❀BAB 1 PISAH❀

110 48 20
                                    

"Whatever is brought together will surely be separated. Either for good results or bad results."

"Hoaaaaaaaaaam"

Seorang gadis terbangun dari tidurnya. Ia masih mengumpulkan nyawanya yang berpencar kemana-mana.

Dengan nyawa yang masih separuh, ia melirik jam di tangannya. Pukul 2 lewat 5 menit.

Ia melirik bantalnya yang basah.

"Gue ileran apa gimana sih? Kok bantal gue basah?"Gadis itu, Reyna berfikir sejenak, mengingat kejadian sebelum ia tertidur.

"Lah iya ya, gue kan tadi nangis. Dasar pikun. Untung aja Tuhan menempelkan jantung ini di dada. Coba kan gue simpen, udah gatau deh letaknya dimana." Recehnya sendiri sambil memegang dada nya.

Sedetik kemudian,wajahnya kembali suram.

"Gue gimana ya bilang sama Cesar." Ya, orang yang berjanjian bertemu dengannya jam 3 nanti sekaligus pacarnya adalah Cesar, lebih tepatnya Cesario Jonathan Harvey.

"Gue udah 13 kali mutusin cowok gegara harus pindah rumah. Masa gue harus putusin Cesar juga." Mendadak ia ingin menangis.

Reyna menghentak-hentakkan kakinya. "Kenapa sih dunia nggak adil sama gue. Gue orang yang paling gak beruntung di dunia ini. Ya Allah, Reyna tu nggak mau jauh-jauh dari Cesar. Diantara 20 mantan Reyna, Cesar doang yang paling Reyna sayang."

Ia melirik jam tangannya. "Gawat. Udah 3 menit berlalu. Gue harus siap-siap."

Reyna bergegas menuju kamar mandi dengan mulut yang terus mengumpat.

Sudah beberapa menit tetapi Reyna tetap bungkam seribu bahasa, enggan menoleh apalagi menjawab pertanyaan pria yang sedang mengayunkan ayunan tempat ia duduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah beberapa menit tetapi Reyna tetap bungkam seribu bahasa, enggan menoleh apalagi menjawab pertanyaan pria yang sedang mengayunkan ayunan tempat ia duduk.


Ya, mereka berdua berada di taman dimana Cesario dulu menembaknya.

Saat itu Reyna sedang duduk di halaman rumahnya sambil membaca novel, dan Cesario menghampirinya

"Rey, ikut gue, yuk"

Reyna mendongakkan kepalanya, dan menangkap sosok Cesario tengah tersenyum dengan senyuman yang sulit diartikan. "Mau kemana?"

"Ikut aja. Tapi lo harus tutup mata." Ucap Cesario sambil mengeluarkan penutup mata dari saku celananya.

Reyna berdiri dan memasang wajah kaget. "Lo mau nyulik gue? Nggak! Gue belum menikah!"

"Yang mau nyulik lo siapa,Yena. Lagian gue nggak mau juga kalo Lo kenapa-kenapa. Ntar yang nikah sama gue siapa?"

Reyna memasang wajah bingung. "Maksud lo?"

Merasa keceplosan, Cesario menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Nggak, nggakpapa. Yaudah ikut aja. Please percaya sama gue."

Love and Distance||Hiatus||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang