tuhan telah mempertemukan mereka.
Persamaan yang menjadi dalang kecocokan sungguh benar-benar memberi bahagia bagi mereka yang merasakannya. Berpatokan pada persamaan itu mereka akan terus meyakini bahagia yang akan selalu ada tanpa berpikir sesuatu yang buruk terjadi. Hal seperti itu membuat mereka akan lupa bagaimana caranya untuk merasakan bahwa dunia ini bagaikan roda yang kadang mereka berada di bawah dan di atas. Mereka lupa bila bahagia itu hakikatnya sementara.
Namun "sementara" itu kadang membuat mereka menganggap remeh, seakan bagi mereka bahagia itu bisa di jalani selamanya dan semakin membuat mereka menjadi sangat naif. Tak ada lagi rasa ragu bak bahagia itu sudah jadi milik mereka dan itu akan berjalan selamanya. Naif membuktikan bahwa mereka mempunyai cinta yang besar satu sama lain.
Layaknya persamaan langit dan laut yang memiliki warna yang sama, biru menjadikan mereka sangat indah dipandang dan elok disia-siakan, birunya laut tak luput dari besarnya cinta langit, seperti itulah persamaan yang menjadikan kecocokan yang indah. Sama seperti pasangan dua manusia yang bahagia dengan kecocokan mereka.
Namun seperti halnya kesementaraan bahagia, semua hanyalah menjadi perawalan bagi mereka yang menjalin hubungan. Mereka tak jauh bedanya dengan langit dan laut. Mereka akan lupa bahwa banyak hal yang akan bisa menjadi alasan untuk kehancuran hubungan mereka. Layaknya langit dan laut. Warna biru mengandaikan besarnya cinta mereka, semakin biru mereka lupa akan ada awan yang menjadi sebuah tangis dan jingga akan menjadi pemisah bagi mereka, biru mereka akan hilang menadi kelam dan hampa. Tangis langit akan terus menghujani laut. Mereka tak akan bisa lagi di tatap indah dan awan akan selalu hadir menjadi penghalang bagi langit dan laut.
Layaknya dua manusia mereka juga akan mengalami sakitnya akan kenaifan mereka, mereka lupa bahwa tuhan yang maha membolak balikkan hati, mereka lupa bosan bisa membuat cinta basi, persamaan bisa jadi perbedaan, bahagia yang bisa di jalani lama akan berubah menjadi sakit selama-lamanya, dan pertemuan akan menghadirkan perpisahan.
Perpisahan sebenarnya sudah ada di awal mereka bersama, mereka yang selalu menatap kedepan dan naif bahagia selamanya lupa bahwa perpisahan selalu mengikuti setia di belakang mereka. Dan setia yang sebenernya bukan cinta saat bersama namun sudah berpisah masih mencinta. Hanya rindu yang jadi teman mengikhlaskan, hanya rindu yang menjadi obat rasa cinta, seperti birunya laut dan langit yang menjadi arti rindu.
YOU ARE READING
naif
Short Storypersamaan yang membuat bahagia menjadikan semua kenaifan dan tak ada yang bisa menyadarkan kenaifan mereka