Bagian 46

32.1K 2.3K 446
                                    

⚠️typo

Bima tak bicara sepatah katapun, lelaki itu memacu motonya dengan kecepatan tak main, main hingga mengabaikan Aca yang ketakutan dengan memeluk tubuh Bima erat. Pikiran Bima kacau, antara cinta dan ikatan darah. Ini gila benar-benar gila. Bagus adalah abangnya, ia tak suka jika Bagus mengorbankan apapun demi mendapatkan apapun. Dari kecil Bagus sering begitu dan tak jarang Bima akanmengalah, tapi kali ini ceritanya berbeda. Bukan mainan yang mereka perbutkan tapi cinta!

Bima tak bisa dalam posisi ini, ia tak bisa egois dan tak bisa melepas. Bima harus bagaimana, ia mencintai Aca dan menyayangi Bima. Ia tak bisa melakukan apapun, ia tak bisa benar-benar tak bisa.

"Bim, Aca takut."

Bima tak mendengar suara Aca, pendengarannya tuli. Bahkan sepertinya fokusnya hilang, nyawanya berasa tak berada dalam raganya. Bima hilang control, Bima hilang kendali dan setelahnya yang ia rasakan adalah tubuhnya terlempar dengan suara dentuman yang memekikkan telinga. Dan saat mata itu terbuka, Aca tergeletak tak jauh darinya dengan darah yang mengotori wajah gadis itu.

Bima mendengar orang-orang berteriak memint tolong, tapi yang terpenting sekarang adalah Aca. gadis itu memejamkan matanya, apa Aca tertidur? Tak terasa mata Bima terasa perih, tubuhnya kaku bahkan ia tak bisa merasakan kakinya hingga sekuat tenaga Bima menggerakkan tangannya untuk menggapai tangan Aca dan sampai! Bima bisa menggenggam tangan itu.

Bima menggenggamnya, tersenyum getir menatap Aca yang memejamkan matanya. Bima berharap Aca bisa membuka matanya secepatnya, Aca tak boleh kehilangan senyuman manisnya. Aca harus bagun secepatnya!

"A.. Aca." Bima yakin ia bicara, tapi entah kenapa ia tak bisa mendengar suaranya barang sedikitpun.

"Ba.. bangun sayang." Seperti hembusan angin, suaranya tak terdengar.

"Sayang.." Bima merasakan hawa dingin menerpa kakinya hingga merambat ke perutnya dan semakin naik.

Hingga Bima meraskan sesak di dadanya, sesak yang entah kenapa membuatnya ingin segera menutup matanya. Tapi ia tak ingin, ia ingin melihat wajah Aca lebih lama dan ia ingin melihat mata indah Aca terbuka. Tapi sesak itu semakin menjalar bahkan hampir ke tenggorokannya, dan kemudian ia melihat Aca di angkat oleh beberapa orang yang membuat tautan tangannya terlepas paksa dan disaat itu juga ia harus melepas Aca untuk segera membuka matanya.

"Aca.. aku cinta." Dan Bima merasa matanya memberat, dan ia memilih untuk.... Tertidur.

*****

"BIMAAAA!!!"

Teriak histeris Nia membuat orang-orang menatap iba kearah wanita paruh baya itu, Tio segera menahan Nia yang hendak berlari kearah dimana Bima tergeletak bersimbah darah dan tak jauh dari sana ada Aca yang sama mengenaskannya juga sebuah mobil dengan body ringsek yang menabrak pohon dan motor Bima yang hancur. Polisi lebih dulu datang ke TKP dan segera membentangkan garis polisi, tapi mobil ambulan belum juga datang.

Sedang Bagus berdiri kaku melihat kejadian di depannya, Acanya tergeletak dengan bersimbah darah juga adiknya yang terlihat lebih mengenaskan di sana. Kenapa ini? Ada apa ini? Tolong! Tolong bangunkan Bagus dari mimpi buruk ini. Ini mimpi, Bagus bermimpi!

"GUS! Bagus! Angkat mami kamu ke mobil!"

Bagus terkesiap mendengar teriakan papinya, dan ketika ia menengok kearah papinya. Maminya sudah tergeletak pingsan di pangkuan papinya, dan disana Bagus sadar ini bukan mimpi.

Dan kemudian Bagus melangkah mendekati mami dan papinya, dan demi apapun Bagus tak merasa menapak di jalan sekarang. ia seperti melayang, dan kemudian ia mengangkat tubuh Nia dan membawa wanita itu menuju mobil yang tadi membawa mereka kemari bertepatan dengan suara ambulan yang terdengar nyaring.

Betrayal of Love [LENGKAP☑️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang