Prolog

291 15 1
                                    

Wanita cantik berumur dua puluh tahun itu berjalan memasuki gedung bertingkat bertuliskan Universitas Indonesia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wanita cantik berumur dua puluh tahun itu berjalan memasuki gedung bertingkat bertuliskan Universitas Indonesia. Sweater dan celana jeans di padukan dengan sneakers putih membungkus tubuh mungilnya. Tas berwarna merah. Coat berwarna cokelat ia gulung di tangan. Rambutnya yang berwarna cokelat ia biarkan menjuntai. Simpel namun tetap modis, dandanan bak konglomerat.

Cantik. Wanita itu berjalan dengan langkah pasti. Wajahnya yang terlihat datar, namun tetap terkesan mempesona bagi siapapun yang melihatnya. Seperti halnya pagi ini, banyak pasang mata yang menyapanya, tapi hanya ia balas dengan senyum tipis.

"Hai, cantik.", Sapa seorang mahasiswa.

"Morning, cantik.", Sapa yang lainnya. Dan berbagai sapaan lain..

Sedangkan di lain sisi, seorang laki-laki tampan berkulit putih dan juga tinggi berjalan dengan santai memasuki gedung sebuah perusahaan ternama di Jakarta. Para pegawai berjajar rapi sambil membungkuk guna menyambut laki- laki itu. Dia adalah pimpinan di perusahaan itu. Meskipun umurnya masih terbilang muda, bahkan ia masih menjalani pendidikan di salah satu universitas ternama. Tapi, cara kerjanya sangat perfeksionis dan tegas. Jangan lupakan soal julukan 'Ice Boss' yang di berikan oleh para karyawannya.

Pagi ini laki-laki itu hanya mengenakan pakaian santai seperti kaos polos yang dilapisi jaket denim dan juga sneakers

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini laki-laki itu hanya mengenakan pakaian santai seperti kaos polos yang dilapisi jaket denim dan juga sneakers. Sangat jauh dari kata pemimpin sebuah perusahaan ternama.

Baru saja ia mendudukkan dirinya di kursi kebanggaannya, seorang wanita cantik dengan riasan tebal dan juga berpakaian seksi memasuki ruangannya.

"Maaf, pak, hari ini ada jadwal meeting dengan perwakilan dari Tama Coorporation.", Ujar pegawai itu sambil menyodorkan buku agenda.

Lelaki itu hanya menoleh sekilas kemudian membaca susunan jadwal di buku agenda itu.

" Siapkan semua bahan meeting hari ini. Kalo sudah siap taruh di meja saya. Saya mau keluar sebentar.", Ucapnya kemudian berdiri.

"Tapi, Pak-- Jam 14.00 di Z.Z Restaurant. Jadwal saya hari ini hanya di jam itu saja, selebihnya beri saya waktu sendiri!", Potongnya dengan penuh penekanan. Mau tak mau pegawai itu mengangguk dan memperhatikan boss nya itu keluar.

|

|

|

|

|

Hallo-Hallo, kembali lagi dengan saya..

Berhubung akun saya yang lama "The Power of Destiny " nggak bisa di buka lagi. Terpaksa saya buat akun lagi. Tentunya dengan cerita dan cast yang sama, bedanya di akun ini saya hanya melanjutkan cerita yang sempat tertunda.

" The Power of Destiny 2" ini terlintas saja di pikiran saya. Di cerita ini mungkin latar dan juga karakter sedikit berubah. Lebih ke dewasa, bukan lagi remaja SMA.

Semoga sukses seperti cerita sebelumnya. Mampir juga ke story' pertama saya "Exo in Love : Next Story"

Jangan lupa vote and comment :-)

The Power of Destiny 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang