"Lo semua pada gila ya? Rigel itu cewe baik-baik ga mungkinlah gue jadiin sebagai bahan taruhan?!" Seru Diffin dengan nada agak tinggi.
"Oh come on Fin, sejak kapan lo peduli dengan bahan taruhan ini? Bahkan sama si cewe biasa aja itu." Ucap Garel.
Diffin, Garel, Gilang, dan Roy mereka adalah sekian dari banyaknya murid SMA Singgasana. Jika dibilang populer mereka termasuk didalamnya. Jika dibilang murid yang biasa saja, mereka pun termasuk juga.
Yang jika sedang mood belajar mereka akan masuk ke kelas dan jika sedang malas mereka akan bolos kelas ke kantin kang Adi atau ke rooftop.
Tapi kalau masalah tampang, jangan diragukan lagi mereka berempat termasuk salah satu cowo dengan muka ganteng di sekolah ini, mereka sering dikenal sama siswa-siswa sekolah disini karna kemana-mana mereka selalu berempat.
Bahkan ada cewe yang sampai tergila-gila dengan mereka. Mengirimi bekal, coklat, bunga dan surat cinta di laci meja cowo-cowo itu dan bahkan mereka sendiri tidak memperdulikannya.
Seperti sekarang ini , bolos kelas ke kantin kang Adi adalah pilihan mereka berempat daripada harus masuk kelas dengan ibu Rohimah yang mengajar pelajaran Bahasa Indonesia.
"Kenapa nih kenapa?" Tanya Roy yang baru saja sampai di meja mereka dengan membawa nampan yang berisi Mie Keriting. "Noh, Diffin tumben dia mikir lagi masalah bahan taruhan. Biasanya mah semua pun dia lakuin demi taruhan." Gilang memperjelas apa yang mereka bahas kepada Roy.
"Seriously Fin?" Tanya Roy sekali lagi, "Eh gak gitu konsepnya njing, kenapa pada nyerang gue semua gini?!" Ekspresi Diffin sekarang sudah tidak baik lagi, ia akhirnya nyerah.
"Oke, fine gue terima tantangan lo pada. Dimulai darimana?" Finalnya.
"Gitu dong, baru ni Diffin gue kenal." Kata Gilang dengan merangkul kepala Diffin dengan segera pula Diffin menepisnya.
"Yaela, sensitif amat lo kaya cewe pms." Sambung Garel, dan akhirnya mereka melanjutkan acara makan-makannya....
Hai, Mohon kritik dan sarannya ya di cerita pertama aku🙂🙂
Terimakasih🖤