Ada yang kangen ga ya sama Chandra Prita
Setelah sekian lama hari berganti bulan, akhirnya Tangled bisa up lagi...
Semoga masih disayang yes ...
Happy reading
Malam itu setelah mengistirahatkan badan sejenak, Prita segera mandi dan bersiap untuk candle light dinner, sementara Chandra masih terlelap karena kelelahan. Masih dengan menggulung rambut dengan handuk di atas kepalanya, Prita duduk di tepi ranjang, mengamati Chandra yang masih memejamkan matanya.
Melalui ekor matanya, Prita menangkap semburat jingga mentari yang akan pulang ke peraduan. Awan berubah serupa gumpalan kapas yang ternoda tinta oranye, dihiasi rombongan burung berwarna kelabu yang hendak mencari tempat untuk berteduh.
Dibelainya rambut berombak milik Chandra dan mengecup perlahan dahi lelaki itu. Sentuhan lembut dan dingin membuat kelopak mata Chandra membuka perlahan. Prita tersenyum saat melihat mata yang menyorotkan kilat jenaka itu menyapanya.
"Ayo, siap makan malam." Chandra menggeliat. Dia merengkuh pinggang Prita membawa tubuh gadis itu mendarat di dadanya.
"Aku inginnya makan kamu."
Prita berdecak, membuat Chandra terkekeh. "Hih, kanibal! Ayo, cepat bangun!"
"Sudah bangun," kata Chandra enteng.
"Mana ada, tiduran gini!" Prita menegakkan tubuhnya.
" 'Itu' yang bangun." Chandra melirik ke arah bawah tubuhnya membuat Prita menghadiahinya dengan cubitan di lengannya membuat Chandra terpaksa bangkit dari posisi berbaringnya.
"Mas Chandra sekarang mesum!" keluh Prita yang kini beranjak dari duduknya hendak menuju ke depan cermin untuk merias diri.
"Mesum sama istri juga. Aslinya gini. Dulu ditahan-tahan," ujar Chandra meringis sambil menggosok lengannya. Sesekali pemuda itu meniup lengan yang kini memerah.
"Ga suka tau, Mas!"
"Besok juga nagih." Prita menggeram kasar dan sebelum Prita menghadiahi dengan tanda cinta yang lain, Chandra segera bergegas menuju ke kamar mandi.
Prita mencebik melihat bayangan Chandra yang kini tertelan pintu kamar mandi yang tertutup. Prita menghitung sesuatu dengan jari tangannya yang lentik. Ia menandai masa suburnya bulan ini. Ketika saat itu tiba, mereka harus berusaha sebaik-baiknya agar bulan besok mereka harus mendapat kabar baik.
Prita sudah siap dengan polesan yang sederhana. Make up nya tak lagi tebal seperti dulu karena keberaniannya melakukan operasi kecil pengambilan tanda lahir. Selama ini ia membiarkan tanda lahirnya karena begitu ketakutan dengan jarum suntik dan tidak tahan dengan rasa sakit. Namun, setelah prosedur pengambilan itu dilakukan Prita sedikit puas dengan hasilnya.
Pintu kamar mandi yang terbuka berderik memberi tanda Chandra telah usai mandi. Ia hanya mengenakan balutan handuk di bawah tubuhnya memperlihatkan dadanya yang bidang. Prita belum terbiasa melihat tubuh polos lelaki. Di rumahnya hanya ada tiga wanita. Walaupun dia bergonta ganti pacar, tak pernah sekali pun para mantan menjamahnya.
"Mas, kalau ke kamar mandi langsung bawa baju ganti napa?" protes Prita yang masih sibuk mengeringkan rambutnya, sebelum memblow dry dengan hair dryer yang ada di kamar mandi.
"Lupa ...," kata Chandra sekenanya sambil mencari baju di dalam travel bagnya sendiri.
"Kebiasaan ntar kalau di rumah."
"Biasa juga gini."
Prita mendengkus kasar. "Dikasih tahu jawab mulu!"
"Iya, Prita Sayang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tangled (Completed)
RomanceChandra Pradipta, pemuda selengekan yang enggan berkomitmen. Di usianya ke 28 tahun, Prita kekasihnya meminta agar Chandra segera menikahinya. Namun, adik Chandra - Cinde, yang enam bulan lagi menikah membuat Chandra tidak bisa langsung menyetujui n...