Pagi hari menyapa Adel dengan kesegarannya. Adel membuka matanya dan melihat keluar jendela. Embun yang menempel di dedaunan berkilauan di bawah sinar matahari pagi, mengingatkannya pada sosok Sahil yang lincah dan penuh semangat saat bermain voli.
Teringat akan Sahil, Adel ingin menemuinya. Ia pun memutuskan untuk mengirim pesan kepada Sahil, mengajaknya bertemu di rumah Sahil. Adel berharap dengan bertemu Sahil, ia bisa mendapatkan lebih banyak informasi tentang pria yang menarik perhatiannya itu.
Hari ini, Adel memiliki rencana untuk mengunjungi Sahil, teman yang diam-diam dia kagumi.
Sarapan dan Izin ke Rumah Sahil
Sambil menikmati sarapan, Adel memberitahukan rencananya kepada sang ibu.
"Bu, nanti aku mau ke rumah Sahil," ucapnya dengan nada ceria.
Ibunya pun mengizinkan, "Ya, hati-hati di jalan ya, Nak."
Adel tersenyum senang, "Iya, Bu. Aku nanti naik sepeda."
Setelah sarapan, Adel bergegas ke kamarnya. Adel menyalakan musik "I Really Thought You Were on My Side" dan mulai berlatih dance. Gerakannya masih kaku dan belum luwes, tapi dia tidak putus asa.
"Huh, dance tuh susah ya ternyata," gumam Adel sambil berusaha mengikuti irama lagu.
Adel yang sedang asyik berlatih dance tiba-tiba dikejutkan oleh dering telepon. Ternyata, panggilan itu dari Kella, sahabatnya.
"Halo, Del," sapa Kella dengan suara ceria.
"Iya, la, ada apa?" tanya Adel sedikit penasaran.
"Nanti jam 9 aku mau ke rumahmu," ungkap Kella dengan nada antusias.
"Maaf, la," jawab Adel dengan raut wajah sedikit kecewa. "Jam 9 aku tidak ada di rumah."
"Kemana?" tanya Kella dengan rasa heran.
"Aku mau ke rumah Sahil," jawab Adel dengan nada pelan.
"Oalah, mau ngapain ke sana?" tanya Kella dengan rasa penasaran.
"Ada kepentingan yang harus aku bicarakan," jawab Adel singkat.
"Oalah, ya udah," kata Kella dengan nada kecewa.
"Oke," balas Adel singkat.
Adel pun mematikan telepon dengan perasaan sedikit kesal. Telepon Kella di saat yang tidak tepat membuatnya kesal dan fokusnya untuk berlatih dance buyar.
Adel melihat jam di dinding kamarnya. Waktu menunjukkan pukul 08.45. Dia tidak ingin rencana bertemu Sahil terganggu. Dengan tekad bulat, Adel bergegas bersiap-siap untuk berangkat ke rumah Sahil.
Di Depan Rumah Sahil
"Assalamualaikum" Adel mengetuk pintu dengan 3 ketukan pelan.
Tok tok tok
"Waalaikumsalam." jawab Ibu Sahil dari dalam rumah.
Adel menunggu sejenak.
Ibu Sahil membuka pintu "Masuklah," sambil tersenyum ramah.
"Iya, Bu. Sahilnya ada?" Adel tersenyum.
"Ada, lagi mandi. Tunggu sebentar ya." jawab ibu Sahil.
"Oh, gitu. Baiklah, Bu." Adel duduk di kursi teras.
Di Ruang Tamu
Ibu Sahil menawarkan kursi "Marilah duduk.""Iya, Bu. Terima kasih." Adel duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
SI HUMORIS
HumorSI HUMORIS bukan hanya tentang tawa dan canda, tetapi juga tentang persahabatan yang erat dan saling mendukung. Mereka saling menguatkan saat sedih, saling menghibur saat terpuruk, dan selalu ada untuk satu sama lain dalam suka dan duka. Kisah merek...