“Carilah seseorang yang sempurna karenamu, dan menjadikanmu sempurna.” – HEE Couple
~0000~
Choi Rae Hee berlari menuju tangga, ke luar ballroom, berbelok ke kiri dan berlari di sepanjang lorong menuju pintu masuk. Dia membuka pintu ganda itu dengan kekuatan penuh—saat menyadari kalau pintu kayu itu sangat berat dan berlari melewati air mancur, menyusuri jalan yang diingatnya pernah dilewati. Hingga sampai di depan pagar besi yang menghubungkan rumah itu dengan jalan umum, mencegat taksi begitu sampai di luar, kembali ke dorm, dan menangis di dalam kamarnya yang sempit.
Dalam bayangannya.
Tapi Rae Hee terjebak di depan pagar besi karena tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Rae Hee sudah memohon untuk membiarkannya pergi, tapi sekuriti di sana seolah-olah tuli. Hingga beberapa pelayan berseragam biru dengan garis emas yang terdiri dari dua wanita dan tiga pria, serta dua orang lain berseragam hitam sampai di hadapannya.
Salah seorang dari pria berseragam hitam itu adalah Sopir Jo. Pria itu berkata, “Silahkan ikut kami, Nona Choi.”
“Saya tidak mau kembali ke dalam. Tolong, biarkan sayang pulang,” ucapnya dengan seluruh tubuh gemetar. Rae Hee tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya, apa yang dia takutkan, dan mengapa dirinya berlari. Rae Hee tidak tahu mengapa dirinya menolak untuk kembali.
“Tuan Muda meminta kami untuk mengantar Anda ke dalam. Beliau memastikan bahwa Anda tidak akan kembali ke pesta jika tidak ingin,” kata Sopir Jo lagi.
Rae Hee yang saat itu sedikit berhasil menenangkan dirinya sendiri, menyadari bahwa Sopir Jo berbicara dengan nada yang berbeda padanya. Tidak ada kesinisan, tidak ada kesan meremehkan. Pria itu hampir seperti Sopir Min, walaupun kelihatan jelas bahwa Sopir Jo terlihat lebih kaku saat berbicara padanya.
“Nona?” panggil seorang pria lagi yang berseragam sama dengan Sopir Jo.
Rae Hee hanya bisa menatap semua orang didepannya. Mereka semua mengawasinya. Seolah siap melumpuhkan Rae Hee jika Rae Hee menolak untuk bekerja sama. Akhirnya, karena merasa bahwa tidak ada untungnya dia memberontak, Rae Hee melangkahkan kaki dengan ragu.
“Ini Kepala Pelayan di HEE Mansion, Ome. Dia yang akan mengantar Anda,” kata Sopir Jo pada pria yang tadi memanggilnya. Rae Hee baru menyadari kalau jas hitam yang digunakan Ome lebih panjang di bagian belakangnya.
Lalu Rae Hee mengangguk kaku.
Dia kembali ke dalam dengan diapit. Kepala Pelayan di depannya, di sisi kanan kirinya pelayan wanita, dan di belakangnya tiga orang pelayan pria. Sopir Jo tidak bergabung. Pria itu langsung pamit diri dan berjalan ke arah yang berlawanan dengan Rae Hee.
Akhirnya Rae Hee sampai di sebuah ruangan yang sepertinya ruang kerja dengan hanya diantar oleh Ome.
“Silahkan tunggu di sini, Nona. Pesta akan berakhir pukul sembilan. Apakah Anda memerlukan sesuatu?” kata Kepala Pelayan itu sambil mempersilahkan Rae Hee untuk duduk.
Tapi Rae Hee tidak berkeinginan untuk melakukannya. Dia bisa mati gugup kalau tidak diberikan kesempatan bergerak di saat dirinya sedang kacau. Lalu Rae Hee menggeleng.
“Tidak, terima kasih.”
Mungkin setiap pelayan memang tidak berkespresi. Atau mungkin mereka tidak diperbolehkan untuk menunjukkan raut muka tertentu. Jadi Kepala Pelayan itu hanya mengangguk lalu membungkukkan badannya untuk pamit diri.
“Kami menempatkan pelayan di pintu masuk. Jika Anda membutuhkan sesuatu, Anda bisa mengatakannya pada mereka. Kalau begitu, saya permisi.”
Lalu Ome meninggalkannya sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
PREWEDDING
RomantiekIni tentang harapan yang mungkin masih tersisa. Pertemuan antara dua orang asing yang saling membutuhkan demi memenuhi kepentingan masing-masing. Yang satu untuk menyelamatkan nyawanya sendiri, dan yang satu lagi untuk menyelematkan ibunya.