Part 20

6.9K 719 14
                                    

Intan dan para penjaga serta pelayan yang mengawasi di tempat tersembunyi yang tak jauh menertawakan pria itu, ia semakin banyak bergerak mengejar ayam yang ke sana ke mari.

Benar-benar tak berpikir jika mengenai makanan ....

Hingga Brendon lelah sendiri, saat itulah mereka muncul dan berpura-pura baru datang dari mencari makanan di hutan, membawa sayur buah serta beberapa ikan. Dan langsung, salah seorang dari mereka menangkap ayam tersebut.

"Masakin ... ayam goreng gue ...," kata Brendon terengah, sebelum akhirnya tepar. Bukan pingsan, namun tertidur.

"Angkat!" Mereka pun mengangkat Brendon masuk ke rumah dengan susah payah, membawanya menuju kamar.

"Setelah ini kita harus apa, Nona?" tanya seorang pelayan setelah mereka keluar dari kamar pria gempal tersebut.

"Yah, saya punya banyak skenario dan ide, tenang aja. Selama Brendon enggak berpikir ... di mana otaknya cuman isi makanan dan laper, pasti gampang!" Intan tersenyum hangat.

Mereka pun bertukar pandang, sama senangnya.

Dan makin hari ke hari ... skenario demi skenario ia keluarkan, semua merasa aman karenanya dan kedua orang tua Brendon tampak bangga. Ada perubahan ....

Perubahan yang mulai membuat Intan berpikir ....

Ia masih dihantui mimpi itu, Brendon yang tampan di masa SMA, meski membenci bagian akhirnya sulit dipungkiri jika di awal ia amat menyukainya. Berapa minggu ... atau mungkin sudah berapa bulan ia di sini?

Terlalu bahagia melihat pria itu menderita ... sampai akhirnya ia sadari perubahan pria itu ....

Ia turun beberapa kilogram, wajahnya terbentuk lagi perlahan namun pasti.

"Terima kasih banyak, Intan! Terima kasih!"

Dan Intan langsung membuang pemikirannya yang sempat enggan meneruskan karena rasa takutnya mencintai Brendon lagi. Tidak mungkin ... hal itu tak akan pernah terjadi ... tidak ....

Perasaan itu sudah ia buang jauh-jauh ... ia tak memiliki rasa, bahkan pria mana pun. Pria tampan mana pun ....

"Sama-sama, Bu, Pak!" Ia lalu menatap para pelayan dan penjaga. "Mohon kerjasamanya, ya, Pak, Bu."

Dan tanpa mereka sadari, Brendon mengintip, sedari tadi mendengarkan pembicaraan itu. Bobot tubuhnya sudah berkurang, membuatnya bebas bergerak ... dan tampaknya ... lebih jernih dalam berpikir.

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

JODOH, TUH, BERAT! [Brendon Series - D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang