Bagian 44

28.7K 1.8K 202
                                    

Plak...

Pandangan Aca terlempar saat sebuah tamparan mendarat di pipinya.

"Jaga bicara kamu, anak saya bukan jalang!"

Mamah Silfi yang entah datang dari mana, menampar telak pipi Aca membuat keempat orang tua yang berdiri di sana terkaget bahkan Bima yang berada di dekat Aca hanya terdiam. Lelaki itu tengah mencerna kejadian di depan matanya.

"Mah." Panggil Silfi kemudian.

"Diam Silfi, anak gak tau diri ini harus di beri pelajaran!"

"Maaf nyonya, sepetinya bukan menantu saya yang harus di beri pelajaran. Tapi putri nyonya sendiri, dan tolong bercermin."

Dan mami dari Silfi itu seketika menatap kearah yang berbicara.

"Ni.. nia?" dan Nia hanya menaikan alisnya.

"Apa? Mau tampar menantu saya lagi? silahkan, kalau kamu mau tangan kamu saya potong."

"Nia, maaf. Tapi anak ini sudah-"

"Merendahkan putri kamu yang memang sudah rendahan? Bercermin Yu, kamu dan anak kamu sama aja. Menghancurkan hubungan orang."

"Nia!"

"Apa? Kamu merebut Arman dari istrinya kan? Dan lihat anak kamu merebut putra saya dari pacaranya, tak tahu malu. Anak dan ibu sama saja, murahan."

Terdengar bisik-bisik orang di sekeliling mereka yang ternyata kini sudah jadi tontonan, Ayu-mama dari Silfi itu kini berwajah merah menahan malu. Sedang Silfi tengah menatap Aca dengan tatapan datar dan tak terbacanya, hingga Bagus datang dan seketika lelaki itu kebingungan saat melihat Aca menangis sambil menunduk.

"Aca, kenapa? ada apa ini."

Dan Bagus memeluk Aca tepat di hadapan semua orang bahkan di hadapan Bima yang belum paham akan situasi di hadapannya.

"Lihat, mantan jalang kamu Bagus. Gara-gara dia Aca nangis, dan ini wanita tidak tau malu ini menampar Aca."

Dan Bagus hanya bisa membulatkan matanya kaget, "Sil? Mah? Apa yang kalian lakuin hah? Kalian!" dan Bagus tak bisa berkata-kata lagi.

"Mami pusing pi, kita pulang. Dan Bima antar Aca."

Dan Nia memilih pergi dari sana diikuti Tio, Hera menatap Ayu. "Kalau saya tampar putri kamu, apa reaksi kamu? Tolong jaga etika dan tatakrama, Aca punya ibu dan kamupun punya anak. Coba kita balikan posisi, sesakit apa hati kamu saat melihat putri kamu di tampar bahkan oleh orang yang tak dikenal." Dan Hera menatap Bima.

"Antar Aca pulang ya sayang." Dan Hera pergi diikuti Yendra dengan tangisnya.

Dan hei, Bima baru sadar Aca dalam pelukan Bagus. Hingga Aca mendorong tubuh Bagus dan menarik tangan Bima untuk pergi dari sana. Meninggalkan Bagus yang tengah menatap Silfi dengan tatapan tajamnya.

"Kalian memalukan."

Dan ucapan Bagus telak menyakiti hati Silfi.

*****

"Bima."

"Bim-"

"Bima, hiks."

Dan Bima sama sekali tak menggubris panggilan Aca, lelaki itu memilih memasuki mobilnya tanpa repot-repot membukakan pintu mobil untuk Aca yang kini sudah menangis sesegukan.

Keduanya memasuki mobil, dan Bima melajukan mobilnya tanpa berbicara apapun membuat Aca semakin merasa bersalah dan sedih. Itu di luar kendali Aca, ia tak segera melepaskan pelukan Bagus karena demi apapun Aca malu dan pipinya terasa sakit.

Betrayal of Love [LENGKAP☑️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang