Satu

7.7K 410 55
                                    

 
      "Cepat, win...cepatlah"

      "oi...bisakah kita istirahat dulu, kakiku sakit tom"

      Tap..

      Tap..

       Suara langkah sepatu terdengar dari dua pria sedang berlari sepanjang jalan.

      "kalau kita berhenti,bisa-bisa kita tidak bisa nonton konsernya"

      "kita memang tidak punya tiket kan,jadi untuk apa buru-buru begini"

     "hei, setidaknya kita bisa lihat penampilannya..ayolah"

      Tanpa bicara lagi, seorang pria bernama tommy ini menarik tangan win yang sudah kelelahan karna berlari dari stasiun kereta - terminal bis dan kini menuju stadion kota yang pastinya akan dipadati banyak penggemar. Ia sangat antusias menonton band 'Sarawat'.
Sebuah kelompok band yang saat ini tengah naik daun dan tenar karna lagu dan penampilannya.

       Dan Sialnya win memiliki sahabat yang merupakan fans berat sekelompok band tersebut, sampai tidak mempedulikan jarak yang mereka tempuh hanya untuk melihat penampilannya.

      Sampai pada akhirnya mereka pun tiba, tommy tanpa berfikir langsung saja masuk kedalam selaan orang-orang yang berdiri memandang tv besar dihadapan mereka, tidak dengan win yang justru lebih mengatur nafasnya yang tersenggal-senggal karna kelelahan berlari.

         "Permisi...Permisi" tommy berusaha ingin masuk kedalam urutan depan agar bisa melihat layar tv disana,

       "sana pergi...mengganggu saja"
       "hei kau menginjak kakiku"
        "pergi kau"

        Berbagai makian disana yang dilontarkan pada tom,  ia tak bisa leluasa menikmati penampilannya, selain mereka tidak punya tiket yang harganya mencangkup mahal. Mereka tidak bisa melihat layar tv besar yang terpampang dihalaman stadion karna jumlah pengunjung yang terlalu banyak hingga mengerumuni bagai semut.

        Tommy masih berusaha keras ingin masuk kedalam kerumunan orang-orang yang sedang bersorak ramai mengiringi musik yang terdengar nyaring. Namun tommy tak bisa masuk kedalam area kerumunan karna semua saling mempertahankan posisi berdiri mereka, bahkan saling sikut menyikut. Semua itu hanya menonton band favorite mereka, padahal hanya sebuah layar besar saja sampai mereka terlihat rusuh, bagaimana suasana didalam stadion yang langsung melihat penampilan mereka.

      "Tom..sudahlah" win menjadi kasihan melihat sabahatnya yang menjadi korban anarkis para pengunjung berusaha mendorongnya. "percuma kau tidak akan bisa melihat"

     "aku harus melihatnya win, aku ingin melihat mereka tampil"
     "kau cuma akan menyakitimu dirimu saja. Ayolah..." win menarik tommy keluar dari kerumunan orang-orang disana. Awalnya win kesulitan menariknya, karna tommy masih bersikeras ingin melihat. Tapi akhirnya win bisa mengajaknya pergi.

       "Win aku belum melihatnya" keluh tommy sedikit merengut pada win, yang mengajaknya menepi.
      "kau tidak lihat, orang-orang disana bisa membunuhmu karna mereka tidak akan membiarkanmu mengambil tempatnya. Percuma saja tom"
      "tapi..."

   
      "yeahhh..."
     "sarawat love u"
     "wooo....tampan"
     "love u..."

         Suara tepuk tangan dan sorakan menggema disaat musik berhenti. Nampaknya penampilan telah usai, karna layar besar itu mati begitu saja. Bersamaan dengan suasana riuh yang terdengar didalam stadion.

       Tommy semakin terlihat lemas, ia lagi-lagi sudah kehilangan kesempatan untuk bisa melihat penampilan band favoritnya.

       "Sudahlah, tom...kau bisa lihat ditv nanti" ujar win sambil menepuk bahunya sekedar memberi kesabaran padanya.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang