"Tante?" seorang gadis menghampiri tantenya yang tengah duduk di kursi roda.
"Iya, kenapa?"
Gadis itu menarik nafas dalam lalu mulai berbicara. "Tante Maya minta aku gantiin posisinya di kantor. Tante ngizinin nggak?" tanya gadis itu hati hati. Ia harus minta izin pada wanita paruh baya di sampingnya ini, karena wanita inilah yang telah merawatnya sedari kecil.
"Posisinya apa?" tanya wanita bernama Reni itu lembut.
"Sekretaris direktur"
"Kamu mau?" Reni kembali bertanya.
"Kalo tante ngizinin aku mau"
"Kok tante sih. Kan yang ngejalanin kamu" ucap Reni. "Apapun keputusan kamu, tante akan selalu mendukung"
Gadis itu pun berpikir. Mungkin sebaiknya ia menerima tawaran menggiurkan itu. Sehari hari ia hanya bekerja paruh waktu di toko bunga karena harus berkuliah. Pendapatannya pun kurang cukup untuk membiayai kehidupannya sehari hari bersama sang tante.
"Mila?" Reni menepuk bahu gadis yang bernama Mila tersebut. "Kok ngelamun"
"Nggak kok"
"Jadi gimana?"
"Kalo aku nerima, kuliah ku gimana?"
"Ya udah, nggak usah di terima " saran Reni.
"Tapi ini kesempatan emas buat perekonomian kita tan," ucap Mila.
"Dasar labil" Reni mengacak acak rambut Mila.
"Tante ih! Kan jadi berantakan rambut aku"
***
Keesokan harinya, Mila bergegas menuju perusahaan tempat Maya bekerja dengan menaiki ojek.
Mila lalu melihat jam di pergelangan tangannya. Jam menunjukkan pukul sembilan pagi.
'duh! Aku udah telat nih!' batin Mila.
Tiba tiba di tengah perjalanan ia melihat seorang gadis kecil yang menangis.
"Mas, mas berhenti," ucap Mila pada tukang ojek tersebut.
Setelah membayar si tukang ojek, Mila berlari menghampiri gadis kecil itu.
Ternyata gadis kecil itu korban tabrak lari. Mila pun membawa gadis kecil tersebut ke rumah sakit terdekat.
Setelah luka gadis kecil itu diobati, Mila membawanya ke sebuah taman lalu membeli kembang gula untuknya.
Mila pun bertanya siapa nama gadis kecil itu. Gadis kecil itu mengatakan bahwa namanya adalah Ve.
Mila heran karena Ve memanggilnya dengan sebutan 'bunda'. Belum sempat Mila bertanya pada Ve apa alasan gadis kecil itu memanggilnya bunda, tiba tiba ada seorang bocah laki laki yang Mila ketahui bernama Lio menghampiri Ve.
Lio terlihat sangat khawatir pada Ve. Buktinya, bocah lelaki itu langsung memeluk Ve dan menanyakan apakah Ve baik baik saja.
Mila pun terenyuh melihat kejadian yang ada di hadapannya saat ini. Ia berharap Ve dan Lio tetap bersahabat sampai mereka tumbuh dewasa.
"Kamu siapa?" ucapan seorang lelaki yang kira kira berusia tiga puluhan membuyarkan lamunan Mila.
"Say-"
Belum selesai Mila berbicara, lelaki itu memotong. "Ini kan masih jam sekolah. Kenapa Ve ada bersama kamu? Atau jangan jangan selama ini kamu yang mengajak Ve bolos?"
"Buk-"
"Iya kan?!" lelaki itu menuntut jawaban Mila. "Nanti saya akan melaporkan kamu ke Ayahnya Ve!"