Hallo semua!
Aku harap kalian dalam keadaan sehat. Yang lagi sakit semoga cepat diberi kesehatan. Semangat untuk kita semua🤍Oh ya, beberapa waktu lalu aku menyadari ada yang ngomongin story aku di menfess carat. Udah lama sih tweetnya dan aku baru tau sekarang-sekarang ini. Siapapun itu dari kalian, aku mengucapkan banyak terima kasih karena sudah menyukai Pinwheel. Aku juga berharap bisa berkomunikasi dengan kalian tentang Wonwoo. Eh, maksudnya tentang Pinwheel🤣 Sebelumnya aku udah pernah bilang juga kalian bebas kok buat DM aku di wattpad atau di instagram, aku terbuka gaes. Pasti akan aku balas. Jadi jangan ragu buat kenalan hihi..
Tolong banget ini cerita makin nano nano. Aku gatau ini aneh atau enggak. Karena semenjak quarantine at home aku gampang capek karena kerjaan banyak dan mata selalu capek liat layar hp atau laptop. Aku berusaha banget buat ini. #curhat. Jadi jangan lupakan pesan aku karena aku gak akan ingetin kalian👍
———
Drrtt..
Drrtt..Drrtt..
Drrtt.."Ahh.."
Drrtt..
Drrtt.."Hm?"
"Wonwoo-ya! Neo odiya?"
"Hm?"
"Kau dimana?!"
"Aku?"
"Yaa! Daepyonim mencarimu! Dia beberapa kali menghampiri ruangmu tapi kau tidak ada disana. Cepat ke kantor sebelum daepyonim memanggil ayahmu!"Tuutt.. tutt..
Wonwoo menjauhkan ponselnya dari telinga dan menaruhnya asal di kasur. Kedua matanya menerjap. Ia masih dalam keadaan setengah sadar. Disaat kedua matanya sudah terbuka lebar Wonwoo menatap bingung langit-langit kamarnya.
"Sejak kapan hyung mengganti cat kamarku?" Gumamnya yang menyadari bahwa langit kamarnya berwarna abu-abu tua dan yang dilihatnya sekarang warna putih.
Masih dalam posisi terlentang Wonwoo melirik sekelilingnya.
"Aku dimana?!" Ucapnya yang langsung mengangkat badan dalam posisi duduk.
"Aakk.. kepalaku." Wonwoo memegangi kepalanya yang terasa sakit.
"Kenapa aku bisa ada disini?"
"Kamar siapa ini?"
Wonwoo bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Ia masih belum ingat apa yang terjadi padanya semalam.
Perlahan Wonwoo membuka selimut yang menutupi kakinya lalu menggeser bokongnya sampai ke tepi kasur dan menurunkan kakinya hingga menyentuh lantai. Wonwoo duduk sebentar di tepi kasur. Ia merasa lemas dan kepalanya juga sakit. "Berapa banyak yang aku minum semalam?" Gumamnya sambil mencoba mengingat.
Wonwoo yang sempat memijat keningnya kemudian menoleh ke samping kiri. Fokusnya terdapat pada sebuah bingkai foto yang berapa diatas meja kecil samping kasur.
"Jia?" Ucapnya saat menyadari foto itu adalah foto Jia kecil yang tengah memeluk ibunya sambil tertawa.
"Mungkinkah.. semalam...."
"anni. aku? dikamar Jia? HAH?" Wonwoo kemudian menunduk sambil meraba dadanya.
"Pakaianku masih lengkap. Mwoya? Tidak mungkin kan aku berpikir tentang itu? Eihh.." Tiba-tiba Wonwoo teringat kejadian tadi malam.
-Flashback on-
📞
"Jia-ya!"
-
"Aku ingin bertemu denganmu"
-
"Yeobo! Saranghae! I love you. Kim Jia." Ucap Wonwoo, melantur.
-
KAMU SEDANG MEMBACA
PINWHEEL 2 [Wonwoo]
Fanfiction[COMPLETE] Aku tahu kita akan berpisah. Bahkan dalam cinta yang seperti mimpi pun, perpisahan adalah sebuah kenyataan. Bahkan sampai air mataku kering, aku hanya bisa menggumamkan namamu. Seberapapun aku menyangkalnya, ini tetaplah sebuah perpisahan...