tak banyak rasa yang mampu diungkap lewat kata, namun semua rasa dapat diungkap dengan tangis...
******
" din, liat napa pr lu, pelit banget sih!" teriak siska yang marah ke udin karena tidak diberi contekan pr
" yeee, lu kerjain aja sendiri, ini aja gw kerjain sampe jam 12 semalem" balas udin tak terima
" buset pait banget sih lu din jadi orang, liat aja besok-besok kalo lu pinjem pulpen sama gw ga bakal gw kasih!" ancam siska
"idiih, biasanya aja lu minjem pulpen sama emo, gimana lu mau minjemin gw. lagian sorry ya, gw juga punya pulpen sendiri" ucap udin dan langsung pergi meninggalkan siska yang masih kesal dengannya
" dasar manusia pait, awas aja besok! eh dit liat pr ekonomi dong" ucap siska ke dhito
" idiih, mentang-mentang ga dikasih sama bebeb udin, gw yang jadi pelarian" ucap dhito menggoda siska
" idiih amit-amit gw pacaran sama cowok pait kayak dia. plis lah dit, abang dhito yang paling tampan, pintar, dan menawan, gw liat pr lu yaa" ucap siska masih menawar
"ya udah ambil sendiri di tas gw. Jangan sama persis ya jawabannya, bedain lah dikit" ucap dhito yang sedang bermain game
" siyap komandan" balas siska sambil mengambil posisi hormat
Sungguh pemandangan yang biasa terjadi di Sma jingga, murid datang pagi-pagi hanya untuk menyalin pr temannya (atau bahkan di semua sekolah).
5 bulan berjalan sangat cepat di Sma jingga, dan selama itu dhito, ibra, emo, dan siska semakin akrab. Namun bukan berarti mereka tak bersosialisasi dengan yang lain, tapi selayaknya anak sma pada umumnya, secara tak sadar mereka membuat 'genk' mereka sendiri.
******
"nih dit, makasih yaaa" ucap siska
"iya-iya, taruh lagi di tas gw!" ucap dhito tanpa memerhatikan, karena ia sedang bermain game di ponselnya
"buset dah, ini ada orang ngomong! perhatiin dikit kek!" geram siska karena tak ditengok
"hmmm" dhito menoleh sebentar dan langsung melanjutkan gamenya
"eh lu sehat-sehat aja kan ka? sejak kapan lu ke sekolah make up an begitu ?" ucap dhito yang baru sadar kalau siska menggunakan make up
"y...ya udah sih suka-suka gw, mau gw pake make up kek, pake terigu kek, terserah gw lah" ucap siska dengan gugup
"ooo lu lagi demen ama cowok yaa! siapa sih namanya? anak kelas mana ?" tembak dhito penasaran
"ng...nggak kok, g...gw cuma mau pake make up aja" bela siska
"halah ga usah bohong deh lu, ketauan banget tau gak. lu kenal lipstik aja kagak, tiba-tiba ke sekolah pake begituan"
"au ah bodo, terserah lu aja!" ucap siska kesal
"emoo, ibraa, si ika lagi naksir sama cowok!!!" teriak dhito heboh pada emo dan ibra yang sedang menggoda viola (bibit unggul di kelas)
"DHITOOO!!!" balas siska teriak
"buset kesambet demit darimana dia? gw kira si ika udah ga demen cowok" ucap emo asal
seketika satu kelas heboh dengan berita itu, ada yang menanggapinya sebagai sebuah candaan, dan ada juga yang menganggapinya dengan serius, bahkan hingga menanyakan ke siska siapa orangnya.
Sementara dhito, ibra, dan emo sedang tertawa-tawa, siska hanya bisa pasrah dan berpikir kenapa dia bisa punya teman-teman seperti mereka
******
KAMU SEDANG MEMBACA
Real?
Romanceaku adalah orang yang gagal di dunia. tapi untuknya, cintaku akan berjuang untuk bahagianya -Dhito vandani sebuah kisah cinta dua manusia manusia muda berekonomi sulit, yang harus berjuang untuk mencinta...