Van milik Emily ini benar-benar nyaman. Aku dan Gavin bisa berbaring di bagian lantainya yang berlapis matras empuk.
Sedikit pusing memang berbaring di kendaraan yang melaju seperti saat ini. Tapi tak masalah, ini lebih baik untuk pinggangku yang nyeri gara-gara perjalan dari Hallstat ke Viena tadi.
Gavin berbaring di sebelahku tanpa jarak. Karena ruang yang terbatas, aku nggak bisa bikin benteng untuk jadi pembatasku dengan Gavin.
Rob menjalankan van ini dengan kecepatan standar, tidak teralu cepat untuk melintasi perjalanan antar negara, menurutku.
Sepanjang jalan mereka menyalakan lagu Jazz dan Blues yang sangat easy listening. Sebagagian aku tahu lagunya dan hafal liriknya. Sesekali aku bersenandung pelan mengikuti nyanyian dari pemutar musik van ini.
"If you leave me now you'll take away the biggest part of me ... oo ... oo ... No ... baby please don't go!" senandungku saat mengikuti lagu If you leave me now milik band Chicago.
Gavin juga ikut bersenandung, sepertinya dia juga tahu lagu dari band era tahun 60'an ini.
Kami bersensenandung bersama sambil saling menatap dan senyum-senyum. Rasanya aneh, sebagian diriku merasa takut pada Gavin gara-gara mendengar cerita masa lalunya. Tapi, sebagian diriku yang lain merasa nyaman bisa berbaring bersebelahan dengan Gavin. Rasanya sepeti aman dan terlindungi.
Terlindungi? Benarkah?
Kami melintasi perbatasan negara dengan lancar. Sebagai informasi, Visa yang di gunakan untuk masuk ke Hungaria adalah visa Schengen.
Hari semakin malam, mataku terasa ngantuk. Aku menoleh kearah Gavin yang ada di sebelahku. Rupanya dia sudah tertidur. Bukan masalah, kan?
Aku melirik kebagian depan, Rob dan Emily masih bersenandung pelan. Lalu, aku kembali menatap Gavin lagi, cahaya lampu tumblr yang remang-remang membuat rupa Gavin semakin aesthetic. Pelah, aku mencoba menyentuh pipinya yang kasar karena mulai di tumbuhi brewok. Kenapa rasanya semenyenangkan ini?
Rasa kantukku sudah tak tertahankan. Aku terlelap dengan posisi kepala menghadap Gavin
KAMU SEDANG MEMBACA
A Month to Remember
Fiksi UmumFee memutuskan resign dari tempat kerjanya dan menguras habis semua isi tabungannya untuk pergi travelling ke Benua Eropa. Ini bukan perjalan biasa, ini adalah pelarian. Pelarian dari konyolnya hidup yang dijalanani Fee selama ini. Fee berkenalan...