chapter 3

8 5 0
                                    

Aku suka membaca novel cinta, menonton film cinta, bahkan menulis cerita cinta. Tapi aku bahkan tak punya pengalaman sedikitpun tentang cinta.
Dan apa apaan ini?

Bahkan ketika pertama kali aku jatuh cinta saja dia yang hadir. Kenapa harus dia yang menjadi sosok cinta pertamaku kenapa tidak orang lain saja?

Sekarang dengan melihatnya saja jantungku berdetak dua kali lebih cepat. So, apa yang kalian fikirkan tentang dia?

Oke, aku akan ceritakan tentang dia. Radit adalah satu satunya sahabat yang aku punya. Kalau kalian mau bilang aku kuper kurang pergaulan it's ok aku gak papa memang kenyataannya seperti itu. Dari dulu aku memang susah untuk bersosialisasi. Ya bisa dibilang aku adalah sosok yang introvert. Sebenarnya untuk teman aku punya tapi hanya sekedar teman biasa bukan sahabat itupun hanya beberapa.

Radit itu sosok yang menyenangkan dan juga humbel tak menyangkal bahwa sekarang dia memegang jabatan ketua osis di sekolah. Dia memang aktif dalam berorganisasi. Berbeda denganku yang tak suka akan hal hal yang seperti itu. bagiku itu semua adalah bullshit dan buang buang waktu saja. Radit selalu memaksaku untuk mengikuti organisasi sama sepertinya tapi aku selalu menolak dengan alibi ingin fokus sekolah dan tak mau pusing memikirkan hal selain pelajaran.

Selain menjabat sebagai ketua osis dia juga menjadi ketua tim basket di sekolah kami. Untuk wajah dia tidak terlalu jelek untuk ukuran laki laki seumurannya ya bisa dibilang dia gateng. Jadi bisa di bayangin dong seberapa Most wantednya dia. Hanya satu yang menjadi kelemahan seorang Radit. Yaitu playboy.

Kita berdua tumbuh dalam lingkungan yang sama, pendidikan yang sama, teman teman yang sama, kondisi keluarga yang hampir sama. Ya radit sama denganku bedanya dia sudah tahu seperti apa wajah ayahnya. Sedangkan aku, bahkan tak pernah tahu dia masih hidup atau sudah mati. Radit di tinggalkan ayahnya ketika umurnya menginjak umur 12 tahunan ketika itu dia sangat terpukul atas perceraian ayah bundanya.Dia mengetahui penyebab perceraian orang tuanya di karenakan ada wanita lain. Mungkin karena itulah dia tak percaya yang namanya cinta.

kami berdua sama sama anak broken home, sama sama pernah merasakan rasanya kehilangan orang yang menjadi sosok ayah dalam hidup kami. Bedanya aku lebih suka memendamnya dan dia lebih suka mengutarakannya lewat ucapan.

"Cel nanti kerumah ya di cariin bunda"

"Cel" sambil mengambil botol minum dari tanganku

"Ha___iya" ucapku linglung. Inilah yang menjadi kebiasaan burukku suka melamun

"Mau ngapain?"

"Ntar juga tau sendiri"

"Cuss kita balik kelas ntar bu dina ngomel ngomel lagi kalo kita telat"

"Iya iya bawel banget sih jadi orang"

Kelas

"Anak anak karena mau ada sosialisasi dari universitas X jam saya kosong khusus hari ini"

"Nanti kalian boleh nanya nanya sama kakak kakak tentang perkuliahan, tentang biaya kuliah, biaya hidup, beasiswa, fakultas, prodi silahkan tanya sepuasnya"

" beneran bu? Sekalian Nanya rumahnya juga boleh?"

"Emang mau ngapain?"

"Mau silaturahmi sekaligus minta doa restu"

"Restu apaan?"

"Restu untuk mencintainya"

"Kamu ya kalo ada yang bening-bening aja gercep banget"

"Pasti dong"

" kek kamu gateng aja"

" tunggu tunggu si mbaknya mau apa ngga?"

"Huuuuuuuuu" sorak seisi kelas

Aku melihat seseorang yang duduk di sampingku. Dia terlihat masam. Aku tahu pasti dia sedang memikirkan sesuatu.

"Dit" panggilku pelan

"Woi dit"

"Eh iya apa" jawabnya kaget

"diem diem bae"

"Lagi mikirin apa sih"

"Nggak nggak lagi mikirin apa apa kok"

"Kok bengong"

"Lo ngga mau nanya nanya, biasanya lo exited banget kalo bahas tentang univ"

"Lagi males aja"

"Tumben banget, lo lagi pms ya kok kayak bad mood gitu"

"Lo tahu nggak cel gwe___ mmmm___ gwe___bunda___

Kringggggggggg.....

Belum sampai dia mengucapkannya bel pilang sudah berbunyi.

Aku masih penasaran apa yang sebenarnya ingin dia katakan sewaktu di kelas tadi. Beberapa hari ini dia terlihat murung seperti ada yang ingin di katakan tapi dia ragu.

"Dit lo kenapa sih! Mau cerita apa tadi?"

"Ehh iya"

"Kok bengong sih"

"Udah ya cel gue buru-buru udah ditungguin bunda udah telat banget ini" ucapnya sambil memandangi jam yang ada di tangannya dan cepat cepat pergi

"Dit"

"Jangan lupa ya cel, beneran lho!" Ucapnya berjalan mundur kemudian berlari

Celin hanya bisa melongo terdiam dan menatap punggung radit hingga benar benar hilang dari hadapannya

"Aditttttttttt kok aku di tinggalin sih"












Bonus #cast si Celin

Bonus #cast si Celin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Love you😗😗😆

FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang