☆Bismillahirrahmanirrahim☆
“
Tetesan air mata dan ketakutan hati adalah bagian dari rahmat Allah saat berdzikir kepada-Nya. Jika kamu mendapatkan kondisi ini, sampaikan doamu. Dan sekiranya ada seorang hamba dalam umat ini menangis, niscaya Allah SWT menyayangi umat itu karena dzikirnya yang disertai tangisan.” (Biharul Anwar, 93: 336).
🍁🍁🍁🍁🍁
"Sa, bangun udah subuh !"
Aku mengerang karena Ayla membangunkanku. "Astaghfirullah, aku kesiangan, Ay!"
"Kesiangan apa? Ini baru adan subuh," ucap Ayla heran menatap kepanikanku.
"Aku kesiangan tidak melaksanakan salat sunat malam." Aku langsung mengambil air wudhu, dan melaksanakan salat subuh . Aku merasa berdosa karena telah memilih tidur daripada salat sunat yang sangat dianjurkan. Aku mengiringi doa-doa dengan air mata. Aku mengadu suka-dukaku kepada Allah dengan wajah basah dan hati gerimis. Semoga di setiap tetes air mataku akan ada ijabah Ilahiyah yang tersenyum.
"Kita berangkat ya. Assalamu'alaikum." Aku dan Ayla mencium tangan Abi, Umi, bang Ihsan, dan mbak Misha.
"Iya nak, hati-hati. Waalaikumsalam." Ayla denganku bergegas untuk menunggu angkutan umum yang melintas.
"Ayla, kamu sehat kan?" tanyaku khawatir padanya ketika menunggu angkutan umum.
"Alhamdulillah aku sehat Sa. Oh iya maaf ya semalam aku tidak terlalu berbicara karena tadi malam aku sedikit tidak enak badan," jelasnya padaku.
"Alhamdulillah kalau begitu, aku kira kamu marah sama aku." Akhirnya. Lega setelah mendengar suara Ayla.
"Engga lah Sa, mana mungkin aku marah sama orang yang udah kasih aku numpang tidur ... hehee ...," ucapnya sambil tersenyum lebar.
Setelah lama berkutat di dalam angkot, akhirnya sampai juga di depan kampus. Aku mendapatkan notifikasi chat dari Nazma. "Eh, ini Nazma chat aku. Katanya dia ada di taman belakang kampus."
"Yaudah, kita kesana aja yuk!" ajak Ayla semangat.
"Eh Ma, kamu tau gak semalam ada laki-laki yang datang tuh kerumahnya Sabila." Aku diam saja, pura-pura tak mendengarnya.
"Wait ... ada apa nih Sa? kok aku gatau?" tanya Nazma yang merasa hanya dirinya yang tidak mengetahui.
"Ih apaan sih, orang kak Alif cuma mampir." Nah kan keceplosan, pake disebut lagi namanya.
"Haaaahhh ... beneran kak Alif ke rumahmu? Kayaknya serius nih!" teriak nazma saking terkejutnya.
"Jangan berisik ih, nanti ada yang dengar!" geramku pada Nazma.
"Jadi gimana nih ceritanya?" Dia menghiraukan ucapanku yang menyuruhnya jangan berisik.
"Oke, begini...." Ayla menjelaskan dengan sabar apa yang terjadi semalam. Nazma sampai melongo mendengarkan cerita yang diberikan oleh Ayla karena saking detail nya isi cerita itu.
"Sumpah ya Sa. Kalau aku ada di posisi mu aku pasti akan langsung menerimanya," ucap Nazma yang sangat bersemangat.
"Engga dulu deh, kayaknya kak Alif belum serius. Kalau dia udah ngasih CV taaruf nah baru aku tanggapi," ucapku jujur.
"Ih kamu, kelamaan tahu. Awas kau menyesal nanti kalau kak Alif beralih pada yang lain," ujar Nazma menasihatiku.
"Insya Allah, apapun yang terjadi aku tidak akan menyesal. Dan aku tidak akan terburu-buru dalam mengambil keputusan. Karena sifat terburu-buru datangnya dari setan, justru aku takut menyesal jika aku mengatakannya dengan cara terburu-buru," kilahku pada Nazma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Halal di Bumi Cordoba (TERBIT)
Genel KurguCerita ini bermula ketika aku bertemu dengan laki-laki yang bernama Alif Harun, yang kemudian mengubah kehidupanku. Dia sosok sempurna bagi sebagian kaum hawa, diantaranya Aku. Hari-hari bersamanya membawa banyak rasa yang baru, mungkin ... rasa cin...