1 : |2 kata lara|

52 6 4
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
Maaf ya aku revisi part ini jadi lebih panjang loh :)
Jangan lupa vote&komen ya

Happy reader...

***

Seorang gadis menggeliat sambil menguap. Lalu matanya perlahan membuka dan mulai memfokuskan pandangannya. Ia sempat melirik jam di nakas.

"Jam 12" Gunamnya masih dengan setengah kesadaran.

"Hah? Itu artinya gue ketiduran dong"
Sedetik kemudian ia baru sadar kalau dirinya ketiduran. Lalu dengan gesit ia mencari ponselnya. Dan benar saja, banyak sekali notif yang masuk. Anehnya dari sekian banyak notif ia malah mencari satu pesan. Dari seseorang yang sedari tadi ia tunggu kabarnya. Ia tunggu pesannya. Ia membuka pesan itu.

Rakharaga
Kita putus

Dan bumm

Seakan ada suara petir dan gemuruh  kaya di film azab. Matanya terbelalak memandangi pesan itu. Ia membaca berulang ulang sambil terus mengerjapkan matanya. Memastikan kalau ini nyata. Tapi ia sendiri berharap ini hanya sebuah mimpi. Bahkan ia menempar pipinya sendiri.

Plakk

"Aduh..." Ia meringis.

"Berarti ini beneran. Gue gak lagi mimpi" Ia bermonolog sendiri.

Ponselnya terjatuh tak berdaya diatas kasur. Ia menghela nafas. Bersyukur ponselnya gak jatuh dilantai. Kalau ia bisa mampus dimarahin mamahnya.

Kini nafasnya mulai tak karuan. Dadanya mulai sesak. Jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya. Matanya memanas. Genangan air sudah tak sanggup lagi berdiam diri di pelupuk matanya. Kini ia mulai turun membasahi wajahnya. Seketika itu juga tangisnya pecah dengan hebatnya. Ia menjerit di balik bantal. Nangis sejadi-jadinya. Meluapkan segalanya.

***

Pagi ini matahari nampak bersembunyi di balik sang awan. Sinarnya bahkan belum nampak sampai saat ini. Padahal jam sudah menunjukan pukul 7 pagi.

"Nampaknya kau juga tengah sedih ya, Mentari. Buktinya kau belum memperlihatkan sinarmu" Mayra bicara sambil melihat ke langit yang nampak abu-abu.

Mayra kembali berjalan dengan langkah tak pasti. Bahkan wajahnya kusut seperti baju yang belum disetrika. Ditambah matanya yang sembab.

"Tumben siang Ra" Kata Fany ketika Mayra sampai di bangkunya. Mayra tak menjawab. Ia hanya duduk. Melihat Mayra yang tak menjawab Fany, Chariz dan Cinta saling tatap. Lalu ketiganya kompak mengangkat bahu mereka. Sebagai tanda bahwa mereka semua memang tidak tau menau.

Kini Mayra sibuk memandangi sosok yang tengah duduk manis sambil mengobrol dengan temannya. Yap dia sosok yang sukses membuat Mayra menangis semalam. Sosok yang mengirimkan pesan dengan 2 kata lara itu. Mayra masih saha memandangi Rakha.

"Teman- teman yang gue banggakan. Ayo semuanya merapak ke lapangan basket. Pak Riko sudah menanti kehadiran kita" Terikan Arya sambil memegang penghapus yang ia ibaratkan sebagai mix.

"Siap bozzzQ!" Jawab Adi sambil mengangkat tangan tepat di samping alis.

Semua segera keluar kelas. Menuju lapangan basket. Namun berbeda dengan Mayra. Gadis itu masih sibuk memandangi Rakha. Padahal Rakha gak sedikitpun meliriknya.

AsingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang