Hide and Seek

12 0 0
                                    

"JEONGIN...!!!" Hana berlari menghampiri Jeongin yang tengah duduk di bangku taman dengan santai. Gadis itu bergegas mendudukkan diri di ruang kosong di samping kekasihnya.

"Kenapa?" Jeongin menoleh untuk menatap wajah Hana dengan lekat.

"Main yuk."

"Mau main apa?"

"Eum... Petak umpet aja gimana?"

Jeongin terlihat berfikir sejenak namun kemudian ia menganggguk mengiyakan. "Boleh."

"Kamu yang jaga ya." Hana menepuk pundak Jeongin dengan pelan dan bergegas untuk berlari menjauh dari Jeongin.

Jeongin hanya terkekeh melihat kelakuan kekasihnya yang terkadang sangat aneh itu. Hana terkadang bisa seperti anak kecil yang menggemaskan, bisa juga terlihat seperti sosok lain yang berbeda. Namun itulah daya tarik dari gadis manis yang menemaninya selama satu tahun belakangan.

Jeongin berdiri dan menghampiri pohon yang terletak tidak jauh darinya. Mendekatkan diri dan menempelkan wajahnya ke lengan yang ia letakkan sebelumnya di tubuh pohon. Menghitung angka satu sampai dengan dua puluh dengan kencang.

"Siap gak siap harus siap!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siap gak siap harus siap!"

Jeongin menjauhkan wajahnya dari badan pohon. Mengedarkan netranya ke segala arah guna untuk mencari sosok gadis yang telah bersembunyi dari dirinya.

Lelaki itu melangkahkan kaki mantap, menuntun tungkai kakinya untuk berkeliling taman yang dipenuhi bunga beraneka ragam yang tengah bermekaran dengan sangat indah. Tentu saja netranya tidak berhenti berkeliling untuk mencari sosok mungil Hana.

"Han."

"Hana."

"HANA!"

"Heh onta arab dimana sih sembunyi?"

Jeongin berteriak dengan tidak sabar. Sudah hampir satu jam ia berkeliling taman, namun Hana belum juga di temukan. Entah gadis itu yang terlalu pintar bersembunyi atau Jeongin yang terlalu payah untuk menemukannya.

"Ngapain sih teriak teriak?"

Jeongin membalikkan badan kala mendengar suara gadis yang dicarinya menyapa indera pendengaran. Mata Jeongin membulat dengan sempurna saat melihat Hana berjalan menghampirinya dengan santai dan tanpa beban sedikitpun. Seperti seorang gadis lugu yang baru saja dijemput oleh ayahnya sepulang sekolah.

"Itu apa?" Jeongin menunjuk mangkuk plastik berisikan sosis yang tengah berada di tangan kekasihnya.

"Oh ini sosis bakar. Enak loh, mau coba gak?"

Jeongin menghembuskan nafasnya lelah. Ia tau betul seperti apa gadis di hadapannya ini. Dan ia yakin bahwa Hana bukannya bersembunyi, tapi malah mencari makanan di kedai terdekat.

"Jadi tadi kamu cari makanan?"

"Ehehehe abisnya aku laper. Masa mau biarin aku kelaparan."

"Gak sembunyi?"

Hana menatap Jeongin dengan bingung. Mata bulatnya mengerjap berkali kali dengan kening yang di kerutkan. "Sembunyi? Buat apa?"

Selain tidak jelas, Hana adalah gadis lugu yang sangat pelupa. Untung saja kesabaran Jeongin sangat tinggi sehingga ia bisa memaklumi keanehan Hana yang sudah diluar batas.

"Untung sayang. Kalo gak, udah ku tinggalin kamu, Han."

              ⋆。゚☁︎。⋆。 ゚☾ ゚。⋆ ⋆。゚☁︎。⋆。 ゚。⋆

30 DAYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang