2. Why You Do This?

3.9K 309 23
                                    



1 tahun setelah Jungkook dan Jimin menikah.





Jimin pulang larut malam dalam keadaan mabuk berat. Jungkook yang dengan setia menunggu kepulangan sang istri  pun segera bangkit dari posisi duduknya, ia menghampiri Jimin yang mulai berjalan sempoyongan.

Jungkook berniat merangkul tubuh istrinya itu untuk masuk ke dalam rumah mereka. Bukannya berterima kasih , Jimin malah mendorong suaminya itu hingga membuat ia  terjatuh ke bawah lantai.

Jungkook  jelas saja kaget, heran kenapa istrinya mendadak bisa sekasar ini padanya padahal selama ini walaupun pria itu kelihatan acuh padanya ia tak pernah sekalipun melakukan tindak kekerasan. Ini adalah yang pertama kali bagi Jungkook jadi ia bertanya-tanya apakah ada hal yang menganggu pikiran istrinya hari ini,  bahkan kedua matanya pun kelihatan membengkak.

"jangan menyentuhku!"

Jimin menunjuk tepat di dahi pria itu, ia bahkan memberikan sentilan yang cukup keras di dahi jungkook hingga membuat Pria itu meringis.

"ada apa , sayang? apa ada sesuatu yang membebani pikiranmu, ayo katakan padaku, sayang."

Jimin menarik sudut bibirnya  ke atas kemudian setelah itu ia pun menertawakan  kebodohan suaminya. Bisakah sehari saja pria itu tidak membuatnya jengkel. Bahkan di tempat kerjanya saja Jimin sudah cukup banyak di pusingkan dengan kegiatan syuting yang tak kunjung usai tapi kenapa Pria itu seolah ingin menambah beban pikirannya.

"berhentilah berpura-pura tak tahu. Kau pasti baru saja mengadu pada ibu soal aku yang menggugurkan kandunganku waktu itu, kan? ayo mengakulah!" murka Jimin dengan tatapan mata tajam yang di berikan langsung pada suaminya.

"a-aku...hanya berterus terang pada ibu. Lagipula soal kehamilanmu itu sepertinya ibu sudah mengetahuinya sejak lama bahkan tanpa aku perlu mengatakannya padanya ia sudah tahu."

Air mata Jimin jatuh. Bukan air mata kesedihan melainkan air mata yang jatuh karena ia sudah tak sanggup lagi menerima tekanan yang terus menerus di berikan oleh ibu Jungkook padanya.

"Apa kau pikir aku bodoh? semudah itu percaya dengan apa yang kau katakan. Kau pasti mengadu kan? Apa kau tahu bagaimana tersiksanya aku harus menelan ramuan herbal itu setiap hari hanya karena ibumu yang gila itu terobsesi melihatku cepat-cepat  hamil. Memangnya dia pikir aku ini mesin pencetak anak, apa? dasar tua bangka sialan, benar-benar menyebalkan."

Jungkook menatap Jimin dengan raut  kecewa yang begitu kentara, kenapa Jimin bisa berubah seperti ini. Sebenarnya apa yang membuatnya jadi begini?

"jaga mulutmu, dia itu Ibuku. Aku harap kau bisa lebih sopan saat berbicara tentang Ibuku."

Jimin menyisir rambutnya ke belakang, merasa benar-benar frustasi dengan keadaan ini.

"kau memintaku untuk menghormatinya? Hahaha...yang benar saja, Jungkook. Dia bahkan tidak pernah  memperlakukan aku seperti menantunya. Satu-satunya hal yang bisa ibumu lakukan adalah membanding-bandingkan aku dengan mantan kekasihmu, Jieun. Tidak hanya itu saja, dia bahkan sering mengataiku  pria jalang karena tidak terima mengapa anaknya yang begitu berharga ini bisa menikahi pria miskin yang lebih mirip lintah."

Jungkook menggeleng,tidak percaya dengan apa yang Pria itu katakan. Mana mungkin ibunya yang memiliki bermartabat tinggi dan terkenal bersahaja itu bisa merendahkan orang lain sehina ini.

"Cukup! berhenti menyalahkan Ibuku.  Apa kau tidak pernah berpikir jika semua ini terjadi karena kesalahanmu juga. Memangnya Ibu macam apa yang tega membunuh anaknya sendiri hanya karena ingin mengejar popularitas? kapan kau sadar, hah? kapan?"

