10) Surat??

10 4 0
                                    

Alvareno Pov

Setelah kejadian beberapa waktu yang lalu, aku dan Sella semakin sedikit akrab. Saling menanyakan keadaan masing-masing.

Kedekatanku dan papa sedikit renggang. Walaupun di depan mama kita adalah sepasang ayah dan anak yang saling sayang. Padahal benci di hati ini masih ada dan tidak akan pernah pudar.

Aku menonton acara tv kesukaanku. Yah, kalian bisa menebaknyakan kalau itu Naruto Shipunden? Kisah Naruto yang awalnya di-bully oleh warga desa Konoha dan kemudian hari malah menyelamatkan desa Konoha. Tidak bosan menontonya walaupun selalu diulang. Tapi, paling excited kalau udah ganti cerita sama Boruto, anaknya Naruto.

"Ren! Reno! " yah ibu negara alias mama manggil nih

"Iya ma" balasku sambil menghampiri beliau di tangga dengan penampilannya yang rapi

"Mama mau kondangan. Tolong, kamu taruh kunci mobil mama di kamar. Mama bareng sama temen. " ucap mama sambil memberiku kunci dengan gantungan huruf R

"Mama berangkat. Assalamualaikum" pamit mama lalu pergi

Dengan malas aku menaiki tangga yang tersisa, meninggalkan beberapa adegan-adegan Naruto yang berharga.
Aku menaruh kunci mobil mama di nakas dekat kasur.

Oh ya! Aku ingat ketika aku menemukan kalung saat aku disuruh papa buat ambil kunci mobilnya. Kira-kira kalungnya masih ada ngga yah?

Aku membuka nakas yang kemarin buat nyimpan kalungnya dan ternyata kalung itu sudah ngga ada. Dan tunggu. Surat wasiat perjodohan? Surat apaan tuh?

Dengan kekepoan tingkat akut aku membuka map biru itu.

Surat Wasiat Perjodohan

Kita (Anniels, Zen, dan Luna) bersepakat akan meneruskan persahabatan dengan cara menjodohkan/menikahkan anak/cucu kita. Jika saat perjodohan anak ada yang menentang, maka cucu harus/wajib yang akan dijodohkan/dinikahkan. Demikian surat wasiat ini, sudah ditandatangani dan di setujui.

1) Anniels
2) Zen Khoir
3) Luna Marwah


Aku terkejut saat nama kakek juga ada disini, ikut menandatangani surat ini. Apakah mama dan papa adalah hasil perjodohan. Tapi, itu ngga mungkin karena nama orang tua mama tidak tercantum disini. Atau jangan-jangan aku yang...?

Astaga! Aku secepatnya harus mencari cucu dari nama-nama di atas lalu mencegah agar semua ini tidak terjadi. Aku ingin menjalani kehidupan dengan orang yang aku sayang karena ini sudah tidak jaman Siti Nurbaya yang pakai acara perjodohan.

~•...•~

"Mom-dad kapan Seva bisa ikut kalian? " rengek Seva

Sedangkan Mom dan Dad-nya hanya saling berpandangan ragu.

"E.... Seva sabar yah. Pasti mom sama dad bakalan bawa kamu ketemu bang Alvareno dan kak Sella." bujuk Arina

"Sekarang kamu ke kamar dulu yah. Dad sama mom mau bicara sama oma dulu. " ucap Zian membelai halus rambut sang anak gadis

"Jadi bagaimana dengan anak kalian? " tanya Luna

Arina dan Zian kembali saling bertatapan.

"Bagaimanapun mereka harus tahu! Untuk masalah dengan Niels itu urusanku! " ucap Luna dengan tegas dan dibalas anggukan lemas ke-2nya

~•...•~

Sella Pov

Sekarang adalah hari Minggu. Hari kemerdakaan buat kaum rebahan, salah satunya ya aku.

Nonton drakor ditemani es teh sama kentang goreng, emang lengkap sudah.

"Sella! Sell! " panggil mama

"Ya ma! " jawabku malas

Nah kalau kaya gini nih, terpaksa harus di pending nontonya.

"Ada apa ma? " tanyaku

"Mama mau bicara. " ucap mama yang udah duduk di sofa

Ada apa nih. Kayanya mau ngomong serius deh. Duh! Ngomong apa ya!?

Aku mendekati mama dan duduk disebelahnya.

"Kamu tau kalau mama udah nikah siri? " tanyanya yang kubalas anggukan

Hello! Ya pasti tahu lah, nggak cuma aku yang tahu! Tetangga depan rumah aja tahu!

"Mama punya anak selain kamu. " jawab mama menunduk

Seperti ada kesedihan dinada bicaranya. Ini yang membuatku tidak tega.

"Mama ngandung anaknya om itu? " tanyaku ragu

"Bukan. Bukan mengandung, tapi kami memang sudah punya adik yang usianya 2 tahun lebih muda dari kamu. " ucap mama yang membuatku tersentak kaget

Aku hanya memandang mama tak percaya. Berarti selama ini??

"Ma..." panggilku

"Bolehkan adikmu tinggal disini? " tanya mama padaku

Aku berdiri dan langsung beranjak kembali ke kamar. Mengabaikan panggilan-panggilan halus mama. Aku langsung mengunci pintu kamar dan duduk lemas.

Ya Allah. Cobaan apalagi ini!? Kenapa mama nggak bilang dari dulu!? Gimana sama perasaan papa!?

Huh! Aku butuh sesuatu buat nenangin diri! Huuuft!

To:Jin Halu

Sll:
Gue mau ketemu sama lo.

Jin Halu:
Ok!
Di cafe Lolita gimana?

Sll:
Otw!

Setelah mengirim pesan tersebut, aku langsung memesan ojol buat pergi kesana.

~•🍩•~

Hai!

Sebenarnya aku kecewa karena target readers dan vote nggak sesuai. Tapi, tanganku idah gatel mau up. Jadi, begini deh.

Buat up aku butuh 10reader dan 5vote. Jadi kalian jangan lupa vote, comment, and share link, biar up cepet

AlvarenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang