18. Tawuran?

1.5K 142 2
                                    

18

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

18. Tawuran?

"Pak? Kenapa malah berhenti di sini? Ini masih jauh dari SMA Arles, Pak."

"Mobil Bapak mogok Neng, dan mohon maaf Bapak hanya bisa mengantarkan Neng sampai sini saja."

Napas Sea tertahan untuk beberapa saat. Ia harus bagaimana? Sea sudah sangat terlambat, tidak memungkinkan juga selepas sampai Sea akan dibukakan gerbang.

"Berapa Pak?"

"Tidak udah bayar Neng, bapak juga tidak mengantarkan Neng sampai tujuan, Bapak yang tidak enak jadinya."

"Tidak apa-apa, Pak. Makasih ya, Pak."

"Iya Neng, sekali lagi Bapak mohon maaf ya."

***

Sea sangat jarang sekali terlambat masuk sekolah, ralat! Tidak pernah ada satu pun catatan mengenai keterlambatannya dalam buku BK. Sekalinya ia dalam posisi seperti ini Sea hanya pasrah dan akan menerima konsekuensi yang akan terjadi kepadanya beberapa menit ini setibanya ia di sekolah nanti.

Sea menghembuskan napasnya lelah. Bekal yang Bibi panti siapkan lupa ia bawa dan pemicu utamanya juga karena ia panik.

Lagi, jalan yang Bapak angkot berhenti juga jauh dari kata ramai, jalan satu ini, yang akan menuju ke SMA Arles memang sangat sepi, di samping trotoar tempat Sea berjalan terdapat dua jalan besar yang saling berlawanan arah, hanya dilewati oleh beberapa motor, itu pun hanya sekejap dan jalan lalu kembali sepi, jalan itu akan ramai jika waktu pulang sekolah tiba.

Sea tetap berjalan menyusuri trotoar jalan walaupun dahinya semakin basah karena keringat.

Seketika hatinya dilanda perasaan tidak enak. Mendengar suara bising yang sangat keras sekali membuat Sea harus tetap berpikir positif. Suara bising itu terdengar dan sepertinya berasal dari jalan sebrang.

"Woy! Jadi nggak tawuran?! Anak sekolah sebelah udah stand by di kawasan ujung jalan."

Sea diam, tubuhnya membeku tanpa bisa di cegah. Ekor matanya berusaha meliuk, tepat, di sana, di sebrang jalan sana Sea melihat kumpulan motor trail yang berjumlah lebih dari lima.

"Ma―u taw―uran?" gumam Sea bergetar ketakutan mendengar satu kalimat itu.

"LO SEMUA DULUAN! NANTI GUE NYUSUL!"

"YOI!"

"Lo jangan lewatin moment ini! Yang pastinya bakal banyak pertumpahan darah."

"Tentu, gue nggak bakal lewatin moment ini," katanya dengan nada tegas, seolah ingin menggentarkan seseorang. "Gue suka pertumpahan darah." Kekehnya.

AZKASEA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang