Temen pertama

246 23 43
                                    

"Lepasin aku, aku malu diliatin sama orang - orang" ucap Sandra yang membuat Devan menghentikan langkahnya dan melihat sekeliling

"Kalian belum pernah liat kegantengan cowok kek gua hah? Berhenti sebelum gua colok tuh mata" bentak Devan pada siswa siswi yang tengah menatapnya membuat mereka langsung melanjutkan kembali aktivitas mereka.

"Udah kan?" Devan menoleh kearah Sandra lalu melanjutkan langkahnya dengan tangan yang masih setia menggenggam tangan Sandra.

"Tapi kita mau kemana?" tanya Sandra namun tak digubris sama sekali oleh Devan ia hanya sibuk bersenandung ria dan berjalan entah kemana hingga akhirnya ia menepuk dahi dan terkekeh sebentar membuat Sandra mengira bahwa ia tidaklah waras

"Lupa, kantinnya dimana gua gatau hehe" tanya Devan yang saat ini tengah cengengesan dengan wajah yang tak berdosa membuat Sandra menghela napas bergantian menarik ujung baju Devan menyuruh untuk mengikutinya was - was nantinya Devan malah mengilang apalagi kesasar dan tak tahu arah jalan pulang, eakk.

"Ehmm udah nyampe, a..aku pengen pergi dulu" ucap Sandra yang menundukkan kepalanya karena lagi lagi menjadi pusat perhatian siswa siswi yang berada di kantin.

"Eh kepang dua lu mau kemana? Ga ngasih makan cacing - cacing di perut lu?" tanya Devan kepada Sandra yang memang mengepang dua rambutnya.

"Aku.. Hmm aku bawa bekal, nanti makannya dikelas" jawabnya langsung berbalik dan ingin cepat - cepat pergi dari kantin.

"Makan bareng gua aja lagian ntar baliknya gua nyasar lagi, gua yang traktir dah berhubung lu temen pertama gua di sekolah ini. Ayo" Devan menuju kearah salah satu meja yang kosong dan berbalik setelah menyadari Sandra yang masih diam ditempatnya.

"Oy kepang dua sini sebelum gua yang kesitu dan nyeret lu kesini" ucap Devan setengah teriak membuat yang lain mengarahkan pandangan kearah mereka.

'Maka nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan'

'Kyaaa oppa!'

'Opa pala bapa kao'

'Eh eh tuh cogan saha? Saoloh guanteng'

'Liat ada si Sandra tuh'

'Hah? Sandra si celek?'

'Huum yang Cewe jelek ono noh'

'Keknya dia deket deh sama tuh cowok'

'Parahmex, kalo si Tas tau bakalan di tatar abis tuh celek'

'Parahmex parahmex, parahmen dodol'

'Kalo si Tasya denger omongan lu, abis lu'

'Gua yakin bakalan ada pembullyan lagi dimari'

"I..iya" Sandra menuju kearah Devan yang tengah duduk santai dengan kepala yang tertunduk mendengar bisikan mengenai dirinya.

"Duduk, lu pen mesen apaan? Biar gua yang mesen" Devan berdiri dari duduknya setelah Sandra duduk di kursi yang disediakan oleh pihak kantin.

"Eh.. Aku aja yang mesen" ucap Sandra yang ingin berdiri namun Devan refleks menahan kepalanya dan mendudukkannya kembali, karena tinggi Devan melebihi Sandra yang hanya mencapai dadanya.

"Santuy biar gua beradaptasi dulu sama lingkungan kantin, sekalian nuntasin panggilan alam" jawabnya, dan Sandra yang tidak begitu paham hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Emm i..itu samain aja kayak punya kamu" jawabnya, Devan mengangguk anggukkan kepalanya beberapa kali lalu ikut mengantri dengan yang lain.

Selepas perginya Devan, murid lainnya yang berada dikantin sama sekali tidak pernah membiarkan dia tenang, mereka melanjutkan bergosip tentang dirinya malah sampai ada yang menyindirnya secara terang - terangan. Ia hanya mencoba menulikan pendengarannya menundukkan kepala menatap kedua sepatunya dengan pandangan yang buram oleh air mata yang sejak tadi ia tahan.

Sementara itu Tasya, Rosa serta Bella yang telah selesai menjalankan rencana mereka memutuskan untuk pergi ke kantin.

"Ga sabar pengen liat reaksi si celek saat kena jebakan kita" ucap Rosa bersemangat

"Eh eh eh liat itu si celek bukan si?" ucap Bella yang tiba - tiba  menghentikan langkahnya membuat kedua temannya menabrak punggungnya.

"Lo ngapain sih berenti tiba - tiba gitu" kesal Tasya yang mengelus jidatnya pelan

"Hehe ya maap"

"Uwaw tumbenan dia ke kantin, baru kali ini gue liat dia makan dikantin" seru Rosa yang diangguki oleh Bella

"Bareng cowok yang tadi kali"

"Mungkin sih Bel" ucapnya yang sengaja terus terusan memanas manasi Tasya, Tasya tanpa basa basi langsung menuju kearah Sandra yang tengah menundukkan kepalanya.

DEBRAK

Gebrakan di meja membuat Sandra terkejut dan tidak hanya itu tarikan di ikatan rambutnya terpaksa membuatnya mendongak kesakitan.

"Arggh.. Sakitt lepasin aku" Ucap Sandra memohon dengan air mata yang mulai berjatuhan membasahi pipinya karena tak kuasa lagi ia tahan

"HAH? LO BILANG APA? YANG KERAS GUE GA DENGER" bentaknya membuat mereka menjadi pusat perhatian para penghuni kantin yang tak ingin ketinggalan aksi Tasya yang sering kali membully tanpa rasa kasihan terhadap Sandra, bahkan ada juga yang menyempatkan diri untuk live dan meng-upload nya di sosial media. Banyak yang bertanya tanya penyebab pembullyan yang tak ada habisnya dari awal sekolah sampai saat ini namun sama sekali tak ada yang mengetahuinya mungkin hanya mereka berdua yang tahu.

"Lepasih hiks.. Lepasin, sakit" Sandra memegang rambutnya yang ditarik paksa mencoba melepaskan tarikan dari Tasya.

"OH PENGEN LEBIH HM? SANTUY BAKALAN GUE KASIH" ucap Tasya  kemudian memberikan kode kearah Rosa yang dibalas dengan anggukan. Rosa langsung mengedarkan pandangannya kemudian mengambil dua gelas berisikan jus di salah satu meja lalu memberikannya kearah Tasya yang masih setia menarik rambut Sandra.

"Udah pernah gue bilangkan, jangan pernah bikin gue kesel. Tapi sayangnya liat lo idup aja itu udah bikin gue kesel" bisik Tasya dengan penekanan disetiap katanya dan mencengkram dagu Sandra kuat - kuat

"Pegang tangannya" perintah Tasya pada Rosa dan juga Bella kemudian mengambil jus yang diberikan oleh Rosa dan menumpahkan kewajah Sandra yang masih mendongak tak peduli meskipun tumpahan tersebut masuk kedalam hidung Sandra membuatnya susah untuk bernapas ia mencoba untuk melawan dengan menggeleng gelengkan kepalanya namun Tasya malah menarik rambutnya lebih kuat. Penghuni kantin merasa kasihan terhadap Sandra yang terus memberontak tapi mereka bisa apa, mereka semua masih sayang nyawa dan tidak ingin menghabiskan sisa waktu disekolah dengan mengenaskan.

Kyaaa! Kasihan si Sandra

Ngilang kemana pula itu si Devan

Penasaran kan lu pada..

Wkwk maapkeun kegantung

Baca part selanjutnya gess;)

Asalkan Kau BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang