KISAH BEBEK MENJADI ARTIS IBUKOTA

303 4 0
                                    

Hiduplah seeekor bebek cantik berparas jelita, bebek primadona dengan segudang daya pikat istimewa. Jika dilihat dalam sekali pandang, bebek cantik jauh lebih menawan daripada paras beberapa bebek desa lainnya. Di desa tersebut, bebek cantik itu yang paling menonjol. Jika diadu, belum ada saingannya.

Akan tetapi, sama seperti manusia, terkadang hewan juga punya sisi ingin tebar pesona. Bebek cantik tidak mau kecantikannya hanya terkenal di kalangan para bebek desa saja, ia mau yang lebih dari itu. Ia mau seluruh dunia perhewanan tahu dan sadar akan daya kecantikannya.

Maka dari itulah ia memilih kabur dari kandang milik tuan---Maksudnya, pria dengan rumah gubuk tua reyot di tepi sawah yang selalu memukul pantat bebek cantik dengan kayu sebab berjalan lambat sehabis mandi dari sungai---yang tidak pernah mandi.

Tuan itu terkenal jahat, karena hanya mengandangi bebek cantik sekeluarga. Akhirnya saudara saudari bebek cantik harus menerima kenyataan harus berkembak biak dengan bebek desa lainnya yang tidak begitu tampan bahkan terkesan kurang untuk selera bebek cantik yang tinggi.

Dulu Ibu Bebek Cantik pernah berpesan, "Wuek! Anakku. Ibu tidak menyangka, berkat selingkuh dari ayahmu Ibu bisa melahirkan bebek unggulan. Maka dari itu pergilah ke kota, carilah pendamping hidup yang tampan."

Mengingat pesan Ibu yang terakhir kali ia lihat dibawa tuannya pergi ke pasar di pusat kota, setelahnya sang Ibu tak kunjung pulang dan bebek-bebek lain sudah meyakini ibunya menjadi selebritas primadona di kota. Bebek cantik berniat akan pergi ke kota mengikuti jejak ibunya.

Dalam pelarian, bebek cantik nekat menumpang pada sebuah mobil pengangkut sayuran milik tetangga tuannya. Awalnya ia takut aksinya itu akan ketahuan, tapi yang ada bebek cantik malah mampu melahap sebagian sayur mayur yang mengeyangkan perut. Duh, senangnya.

Akibat kenyang, bebek cantik malah tertidur pulas selama perjalanan berlansung. Tiba-tiba ia sudah sampai dipasar saja, bedanya di sana paras manusia yang ia temui berbeda dengan di desa. Tangan mereka bersih tidak bau tahi ayam, badan mereka tidak bau kambing dan kaki mereka tidak penuh dengan tanah kotoran yang mengendap di alas kakinya. Dari pandangan mata saja bebek cantik sudah tahu, peluang ia terkenal di ibukota akan sangat tinggi.

Dengan percaya diri bebek cantik berlenggang-lenggong memutari pasar bak model di Jakarta Fashion Week. Sangking terpana akan kharismanya, bebek cantik lupa ia sedang berada di tengah-tengah riuhnya pasar. Nahas. Sebelum selesai berjalan bak model papan atas, bebek cantik keburu di lempar sandal oleh salah satu pedagang pasar, ih, dasar haters. Tidak terima, bebek cantik berteriak histeris!

"Wueekkk! Wuekkk! Wueekkk!"

Eh, sial tak dapat dihindarkan. Bukannya takut pedagang itu malah semakin ganas, lebih menyeramkan daripada anjing yang sering mengonggong ke arah bebek cantik mungkin terpesona dengan bututnya yang mulus. Alhasil dia kabur, meninggalkan keramaian pasar dan fakta bahwa ia gagal dilirik pasar. Padahal dia good looking? Apa dia kurang bersih? Pahanya kurang mulus? Dadanya kurang menonjol? Buntutnya kurang montok? Atau, kurang apalagi coba?

Baru berjalan kurang lebih 10 langkah, bebek cantik terperangah. Senang betul ia! Sebab ia menemukan lembaran kertas yang sempat ia lihat 3 tahun lalu terpajang di salah satu kedai di pasar.

Sepertinya sih mirip iklan atau majalah ternama ibukota yang tentu berisi barisan hewan-hewan berparas good looking yang enak untuk difoto.

Ia tak sengaja melihat paras ibunya terpampang nyata, cantik luar biasa! Ibunya ada di iklan tersebut bahkan tertulis di atasnya, "Lapar? Bebek Goreng Bu Tut solusinya!"

Melihatnya bebek cantik berbicara dalam hati, ingin menjadi ibunya masuk dalam kertas dan dikenal orang luas. Terinspirasi, hari ini petualangan bebek cantik menakhlukkan kerasnya hidup di ibukota pun dimulai.

END

Jujur, ini cerita satire yang aku balut sedikit komedi. Aku suka saja kenarsisan bebek cantik, karakter & kepolosannya. Kalau di dunia dia seperti anak perempuan yang haus akan validasi di lingkungannya.

Banyak anak yang ingin mengikuti jejak orang tuanya, atau dipaksa untuk seragam. Yang bahkan dia tidak tahu keputusannya benar atau salah. Agak absurd memang, kalau tidak mengerti ceritanya. Yaa sudah, kamu nikmati saja yaa komedinya :)

Fabel : Dongeng Sebelum TidurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang