Happy reading—
Jungkook dengan perlahan membuka matanya, merasakan sakit dari setiap inchi tubuhnya. Sudah dapat dipastikan, seluruh tubuhnya pasti membiru seperti yang sudah-sudah
"Shhh" desisnya kala berusaha mendudukkan dirinya, melihat sekekeling dan terkejut. Tempat ini bukan rumah sakit ataupun tempat yang dikenalnya
Jadi dimana dia?
Ia menyandarkan punggungnya ke kepala ranjang yang empuk. Kamar ini sangat luas, dinding bewarna biru muda dengan perabot yang cukup lengkap. Ada sebuah tv besar menggantung di depannya, dua buah sofa besar, tiga buah lemari baju, satu rak buku yang berisi berbagai macam buku dan sebuah meja belajar yang juga tertumpuk oleh buku yang sepertinya baru saja dibaca karena tidak disusun dengan rapi. Di ujung kamar terdapat sebuah pintu kaca besar yang dapat dipastikan adalah kamar mandi. Dan pintu kayu disebelahnya dapat dipastikan adalah pintu keluar dari kamar ini
Baru saja Jungkook hendak bangkit, pintu kamar sudah terbuka. Menampilkan seorang yang sangat Jungkook kenal sambil membawa nampan makanan
"Oh, lo udah bangun" ucapnya kemudian
Flashback
"Sialan emang Taehyung ya, kan gue jadi di ceng-cengin sama yang lain!" Jimin misuh-misuh sambil nendangin batu di trotoar, ceritanya dia lagi jalan kaki buat pulang. Meles nebeng, abang-abangnya rese banget
"Rumah mama Chaerin jauh banget lagi dari sini" Jimin mulai menghentak-hentakkan kakinya
"Kok gue goblok si? Kan ada ojol si" Jimin baru saja akan mengeluarkan handphone namun kakinya tersandung sesuatu hingga hampir membuatnya jatuh, untung saja ada tiang listrik untuk menopang tubuhnya, jika tidak bokong indahnya pasti sudah mencium semen trotoar saat ini
Jimin akan mengomel kalau saja dia tidak melihat sebuah kaki dengan celana seragam sekolahnya terlentang di trotoar dengan tubuh yang berada di dalam semak-semak
Takut-takut dia coba mendekat, di pikirannya sudah terbayang hal-hal seperti pembunuhan ataupun mutilasi. Salahkan dirinya yang terlalu sering menonton film-film pembunuhan yang disewakan di toko sebelah apartemen Taehyung
"Astaga! Yak! Jeon Jungkook!!! Lo masih idup gak?!" Jimin berteriak histeris kala mengetahui orang yang terlentang itu adalah Jungkook
Kondisinya mengenaskan dengan banyaknya luka lebam di seluruh wajahnya, belum lagi beberapa memar yang tersebar di bagian tangan, leher dan tempat lainnya
Tidak ada yang bisa Jimin pikirkan selain menelpon supirnya dan membawa Jungkook ke apartemen pribadi miliknya
Lah, Jimin punya apartemen?!🙃
.
Jimin membawa nampan makanan berisi bubur ke kamarnya. Di kamarnya saat ini sedang terbaring Jungkook yang sedang tertidur dengan damai setelah diobati oleh dokter pribadi yang dipanggil Seokjin
Ya, setelah sampai di apartemen miliknya Jimin segera menelpon Seokjin untuk menyuruh seorang dokter ke apartemennya
Seokjin awalnya kaget dan langsung ingin menghampiri Jimin di apartemen, tapi Jimin menjelaskan secara singkat apa yang terjadi. Maka hilanglah kekhawatiran yang sempat mendera hati Seokjin untuk beberapa saat
"Oh, lo udah bangun?" Tanya Jimin mendekat lalu meletakkan nampan berisi bubur, minum dan sebutir obat itu di nakas sebelah ranjang
"Gue dimana?" Tanya Jungkook memiringkan kepalanya menghadap Jimin yang sudah duduk di tepian ranjang
"Apartemen temen gue" jawabnya asal "Lo ngapain bisa sampe luka-luka gini hah?!" Nada Jimin memang keras, namun tangannya tergerak untuk mengusap rahang Jungkook dengan lembut. Sangat lembut sekali, seakan takut kulit itu akan terluka jika Jimin mengusapnya dengan kasar
Jungkook menutup matanya, menikmati bagaimana tangan halus itu mengusap rahangnya lembut. Dia suka sentuhan ini, sangat suka sekali
"Makan?" Tanya Jimin yang hanya dijawab dengan anggukan oleh Jungkook
Jungkook terus memperhatikan bagaimana Jimin menyuapinya dengan telaten, ia suka diperhatikan seperti ini. Sudah lama sekali rasanya Jungkook tidak disuapi makan saat sakit, mungkin 4 atau 5 tahun yang lalu? Ntahlah Jungkook lupa
"Kalau gue masih liat lo kayak gini, gue bakal biarin aja lo tidur di jalanan!" Ucap Jimin memberika obat dan segelas air pada Jungkook, rencanya ingin membawa nampan piring kotor ke dapur namun tertahan karena ucapan Jungkook
"Lo bakal sering liat gue kayak gini" Jimin kembali terduduk di pinggiran ranjang "karena...
"Karena?" Tanya Jimin kala Jungkook tidak kunjung melanjutkan perkataannya
"Karena?" Ulang Jimin untuk yang kedua kalinya
"Ya karena karena"
"Dasar menyebalkan"
Setelahnya Jimin meninggalkan Jungkook untuk pergi ke dapur. Jungkook kembali merebahkan tubuh lelahnya ke ranjang dan melihat langit-langit
'Bisa gak si lo jadi tempat gue buat pulang?' Tanyanya dalam hati entah kepada siapa
.
"Kenapa belum tidur?" Tanya Jimin pada Jungkook, jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Tapi belum ada tanda-tanda Jungkook akan tidur
Jimin sudah mengantuk sebenarnya, tapi dia akan menunggu Jungkook tudur dahulu sebelum pergi ke kamar tamu untuk tidur
"Gue nggak bisa tidur" jawabnya sambil melihat Jimin yang sedang membaca buku di salah satu sofa yang terdapat di dalam kamar
"Oh gitu"
"Jim"
"Hmm?"
"Bisa nggak lo berhenti baca buku dan meluk gue waktu tidur?"
"Eehh...—"
Tbc—
Manja dasar!
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Fantasy[Kookmin]
RandomFantasi sex tergila Jimin adalah digagahi oleh laki-laki gagah yang tidak dikenalnya. Rough sex yang erotis dan penuh gairah mungkin akan jadi pengalaman terbaik dalam hidupnya Jimin berhasil mewujudkan fantasinya tersebut tepat diusianya yang ke -1...