Buitenzorg High School, atau biasa disingkat BHS merupakan salah satu sekolah ternama di Kota Bogor yang terkenal akan prestasi siswa-siswinya dibidang akademik. Tidak bisa dipungkiri bahwa aku cukup bangga bisa menjadi salah satu bagian dari sekolah itu.
Hari ini sekolahku begitu ramai, hingga beberapa kali aku hampir kehilangan jejak Hanin. Anak itu sungguh antusias mengikuti pemilihan Ketua Osis yang sedang berlangsung di aula utama. Berbeda sekali denganku yang sama sekali tidak bersemangat dan merasa bahwa rebahan di kelas lebih menarik ketimbang menghabiskan waktu mengikuti acara tersebut.
"Hanin, tungguin!"
Hanin menarik tanganku dan membawaku berlari dikerumunan banyak orang. "Aduh sakit tau Nin, mau ngapain sih kita kok sampe lari-lari segala"
"Pokoknya kita harus duduk paling depan Nya, gue mau ngeliat Elang" ujar Hanin sambil cengengesan.
Elang Prakasa, anak kelas sebelah yang katanya Hanin sih tampan, padahal menurutku biasa saja. Ya aku tau ganteng itu relatif dan semua orang bebas menyukai siapapun. Tapi yang aku tidak habis pikir dengan sahabatku itu, bisa-bisanya dia mengajakku duduk di posisi paling depan. Jiwa introvertku jelas saja menolak, karena aku tidak suka menjadi pusat perhatian banyak orang.
"Pindah aja yuk, jangan di depan banget" pintaku pada Hanin.
"Gak mau, lagian ini udah mau mulai Nya orasinya. Kalo kita tiba-tiba pindah nanti malah jadi pusat perhatian orang"
Dalam hati aku membenarkan ucapan Hanin, dan mengurungkan niatku untuk pindah tempat duduk. Aku mengalah, sesekali menyenangkan hati Hanin bukanlah hal yang buruk.
"Ya ampun Elang cakep banget, pengen deh jadi Raina...." ucap Hanin sambil memandang Elang yang kini sedang membacakan visi-misinya sebagai calon ketua osis.
Aku mengkuti arah pandang Hanin, namun pandanganku jatuh pada Raina. Perempuan yang berdiri di sebelah Elang.
Cantik
Cerdas
Disukai banyak orang
Perpaduan yang sempurna pikirku, pantas saja Hanin begitu minder untuk terang-terangan mendekati Elang. Fyi, Hanin mengagumi Elang sejak kelas 10 dan bodohnya aku pernah menyarankan Hanin untuk menyatakan perasaannya pada Elang, dan tentu saja Hanin menolak. Saat itu aku hanya ingin Elang menyadari keberadaan Hanin, namun Hanin bilang Elang tidak mungkin menyukainya karena Elang dikabarkan dekat dengan Raina anak IPS yang dikenal akan kecantikannya. Sekarang Raina juga mencalonkan diri sebagai calon Ketua OSIS, aku rasa pengagumnya pasti akan bertambah berkali-kali lipat.
"Biasa aja sih ngeliatinnya, cakep darimananya coba" ujarku pada Hanin.
Hanin mendelik. "Hih, itu mah mata lu aja kelainan. Lo ga liat itu fans-fansnya Elang aja banyak banget yang dukung dia. Gua optimis dia bakal menang kali ini"
"Visi misinya Elang dan Raina terlalu pasaran, gue lebih suka sama apa yang disampaikan Rayhan. Gue rasa dengan visi misinya itu dia bakal membawa perubahan baru buat sekolah kita. Gue suka." Aku menyampaikan pendapatku terus terang.
"Lo suka sama Rayhan?" tanya Hanin dengan volume suara yang cukup besar.
Sontak aku menutup mulutnya dengan tanganku, ingin rasanya aku menjitak sahabatku ini berkali-kali.
"Gue suka visi-misinya bukan orangnya dodol" ketusku.
"Suka orangnya juga gapapa. Tapi gila sih selera lu gak banget, secara gitu lo tau sendiri Rayhan orangnya gimana, pendiem parah, kaku kayak es batu."
"Gue gasuka dia" tegasku.
Tiba-tiba Hanin tertawa lepas.
Aku memandangnya dengan tatapan bertanya-tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akselerasi Rasa
Novela Juvenil"Selama setahun ini kita udah sering chatting bareng, gua nyaman sama lo. Apa kita bisa ketemu?" Kanya terkejut membaca pesan yang masuk ke kolom DM twitternya dan merasa bahwa sebentar lagi semuanya akan segera berakhir. akselerasi : proses mempe...