RUN|| One

3 2 0
                                    

9:00 PM

.

.

.

.

.

.

.

Seorang Gadis tengah berdiri di halte bus sendirian. Memakai seragam teknik Jurusan dengan rambut kuncir satu, Ia tampak gelisah menunggu Bus yang belum kunjung datang padahal Gadis ini telah menunggu lebih dari setengah jam lalu.

Gadis itu menggerutu kesal"Aduh, semoga Ayah belum pulang."Lirih Gadis itu merasa khawatir.

Tiba tiba Gadis itu kaget mendengar sapaan dari sebelahnya.

"Eh, Audy?."

Audy menoleh lalu tersenyum meringis"Eh Oh kenapa Nay?,"

Nayah. Hanya menggeleng kepalanya sambil merapatkan bibir nya, seperti nya Nayah hanya menyapa dirinya saja lagipun dirinya tak pernah di anggap istimewa. Jadi Audy maklumi itu.

Nayah menatap Audy sambil memiringkan kepala nya"Nungguin Bis?,"

Audy terlonjak kecil lalu menoleh ke Nayah dan mengerjap matanya berkali kali, menggulum bibirnya sejenak lalu tersenyum kecil"Iyah begitulah."Gumam Audy lalu menatap depan. Nayah hanya manggut manggut kepalanya seakan mengerti bahwa itu memang sudah biasa di lakukan oleh Audy.

"Kenapa ngga bawa motor?, ku dengar keluarga Tiri mu punya 2 motor."Tanya Nayah seakan ingin banyak mengobrol dengan Audy.

Bisa di bilang Audy tipe yang tidak suka berbicara tapi banyak melakukan. Banyak anak kelas bilang Audy itu Gadis cuek yang selalu bermain ponsel nya di kelas. Selalu menolak ajakan teman kelas dan selalu menyendiri di perpus. Dan Nayah adalah teman sebangku nya Audy, walau belum akrab tapi Nayah berusaha berkomunikasi dengan Audy karena Audy sangat sulit untuk berbincang atau berbasa basi.

Audy menoleh ke Nayah, berdehem pelan lalu tersenyum kecil"Aku ingin mandiri."Gumam Audy sambil tersenyum tipis.

Nayah mencoba kembali berbincang dengan Audy"Apa Audy ngga cape bangun selalu subuh dan pulang selalu malam?, coba lah pakai motor atau setidaknya minta tolong sama teman kelas. Mereka dengan senang hati memban-"

Audy menoleh ke Nayah sambil tersenyum tipis"Aku tidak ingin merepotkan orang lain."Sela Audy.

Nayah merapatkan bibir nya lalu menghela napas sejenak"Sepertinya kau belum menganggap Kelas AK keluarga kedua mu ya?,"Lirih Nayah tak menatap Audy tapi menatap depan dengan raut wajah tak terbaca.

Alis Audy terangkat sebelah sambil menoleh Ke Nayah dengan kedua mata membelalak kecil"Hm, maksudnya?."Nayah menatap Audy lalu tersenyum lebar"Coba sesekali buka hati mu lalu sisakan ruang di hatimu untuk Kelas AK,"Audy hanya diam memandang Nayah lama.

"Mereka menganggap mu sebagai keluarga tapi kau malah menutup diri bahkan wali kelas kita pun turun tangan untuk membantu mu tapi sepertinya"Helaan napas sejenak"Kau belum menerima semua ini."Jelas Nayah.

Audy yang mendengarkan penjelasan Nayah hanya bisa tertegun, membelalak mata nya kecil dengan tegupan air ludah keras. Bibirnya hanya merapat tak terbuka pikirannya sedang berkelana tak karuan. Di sisi lain Audy merasa bersalah tapi Audy sudah betah dengan kesendiriannya. Akan sangat aneh rasanya bila seseorang yang cuek berubah sekejap menjadi seriang dan care sama yang lain. Butuh waktu lama untuk merubah sifat nya

Audy berdehem pelan ingin menyahuti perkataan Nayah namun terhenti akibat deru motor yang menganggu pikirannya. Audy dan Nayah menoleh ke depan

"Oy, Audy bareng Gue kuy."Ajak nya sambil mengedip mata sebelahnya dengan senyuman manis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RUN [4]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang