"Mulai sekarang, kan kucintainya seperti ia mencintaiku, atau bahkan seperti tidak mencintaiku."
Hampir tak bisa. Baru kemarin, kuputuskan untuk tak lagi mengejarmu. Belum genap sehari semalam. Lantas hati ini masihlah mencintai, seperti biasa, seperti sebelumnya, bahkan seperti pertama kali jatuh cinta.
Ini hanyalah keputusan sepihak. Sebab menanyakan hal seserius ini padamu, kurasa tak ada lagi waktu yang tepat. Kau takkan mendengar pun memahami. Biar aku dulu yang berusaha. Atau bahkan, malah aku yang baru berusaha. Sedang kamu sudah terbiasa.
Enam tahun bersamamu, ah tai. Heran rasanya pada hati sendiri. Bisa-bisanya rasa cinta ini utuh selama enam tahun hingga kini. Tak berubah sama sekali. Bisa-bisanya selama enam tahun kemarin tak pernah berhasil berkhianat meski beberapa kali sempat berpikir khilaf. Bisa-bisanya enam tahun kemarin tak merasa bosan yang luar biasa sehingga berpikir untuk menyudahi segala rasa. Bucin? Ini lebih jauh di bawahnya! Sadar, tapi tak lekas pengar. Tetap saja bertahan, mencintai, meski banyak tersakiti. Cintanya ituloh! Kok tai ah!
Ini hari pertama aku berusaha membiarkanmu. Tak kucari kabarmu, tak kirim pesan padamu, pun menelponmu. Berat! Luar biasa berat! Tak kusangka akan seberat ini. Pikirku bergeming segala tentangmu. Rinduku meronta ingin berlari memelukmu.
"Sedang apa? Di mana? Bagaimana? Dengan siapa? Rindu atau tidak? Masih cinta atau..."
Otakku selalu berhalu hal-hal romantis ketika ingat tentangmu. Karena keadaannya kita sedang jauh, maka romantis bagiku sangat sederhana.
"Sedang apa? Di mana? Bagaimana? Dengan siapa? Rindu? Cinta?" darimu.
Dua belas jam kutunggu. Dan, ah pastilah tertebak. Nihil.
Tak kudapati satupun pesan darimu. Pesan tak dapat, jangan berpikir yang lain. Abai! Online? Jelas. Sesakit ini mencintaimu. Tak dicari, tak dihargai, tak dipeduli. Baru-baru ini. Berbeda jika soal dulu.
Setiap waktu kau mencariku. Hal-hal sepele kau tanyakan padaku. Aturan-aturan baru setiap hari disahkan olehmu. Disepakati berdua, komitmen berdua. Sampai saat ini masih dilakukan, olehku. Entah denganmu. Sebab tanda-tanda sudah melejit jauh.
Day one without you, adalah hal tersulit yang kulewati selama hidupku perihal cinta. Aku masih mencintaimu dalam keadaan yang sama. Sedang kulihat kini kau menemaniku dengan rasa terpaksa. Andai ada alasan kuat yang benar-benar menyakitkan, maka mungkin takkan kurencanakan day 1, day 2, day 3, dan seterusnya dengan daftar kegiatan untuk melupakanmu. Akan kubawa paksa hatiku pergi jauh dari persinggahanmu.
Mungkin akan kumaklumi jika memang tahun keenam ini bosanmu membabi buta. Sebab dulu, saat masih usia belasan tahun, adalah perlakuan terindahmu untukku. Tak terbayangkan akan tiba hari ini. Hari pertama aku memutuskan untuk mengabaikanmu dalam keadaan mencintaimu.
Kita tidak putus, namun berkala akan pupus, rasa kemarin akan terbawa arus, dan akan hanya tersisa rindu yang mengendus sebab mencari pemiliknya yang perlahan terhapus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Days Without You
RomanceSebuah usaha melupakan kebiasaan mencintai dan mengejar seseorang.