Sikap kamu tu kayak bunglon, berubah-ubah kadang nyebelin kadang bikin hati berdesir
Tapi boong:v
—Vanessa Aprilian☕☕☕
Gue perlu pembuktian Vanessa masih mencerna kata-kata itu diotaknya
"Woy, Vanessa ngapain lo bengong kek kungkong gitu" teriak Vani"Biasa tuh paling mikirin si KETOS resek itu" ceplos Vanya
"KETOS resek? KETOS yang mana sih, kok gue baru denger"
"Yaelah Vani, ya si Delta lah siapa lagi kalau bukan dia. Dia kan satu-satunya KETOS disini" sahut Vanya kesal
"Ouuh si Delta" sahut Vani sambil manggut-manggut
"Ssstt kalian bisa diem nggak sih!? Gue pusing tau nggak dengerinnya" ucap Vanessa dengan sedikit membentak
"Yeuu selow dong mbaknya" Vanessa mengabaikan ucapan temannya itu, kemudian dengan cepat ia meninggalkan temannya itu menuju ke kantin
"Woy tungguin ngapa malah ditinggal!" Kata mereka sambil memanyunkan bibirnya
Vanessa pun acuh dengan perkataan kedua temannya itu, ia pun mempercepat langkahnya menuju kantin. Hari ini ia benar-benar nggak mood. Entahlah hari ini Vanessa banyak pikiran yang mengganggu kinerja otaknya
Sesampainya di kantin mereka dengan cepat memilih kursi dan memesan makanan. Tanpa mereka sadari ada 3 orang cowok yang ikut gabung tanpa minta izin, mereka adalah Delta dkk.
"Eh lo bertiga sejak kapan ada disini" tanya Vanya
"Dari kemaren" ujar mereka bersamaan, Vanya hanya membuang nafasnya kasar
Disisi lain Vanessa hanya diam dan tak menggubris adanya makhluk astral yang duduk tak jauh darinya, bagi Vanessa mereka hanyalah makhluk yang menyebalkan.
"Kayaknya dari tadi ada yang diam terus nih, lagi sakit gigi ya mbak, hemat banget bicaranya" Vanessa hanya mengabaikan perkataan Delta
"Oh iya gue mau nanya sesuatu ke lo"
"Apaan?!" Sahut Vanessa membuka mulutnya
"Santuy aja mbak jangan ngegas"
"Bodo"
"Lo itu punya bakat tapi diabaikan, kapan lo mau maju ngembangin bakat lo kalau lo hanya acuh dengan bakat lo"
"Maksud lo?!" ujar Vanessa lagi
"Lo itu punya bakat banyak tapi lo nggak manfaatin bakat lo itu"
"Apa urusannya dengan lo?!"
"Gue cuma mau bantu lo ngembangin bakat yang ada di diri lo"
"Nggak usah"
"Suara lo bagus, lukisan yang lo buat juga menarik. Lo udah punya dua modal untuk ngembangin bakat lo lebih lanjut"
"Terus?!"
"Ya lo manfaatin bakat yang lo punya. Lo kan bisa nyanyi so lo bisa tampil di pentas akhir tahun SMA ini"
"Tahu dari mana lo gue bisa nyanyi?!"
"Saat lo konser dadakan di kelas, gue nggak sengaja denger suara lo" sahut Delta
"Ohh jadi lo nguping ya!"
"Nggak lah, gue cuma lewat"
"Halah nggak usah mengelak, dasar makhluk astral!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Dilupakan
Teen FictionAwal itu tak selalu manis kadang juga ada yang pahit. Lambat laun tumbuh perasaan yang mengusik dan menggetarkan rasa yang ada di dalam dada. Perasaan itu tumbuh ketika gue benar-benar terpuruk oleh keadaan, saat itu juga ada dia yang selalu stay di...