Jimin tertawa, Jungkook bisa melihat pancaran ambisi yang menguar dari dalam mata pria itu. Ini semua salahnya. Seharusnya dulu Jungkook tidak mengiyakan permintaan pria itu yang ingin  menjajal peruntung di bidang industri hiburan. Lalu sekarang keuntungan apa yang ia dapatkan, tidak ada bukan? Bahkan tak ada satupun janji yang di ucapkan oleh pria itu yang bisa di realisasikannya. Termasuk janji untuk segera memiliki momongan dalam waktu yang dekat terpaksa harus sirna saat pria itu di casting oleh sebuah rumah produksi besar yang biasanya sukses menghantarkan aktor-aktris dari film mereka ke ajang penghargaan bergengsi.

Begitu segar dalam ingatan Jungkook, bagaimana ia terpaksa harus merelakan Jimin untuk menggugurkan kandungannya.

Malam itu adalah malam minggu, Jimin pulang syuting jauh lebih cepat dari biasanya. Bahkan sejak awal kepulangannya senyum manis itu tak pernah luntur dari wajah cantiknya yang begitu menawan hati. Tentu saja sebagai seorang suami Jungkook turut merasa senang saat melihat istrinya itu senang.

Jimin bilang bahwa ia di tawari seorang  sutradara terkenal untuk membintangi film terbarunya, awalnya jungkook ikut merasa senang namun kebahagiaannya itu langsung sirna dalam sekejap mata saat Jimin memberitahu Jungkook mengenai salah satu persyaratan agar  rumah produksi itu mau menerimanya menjadi salah satu aktor dalam film yang akan mereka garap awal tahun ini. Produser film itu bilang Jimin harus berhasil menurunkan berat badannya dalam kurun waktu 2 minggu saja. Alhasil tanpa berpikir panjang Jimin pun menyanggupi persyaratan itu dan tentu saja  Jungkook tak bodoh untuk tak tahu apa yang akan pria itu katakan selanjutnya.

"Aku ingin menggugurkannya." Ucap Jimin dengan raut wajah yang terlihat begitu tenang seolah tak ada satupun beban ataupun perasaan bersalah dalam hatinya.

Jungkook yang mendengar permintaan Jimin langsung murka, namun menjadi luluh dalam sekejap saat pria itu kembali mengobral janji manisnya.  Jimin bilang ia berjanji  setelah proses syuting film itu berakhir, ia akan menuruti semua permintaan Jungkook termasuk jika pria itu menginginkannya untuk mengikuti program kehamilan agar dirinya bisa hamil kembali.

Namun hingga detik ini Jungkook masih belum bisa melihat bukti nyatanya. Jangankan mengikuti program kehamilan,  pria itu bahkan tidak mengijinkan Jungkook untuk tidur seranjang dengannya.  Alhasil setiap malam Jungkook terpaksa harus tidur di kamar tamu.

Yang menjadi pertanyaannya sekarang apakah ibu Jungkook tahu t hal ini?  tentu saja jawabannya adalah tidak karena Jungkook tak pernah sekalipun mengadukan perbuatan istrinya itu kepada ibunya. Jungkook hanya tidak ingin membuat ibunya merasa khawatir dan yang lebih parahnya lagi mungkin pernikahan mereka setelah itu tidak akan bisa diselamatkan.

Jungkook tidak ingin berpisah dengan istrinya karena bagi Jungkook, Jimin itu adalah belahan jiwanya. Poros kehidupannya, rumah yang teduh. Tempat paling teraman  bagi Jungkook untuk berlindung di dalamnya.

Namun sepertinya anggapan itu hanya berlaku bagi Jungkook saja. Karena sejak awal pernikahan mereka  Jimin tak pernah sekalipun menghargai keberadaan dirinya, menghormati Jungkook layaknya  seorang suami. Jimin bermulut manis hanya ada saat pria itu menginginkan sesuatu.

"ya...kau benar, aku memang egois. aku menginginkan karir yang cemerlang jadi apapun yang menghalangi jalanku akan aku singkirkan."

Tidak ada seorang pun di dunia ini yang bisa menghalangi mimpi Jimin untuk menjadi aktor terkenal. Tidak ada, sekalipun itu adalah Jungkook ataupun anak mereka.







Tbc.

Jangan jahat2 karena kamu gak cocok jadi peran antagonis Jim😭

Can I Make You Love Me? (Dalam Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang