Pengakuan untuk diri

5 2 0
                                    

Suara nikmat hujan membuatku termenung panjang. Aku memandang hujan dari balik kaca jendela kamarku.

Rasanya ada yang kurang. Rasanya ada yang berat di dada. Rasanya ada yang gatal di mata.

Apa itu? Aku tidak tahu? Aku tidak tahu atau tidak mau mengakuinya?

Rasa ada yang kurang, adalah perasaan rindu. Rasa ada yang berat adalah cinta. Rasa ada yang gatal di mata adalah menginginkan melihat wajahnyaーbegitu, kah?

Jika dihubungkan dengan pengetahuan yang kumiliki, aku kelihatan sedang rindu. Apakah aku rindu seseorang? Siapa?

Tepat saat aku bertanya 'siapa', muncul sesosok wajah yang baru aku kenal.

Clarissa.

---

Badanku terasa lembek hari ini, dan menjadi alasan untuk tidak ke sekolah hari ini. Aku mengatakan kepada orangtuaku, bahwa aku tidak bisa turun hari ini karena sakit. Orangtuaku memakluminya.

Setelah mendapat izin, aku langsung pergi ke kamar dan berbaring di atas kasur memandang jendela.

Dari balik jendela, terlihat langit sedang mendung. Gelap. Sangat gelap.

Sayang sekali, padahal masih pagi. Harusnya manusia disambut oleh alam dengan kehangatan dan semangat matahari. Tapi sayang, sekarang ia sedang tertutupi.

Tetesan hujan mulai terdengar dari luar. Tiba-tiba saja, aku merasakan sesuatu di dadaku. Rasa itu langsung berpengaruh ke seluruh tubuhku.

Dan aku bisa menyimpulkan, bahwa aku sedang rindu. Rindu seorang perempuan yang baru saja aku kenal.

Wajahnyaーlentik dan lucu matanya terbenak jelas dalam pikiranku. Senyum manisnya terbayang dan mengambil alih sarafku. Tawanya yang aku perhatikan dari jauh, berdengun kembali di telingaku.

Apakahku tertarik denga dia?

Seketika aku memejamkan mataku dengan kuat dan lama. Aku ingin memutuskan sesuatu.

Perlahan aku bangkit dari menundukkan kepala.

Sudah kuputuskan.

---

"Kenapa kamu telat Nathan? Kamu tahu ini jam berapa? Kamu sudah telat setengah jam,"

Aku hanya bisa tertunduk mendengar kata itu, dan juga kata-kata selanjutnya.

Guru piket 'memarahiku' karena aku terlambat ke sekolah. Tapi aku sudah siap dengan hal itu. Karena inilah keputusanku.

Aku tidak berniat sekolah hari ini. Tapi karena perasaan rindu yang kurasakan dan aku akui, akhirnya aku memilih berangkat sekolah saja.

Aku hanya ingin melihat wajahnya saja. Tidak banyak.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Hai.
Baca aja terus:v
Ikuti sampai tamat juga!

┻┳|
┳┻|_∧
┻┳|・ω・)
┳┻|⊂ノ  
┻┳|∪ 

cahaya alam semesta: Pengakuan AroganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang