(0) Lembar Pertama

133 11 0
                                    

11 April 2016

Hari ini begitu sibuk. Aku harus merapikan barangku yang baru sampai tadi pagi di rumahku yang sekarang, rumah saudara ibuku, tante Luna. Aku sudah tiga hari tinggal di kota ini omong-omong. Lalu aku juga harus bersiap untuk sekolah di sekolah baru besok. Aku pikir aku tidak akan bersekolah lagi setelah satu bulan tidak masuk sekolah. Sudah satu bulan saja...

Hari ini tepat satu bulan kematian kedua orang tuaku, 29 hari setelah ulang tahunku. Satu bulan ini terasa begitu lama, seperti tuhan sengaja memperlambat waktuku. Aku tau setiap orang akan lenyap dari muka bumi tapi kepergian orang tuaku... menurutku terlalu kejam.

Aku masih ingat mereka menelfon dari Landon saat aku menginap di rumah Pipit, sahabatku, dulu sebelum pindah ke rumah tante Luna yang jauh dari rumahku. Urusan bisnis mereka sudah selesai dan akan pulang untuk merayakan ulang tahunku esoknya, tapi nyatanya itu hanya janji yang tidak akan pernah dikabulkan.

Semua karena langit. Dia murkah hari itu. Dengan sombongnya dia menghilangkan warna biru yang selalu kukagumi, menjadi kelabu kelam dengan petir yang menyambar kuat. Aku tidak mengerti dengan segala hal tentang penerbangan, tapi setauku pesawat tidak akan lepas landas ketika cuaca buruk. Kematian orang tuaku rasanya janggal tapi orang-orang berkata itu kecelakaan.

Ah, aku ingin menulis diary tentang rasanya harus bersekolah di sekolah baru tapi aku kembali mengenang kedua orang tuaku dan juga langit.

Rasanya aneh melakukan hal baru. Aku harap besok akan baik-baik saja.

N: langit hari ini sangat biru, dan aku mulai tidak suka melihat warna biru langit.

SebiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang