bab 7

62 11 4
                                    

Happy reading:)

Boleh aku pinjam bahumu sebentar? Sebentar saja tidak lama

-chintya anastasya

Pagi ini Samudra bangun lebih cepat dari biasanya. Ia lebih memilih untuk berubah mulai dari sekarang. Ia tidak akan mengganggu Rania lagi. Ia bosan jika terus menerus bertengkar dengan Rania

Samudra turun dari kamarnya menuju ruang makan untuk sarapan

Sesosok lelaki berwajah dingin itu tengah duduk di kursi kebangsaannya itu. Samudra menatap dengan pandangan tidak suka. Ia memilih mengambil sarapannya dan melahap nya dengan cepat dan pergi dari sana

"Bagaimana dengan sekolahmu? Papa dengar kamu buat ulah lagi" ujar Robert

Samudra tidak menggubris pertanyaan dari Robert. Ia memilih untuk tetap melahap sarapannya

"Kalau ada yang bertanya itu dijawab jangan diam aja" ujar Robert sambil membaca koran

"Sekali lagi saya bertanya. Haruskah saya menjawab pertanyaan seorang iblis?" ujar Samudra

"Jaga bicara kamu Samudra!!" ujar Robert dengan suara meninggi

Samudra tidak menggubris. Ia memilih meninggalkan iblis itu dibanding harus mendengarkannya

"SAMUDRA!!" teriak Robert tetapi tidak digubris oleh Samudra

*

Rania saat ini telat akibat kemacetan di Jakarta

Ia mulai risih. Waktu sudah menunjukkan bahwa sekolah sudah membunyikan lonceng sekolah

"Smoga aja mati lampu" gumam Rania. Jika mati lampu mungkin lonceng sekolah akan sedikit lebih lama:v

Rania segera turun dari angkutan yang ia naiki dan melihat kearah gerbang "mampus gue. Cepet amat nih gerbang ditutup" gumam Rania

Ia mencoba membuka gerbang itu tetapi hasilnya nihil. Gerbang telah ditutup rapat. Habislah Rania

Seorang satpam menghampiri Rania "neng Rania" ujarnya kaget

Tidak biasanya sosok Rania telat. Pak Hardi menggeleng pelan. Rania biasanya selalu datang tepat waktu

"Neng Rania kenapa telat?" ujar Pak Hardi

"Tadi ada masalah Pak"

"Aduh neng" ujar Pak Hardi

"Pak tolong dong bukain gerbangnya please" ujar Rania memohon

"Maaf neng. Ini udah lewat jam saya tidak bisa membantu" ujar Pak Hardi

"Please pak. Lagian ini pertama kalinya Rania telat pak"

"Tapi neng.."

"Buka aja pak" ujar seorang lelaki dari belakang Pak Hardi

Pak Hardi menoleh mendapati Samudra di sana

"Tapi den" ujar Pak Hardi

"Dia pacar Samu. Tenang aja nanti Samu kasih" ujar Samudra

SAMUDRA RANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang