MakhlukNya

16 2 0
                                    

Tulisan di bawah ini menarik untuk direnungkan.

ALLAH MENGAJAR MELALUI CORONA

Vatikan sepi.
Yerusalem sunyi.
Tembok Ratapan dipagari.
Paskah tak pasti.
Kabbah ditutup.
Shalat Jumat dirumahkan.
Umroh batal.
Shalat Tarawih Ramadhan mungkin juga bakal sepi.

Corona datang
Seolah-olah membawa pesan bahwa ritual itu rapuh!
Bahwa "hura-hura" atas nama ALLAH itu semu.
Bahwa simbol dan upacara itu banyak yang hanya menjadi topeng dan komoditi dagangan saja.

Ketika Corona datang,
Engkau dipaksa mencari ALLAH
Bukan di Basilika Santo Petrus.
Bukan di Kabbah.
Bukan di dalam gereja.
Bukan di masjid.
Bukan di mimbar khotbah.
Bukan di majels taklim.
Bukan dalam misa Minggu.
Bukan dalam sholat Jumat.

Melainkan,
Pada kesendirianmu.
Pada mulutmu yang terkunci.
Pada hakikat yang senyap.
Pada keheningan yang bermakna.

Corona mengajarimu,
ALLAH itu bukan (melulu) pada keramaian.
ALLAH itu bukan (melulu) pada ritual.
ALLAH itu ada pada jalan keputus-asaanmu dengan dunia yang berpenyakit.

Corona memurnikan agama
Bahwa tak ada yang boleh tersisa.
Kecuali ALLAH itu sendiri!
Tidak ada lagi indoktrinasi yang menjajah nalar.
Tidak ada lagi sorak sorai memperdagangkan nama ALLAH

Datangi, temui dan kenali DIA di dalam relung jiwa dan hati nuranimu sendiri.
Temukan Dia di saat yang teduh dimana engkau hanya sendiri Bersama NYA

Sesungguhnya  ALLAH ada dalam dirimu.
Qalbun mukmin baitullah.
Hati orang yang beriman adalah rumah ALLAH

Biarlah hanya ALLAH yang ada.
Biarlah hanya nuranimu yang bicara.
Biarlah para pedagang, makelar, politikus dan para penjual agama disadarkan oleh ALLAH melalui kejadian ini.
Semoga kita bisa belajar dan mengambil hikmah dari kejadian ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

makhluk coronaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang