No matter what the hell happened out there, we're all in this together 💜
Stay safe, stay at home,
spend the time with your beloved ones,
share some memorable time with them.
May God bless all of us 💜🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Milea memperhatikan Tristan dengan seksama karena ekspresi kakaknya seperti dalam keadaan tidak baik. Berbanding terbalik dengan Hyuna yang antusias dalam menikmati makanannya sambil berceloteh apa saja. Menjadi pendiam sudah hal biasa dari Tristan, tapi ada yang berbeda kali ini. Pria itu seperti sedang memikirkan sesuatu dan sepertinya cukup berat.
"Kalo ada yang mau lu tanyain, ngomong aja. Jangan liatin gue kayak gitu, Mia," tegur Tristan sambil melirik sedikit pada Milea, lalu kembali melanjutkan makan malamnya.
Hyuna menoleh pada Milea dengan alis berkerut. "Kakak lu aja masih diliatin kayak gitu? Gimana gue, Mia? Etdah."
"Berisik!" desis Tristan sinis sambil melotot tajam pada Hyuna.
Hyuna mengerucutkan bibir dan kembali pada sup tom yam seafood-nya.
"Kita akan tinggal bareng di sini selama yang kita butuhkan. Belum sehari, gue merasa ada yang nggak beres dan lu seperti berbeban berat. Apa gue boleh tahu ada apa? Misalkan karena kita tinggal di sini dan udah nyusahin lu, mendingan kita balik aja ke mansion," ucap Milea dengan serius.
Hyuna menghentikan aksi makannya, lalu menatap Milea dan Tristan secara bergantian. Pria itu masih menikmati makanannya dengan tenang seolah tidak ada yang sedang berbicara padanya. Meski sedang diperhatikan oleh Hyuna dan Milea, tapi Tristan masih saja bergeming.
"Nyebelin banget, sih? Tadi suruh tanya, giliran ditanya malah cuek. Bete!" sewot Milea ketus dan mengaduk-aduk makanannya dengan kesal.
"Ya udah deh, nggak usah tanya-tanya lagi. Nanti ujung-ujungnya, gue lagi yang salah. Gue lagi yang kena. Kasian nanti si Tristan, kalo harus naik darah mulu sama gue, trus end up jadi naksir. Repot kan kalo kita jadi ipar?" celetuk Hyuna asal.
Tristan langsung mendelik tajam pada Hyuna, dimana wanita itu langsung menundukkan kepala untuk menghindar dari tatapan mematikan itu. Milea hanya menghela napas dan merasa gemas dengan Hyuna yang selalu saja memancing emosi Tristan dalam kekonyolan yang disengaja.
"Kalo kalian udah selesai, kita ngobrol di ruang duduk," tukas Tristan sambil beranjak dan berjalan menuju ruang duduk, mengabaikan Hyuna dan Milea yang masih belum selesai makan.
Keduanya langsung segera menghabiskan makanan, berkolaborasi dalam membersihkan meja makan dan mencuci piring. Bukan hal yang aneh soal menjaga kebersihan karena sejak SD, para anak perempuan sudah dididik untuk membersihkan peralatan makan dan membersihkannya sendiri. Tujuan utama adalah untuk mandiri dan tidak mengandalkan orang lain.
Tristan sedang memainkan ponsel sambil berselonjor ketika Milea dan Hyuna sudah datang dan duduk mengapitnya. Tristan di tengah, dengan Milea dan Hyuna di kedua sisinya. Tentu saja, pria itu mendesis sinis ketika Milea sudah memeluk lengannya dan Hyuna yang bersandar di bahu.
"Mau minggir, gak? Gue gerah!" desis Tristan sinis.
"Nggak mau! Gue lagi pengen manja-manjaan sama kakak sendiri," tolak Milea tegas sambil mengeratkan pelukan di lengan kekarnya.
Hyuna berdecak dan spontan menegakkan tubuh, kemudian bergeser sedikit untuk menjauh. "Gue senderan sama tembok aja, cari aman."
Milea terkekeh pelan melihat Hyuna yang benar-benar menyandarkan kepalanya di dinding. Temannya yang satu itu selalu tahu bagaimana membuat Tristan menjadi kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untie The Knot
Romance"Mama selalu ingetin kalau jadi cewek itu kudu konsisten. Terutama soal cowok. Kalau uda yakin suka, yah ngegas aja," kata Hyuna. "Daddy selalu berpesan untuk perluas pergaulan supaya menambah pengetahuan akan dunia. Jangan dilingkup yang itu-itu aj...