Dan disinilah mereka, butik langganan keluarga Abrama. Dan di tempat ini juga Aca akan menyewa kebayanya, hei kenapa Aca membawa mereka kesini? Aca pikir ia dan Billa harus memakai kebaya yang sama, Aca ingin ia dan Billa terlihat sama. Dan demi apapun Billa hanya mendengus malas kemudian, kekanakan sekali.
"Ayo Bill, pokoknya harus samaan sama aku ya."
"Ih, kayak anak kecil tau gak Ca."
"Warnanya deh oke."
Dan Billa mendengus pasrah, permintaan Aca mutlak. Apa mau sahabatnya itu mendiaminya berminggu-minggu sedangkan hari perpisahannya saja tinggal 3 hari lagi.
"Selamat datang Nona Aca, Tuan Bagus. Silahkan." Sapa karyawan di sana.
Oke, Billa tercengang. Nona Aca? uwu sepertinya Aca memang sudah di muliakan di keluarga besar Abrama.
"Mbak Rika ada?" tanya Aca pada karyawan yang tadi menyambutnya.
"Ada Nona, sebelah sini." Dan mereka di tuntun menuju seseorang yang Aca cari.
"Mbaak."
"Hai sayang."
Wanita cantik yang Aca panggil itu tersenyum saat melihat Aca, yang kemudian segera menghampiri gadis itu dan mereka bercipika-cipiki.
"Tumben kesini sayang, sama Bagus?" tanya Wanita yang bernama Rika itu sambil melirik Bagus yang berdiri tak jauh dari Aca.
"Kalian-"
"Nganter doang, Bima harus latihan silat. Oh ya Mbak, Aca mau sewa satu kebaya lagi buat sahabat Aca. tapi warnanya harus senada sama Aca ada Mbak?" oceh Aca kemudian tanpa menghiraukan seseorang yang kini tengah mengeratkan rahangnya.
"Ada sayang, sebentar ya. Mbak ambilkan." Ucapnya dan kemudian wanita itu segera pergi ke sebuah ruangan.
"Warnanya biru pingke tau Bill, warnanya cantik deh. Mau black pink si Bima marah-marah."
"Iya lah, lo pikir kita mau jadi girlband apa." Dan Aca hanya tersenyum kemudian.
"Mmm.. Ca." Aca menengok kearah seseorang yang memanggilnya, lalu menaikan sebelah alisnya seolah bertanya 'ada apa?'
"Gue kan mau nyewa juga."
"Ngomong lah sana, emang gue babu lo sampe harus nyewain lo baju juga. Apa kurang duit?"
Billa menggengam tangan Aca, membuat Aca menengok kearah Billa yang memasang wajah tak terbacanya. Sedang Silfi kini tengah mengepalkan tangannya. Dan tak lama Mbak Rika datang kembali dengan sebuah kebaya di tangannya.
"Nih, sama kayak punya Aca kan?"
Aca tersenyum, kemudian mengambil kebaya dari tangan Mbak Rika dan mendekatkannya pada Billa.
"Cakep deh, sana pasin dulu sama badan lo."
"Ayo." Dan Rika membawa Billa menuju ruang pas.
Dan kini tingal lah ketiga orang itu disana, Aca memilih mendudukan dirinya di sofa yang ada di sana. Sedang Bagus dan Silfi masih berdiri dengan Silfi yang masih menatap Aca kesal. Hingga seorang karyawan melewati mereka, namun langkahnya terhenti karena Aca memanggilnya.
"Mbak."
"Ah, iya nona. Ada yang bisa saya bantu."
Aca tersenyum sangat ramah pada karyawan itu, "Bisa tolong carikan kebaya untuk orang itu?" tanya Aca sambil menunjuk Silfi dengan dagunya.
"Ah, ada. Mari-"
"Mbak Silfi, panggil begitu." Ucap Aca sambil tersenyum meremehkan.
Bagus diam, lelaki itu tengah menatap Aca intens. Hei, ini bukan seperti Acanya yang ramah, baik dan cantik. Kenapa Aca sangat angkuh sekarang? ada apa dengan Aca?
KAMU SEDANG MEMBACA
Betrayal of Love [LENGKAP☑️]
Teen Fiction⚠️ PUBLIKASI ULANG SECARA BERKALA Apa yang akan kalian lakukan ketika kekasih kalian memberikan sebuah pengakuan jika dirinya sudah memiliki hubungan lain dengan seorang perempuan di belakang kalian? Dan lebih mengejutkan lagi perempuan itu adalah s...