satu

1 0 0
                                    

Me
"hey, could you help me?" aku bertanya pada seorang pria yg ku lihat di samping jembatan, dia terkejut dengan kehadiran ku, "aghh, yes? what can i help you?" lalu dia menghapus air matanya, "can you take a picture for me? please". " sure, wheres your camera". lalu aku memberi kamera ku.

Akhirnya aku memiliki foto ku sendiri, di tempat yang akan mengakhiri semua penderitaan.

Haaaaafff, aku menarik nafas ku dalam-dalam dan membunganya pelan.
Rasanya seperti aku baru saja membuang barang besar ke lauatan luas. Sepertinya ini sudah cukup indah bagi ku, sekarang waktunya aku pergi.

Ketika aku mau memanjat jemabatan, kaki ku terkilir karna terpleset, namun aku berhasil naik. Namun pergerakan ku terhenti ketikau seseorang memeluk erat dengan suara paniknya. Ahh benar aku melupakan orang yang tadi, dia memintaku untuk turun dan bicara baik baik. Namun aku tidak mau mengikuti nya. Aku memberontak dan tiba tiba dia menjatuhkan diri ke aspal dan mempererat pelukannya.

Dia benar benar menyebalkan.








Author
Mereka berada di cafe yang jauh dari tempat kejadian. Mereka belum memesan apapun karena mereka masih bergulat dengan pikiran masing masing.

Akhirnya salah satu dari mereka membuka mulutnya dan mengeluarkan satu topik yang membuat mereka makin terdiam. "Kamu kenapa mau membuang diri?"

Dan mereka pun kembali cangung dan akhirnya mereka memesan sesuatu untuk mengisi perut mereka.

Sangat canggung untuk menjawab pertanyaan tersebut karena mengingat sang yang memberi pertanyaan melakukan hal yang sama.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 05, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SuicideWhere stories live. Discover now