part 3

295 30 9
                                    

Lisa masih mengerucutkan bibir nya sebal. Sedangkan rose sedari tadi hanya tertawa melihat ekspresi sahabat nya itu. Lucu menurut nya.

"Yaa! Berhenti lah tertawa Ojee-yaa."

"Haha mian, habis muka itu mu itu-- haha." ucapnya tak menghentikan tawa nya.

Lisa mempercepat langkah nya menuju flat mereka, meninggalkan rose yang masih tertawa terpingkal-pingkal karena ekspresi lisa saat marah.

"Yaakk lisa! Tunggu aku yaa!." ujar rose setengah berteriak lalu berlari menyamakan langkah kaki nya dengan lisa.

"Miann, aku tak akan mengulangi nya lagi. Janji."

Lisa menghentikan langkah nya, menatap rose. "Really? Kau berjanji tak akan mengganggu ku saat masih banyak pelanggan di cafe seperti tadi?" tanya lisa  memastikan.

Rose menganggukan kepala nya mantap.
"Hmm yaa, kalau aku tak kelepasan. Haha".

"Aisshh jinjja." lisa menghentakkan kaki nya lalu kembali melanjutkan langkah nya menuju flat mereka yang berjarak 15 meter lagi. Harusnya lisa sudah tau kalau rose tak akan pernah bisa dipercaya.

"Ahhh kiyowoo". Rose masih saja gemas dengan lisa yang seperti itu.

.
.
.
.

"Lis, apa kau besok libur kerja?" tanya rose yang baru saja memasuki kamar lisa.

"Hmm, hanya libur kerja sore, taeyong oppa pergi ke rumah sepupu nya di daegu besok. Ada apa?"

"Mau ikut dengan ku tidak?"

"Kemana?" lisa melepaskan ikat rambut nya.

"Biasa, nobar film baru di bioskop dengan teman-teman kampus ku."

Lisa berfikir sejenak, "hmm, aku tak bisa seperti nya. Aku akan ke tempat biasa besok."

"Hmm, arrasseo." rose mulai mendudukan dirinya di ranjang lisa.
"Kau sudah membeli ponsel?" tanya nya. Ia ingat betul hari ini lisa mengambil uang gaji nya. Hasil kerja nya di minimarket.

"Belum."

"Wae? Ponsel lebih penting lisa-yaa. Apa uang yang kau tabung masih belum cukup untuk membeli ponsel yang kau inginkan?".

"Tenang, jika sudah waktu nya. Nanti juga aku akan membeli ponsel. Bukan karna belum cukup Ojee-yaa, tapi uang yang ku tabung harus ku gunakan untuk hal-hal yang lebih penting ketimbang harus membeli ponsel." ucap nya  tersenyum.

Bukan apa-apa, lisa hanya sedang menabung untuk bisa menyewa tempat tinggal sendiri. Bukan nya dia tak betah tinggal dengan rose. Tapi alangkah akan lebih senang jika bisa menyewa tempat tinggal sendiri tanpa membebani orang lain. Lisa merasa rose sudah cukup banyak membantu nya. Ia tak ingin menjadi beban bagi rose terus-menerus.
Walau rose selalu bilang lisa tidak membebankan nya sama sekali.

Jadi, apapun yang ia inginkan selalu ia urung. mengingat ia masih harus terus menabung agar bisa menyewa tempat tinggal nya sendiri.
Termasuk ponsel, siapa si orang di era modern seperti ini yang tidak memerlukan ponsel dan ingin memilikinya??
Tentu hampir semua orang ingin memiliki nya, termasuk lisa. Tapi gadis itu harus mengurungkan niat nya. Demi biaya kehidupan nya sehari-hari dan untuk tabungan nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

True Love || LALISA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang