Aku, Kamu, dan Tanda Tanya

34 6 5
                                    

Hari Minggu. Tanggal 03 Februari 2019.

Rindu itu—

Hanyalah sebatas perasaan semu.

Perasaan yang hanya membuat hati menjadi pilu.

Perasaan yang hanya membuat lidah menjadi kelu.

Karena kita yang ingin bertemu,
sesungguhnya tak akan pernah bisa bersatu.

Gue, Kayanna yang KUAT.

***
" Kita? Gue aja kali yang pengin ketemu. Kalau dia kayaknya gak mungkin. Dan bukan kayaknya. Emang semestinya gak mungkin." Kayanna tersenyum getir lalu mencoret kata "kita" menjadi "aku" pada buku diary yang baru saja ia tulis.

" Junior! Gue kangen sama lo!!!! Lo tau gak sih?!! Gue kangen sekangen-kangennya!!!" Kayanna berteriak seperti orang gila didalam kamarnya. Tentu saja di rumahnya itu tidak ada siapa-siapa selain dirinya dan boneka bernama Ice Bear yang ia beli kemarin sore.

Sudah satu minggu lebih Kayanna menahan diri untuk tidak bertemu dengan Junior semenjak Junior mengutarakan permintaan maafnya untuk Kayanna yang pastinya sangat berat pria itu ucapkan. Boneka Ice Bear dipeluknya erat-erat. Seolah ia tak ingin ada yang merebut darinya. Rupanya boneka itu dijadikan sebagai pelipur rindu darinya terhadap Junior. Layaknya Friska yang menyayangi bonekanya sepenuh hati, begitupula dengan Kayanna yang sekarang ulahnya seperti Friska.

Oh ya, jangan lupakan Dara. Sudah seminggu ini Kayanna tidak melihat batang hidung mantan sahabatnya itu. Kemanakah gadis itu sampai menghilang selama beberapa minggu? Tidak mungkin ia pergi berlibur atau sakit sementara didalam absennya tertulis 'tanpa keterangan'. Beruntungnya Kayanna tidak perlu pusing-pusing memikirkan keberadaan Dara yang menghilang sejak pertandingan basket. Karena gadis itu pun tidak memikirkan Kayanna yang hatinya sakit melihat kemesraan yang ia tunjukkan bersama Junior.

Pekan ini, Kayanna lebih banyak mengurung diri dikamarnya yang menjadi basecamp-nya selama bertahun-tahun. Sebisanya gadis itu tidak bersitatap dengan Mama Papanya. Sehabis makan malam, Kayanna langsung tidur atau mengerjakan tugas. Makan malam pun ia habiskan dikamar akhir-akhir ini. Ia melakukan kebiasaan buruk itu semenjak kedua orangtuanya bertengkar lagi, lagi dan lagi. Masalahnya sepele, karena salah satu dokumen milik Bobby tak sengaja terbuang oleh Anggi.

Malam itu, malam yang panjang dihabiskan oleh sebuah pertengkaran rumah tangga. Hal kecil dijadikan besar, ya seperti itulah.

" Kay! Kesini!" Bobby berteriak dari ruang kerjanya.

" Apa?" Sahut Kayanna ketus. Bagaimana tidak? Kayanna yang baru saja menyelesaikan tugas matematikanya dan hendak beristirahat, diteriaki Papanya seperti itu.

" Kamu lihat dokumen-dokumen Papa di map kuning?"

" Enggak. Sejak kapan Kayanna ke ruangan Papa ini? Mungkin beberapa tahun yang lalu. Jadi gak mungkin Kayanna lihat dokumen-dokumen itu." Kayanna ingin melengos pergi tapi tertahan oleh Bobby yang mengumpat.

" Sial! Kemana dokumen itu? Dokumen itu sangat penting bagi Papa."

" Ya, dokumen itu lebih penting daripada anak Papa sendiri." Batin Kayanna berkata.

" Panggil Mama kamu."

Tanpa menjawab, Kayanna langsung memanggil Anggi yang tengah berada dikamarnya. Sedang berkutat dengan laptopnya.

" Ma,"

" Ada apa, Kay?" Matanya tak lepas dari layar laptop.

" Papa manggil. Ada di ruang kerjanya."

Verruckte LiebeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang