스물일곱

43.4K 5K 1.1K
                                    

Hendery memandangi wajah Haechan yang tertidur. Saat tidur pun Haechan terlihat tidak tenang, keringat dingin membasahi dahinya yang berkerut. Prihatin? Tentu saja Hendery prihatin. Seorang kakak tidak akan membiarkan adiknya merasa terpuruk. Hendery sudah mencari Mark namun tidak dapat di temukan.

Hendery menggenggam tangan Haechan dan menepuknya pelan saat mendengar isakan dari bibir itu. Hendery tersenyum saat melihat Haechan membuka mata dan menatapnya lembut.

“Hyung? Apa hyung lakukan di sini” tanya Haechan bangkit untuk duduk.

“Apa aku tidak boleh menemuimu?” jawab Hendery tenang. Haechan tersenyum tipis mendengar Hendery mengatakan itu.

“Hyung aku ingin ke Kanada?” celetuk Haechan, Hendery tidak kaget mendengarnya, sesuai perkiraannya.

“Akan sulit Haechan dengan keadaan mu?” lirih Hendery.

“Aku baik-baik saja”

“Tidak, kau tidak baik-baik saja Haechan”

“Apa maksud hyung? Aku baik-baik saja, lihat anggota tubuh ku masih utuh dan tidak terluka sedikit pun” bantah Haechan.

“Tubuh mu memang baik-baik saja. Tapi tidak dengan hati dan pikiran mu”

Haechan tertawa pelan “Sepertinya aku sudah gila”

“Kau memang sudah gila Haechan. Kau gila karena keras kepala”

“Hyung mau menyalahkan ku lagi”

“Tidak, tidak ada yang menyalahkan mu” jawab Hendery “Kalian berdua lah yang bodoh, mungkin aku juga bodoh”

Haechan mengerutkan keningnya bingung, apa maksud hyungnya berkata seperti itu. Dan menatap Hendery yang juga tengah menatapnya.

“Seharusnya sejak awal mencari pengganti Mark untuk mu” kata Hendery mengulurkan tangannya untuk menyentuh pundak Haechan. Namun Haechan menyalah artikan dan beringsut mundur dan menyembunyikan kalungnya.

“Jangan ... jangan mengambilnya. Ini pemberian terakhir Mark”  mata Haechan memanas.

“Hei tenanglah, aku tidak akan mengambilnya” kata Hendery membawa Haechan kepelukannya “Tapi seharusnya lebih baik dulu aku menghentikan mereka. Jika tau kau akan seperti ini” lanjutnya.

“Jangan memaksakan diri. Jika kau merindukannya, aku akan membantu mu mencarinya. Tapi dengan keadaan mu yang seperti ini, akan sulit”

“Kau tahu eomma dan appa mengkhawatirkan mu. Mereka takut hal yang tidak di inginkan terjadi pada mu”

“Aku akan memberi tahu mu sesuatu” kata Hendery melepas pelukanya pada Haechan yang menatapnya penasaran.

Hendery menarik nafas dalam dan menghembuskannya pelan “Tapi berjanji kau harus lebih baik” Haechan mengangguk sebagai jawaban.

“Kau tahu, seharusnya Mark sudah meninggal saat itu. lukanya sangat parah” Haechan menatap Hnedery tidak percaya.

“Bahkan kau orang yang mencintainya pun tidak percaya” kata Hendery dengan tawa kecilnya.

“Alasan kenapa Mark meinggalkan mu karena penyembuhan kan, kau tahu luka apa yang di terimanya?” tanya Hendery lagi, Haechan menjawab dengan gelengan.

“Pukulan di kakinya mengakibat tulang keringnya retak” kata Hendery menjeda kalimatnya untuk melihat ekspresi tekejut Haechan.

“Dari mana hyung tahu?”

“Setelah appa dan eomma mengirim mu ke jeju. Aku dan appa mencari tahu seberapa parah luka Mark. Dengan sedikit mengancam dokter dan para staff di rumah sakit tempat kalian di rawat dulu”

[ Book I ] My BodyGuard and I || Markhyuck || [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang