Haloo..
Aku lanjut lagi nih ceritanya
Happy reading
Enjoyy" Sayang, aku menginginkan mu". Ucap Angga parau sesak menahan gairah nya yang ingin segera ia tuntaskan dengan istrinya.
*
*
*
Zara perlahan membuka matanya, menatap wajah mupeng suaminya yang ingin segera bercinta dengan nya. Tangan Zara terulur membelai muka Angga.
"Sayangg..gak ada alasan untuk aku menolak ajakan mu itu. Tubuhku ini seutuhnya hanya milik suamiku. Sudah menjadi kewajibanku untuk melayani mu Angga. Tapi aku takut. Aku takut nanti mama sama papa denger kita ituan, aku malu". Ucap Zara malu. Pipi Zara sudah seperti kepiting rebus. merah padam. Saking malunya, Zara menubruk kan tubuhnya ke dada suaminya."Heyy. Kenapa kamu jadi malu gini? Sudahlah tidak mungkin mama sama papa dengar suara percintaan panas kita sayang. Aku sudah mendesain kamar kita ini untuk kedap suara dan hanya kita yang bisa mendengarnya. Jadi apa kamu mau melanjutkan kegiatan panas kita sayang?". Ucap Angga seksi tepat di telinga Zara.
Zara mengangguk malu, mengiyakan permintaan Angganya itu. Langsung saja Angga menggendong Zara ala bridal style. Zara mengalungkan tangannya di leher Angga, dan menyadarkan kepala di dada bidang Angga sambil mengendusnya.
Saat sudah menidurkan Zara, Angga langsung menyerang Zara dengan cumbuannya. Dia khawatir tidak akan bisa menuntaskan hasratnya jika jagoan kecilnya terbangun."Shhh....aahhh....huuhhh....aashh..saaaahhyanggghh". Hanya kata itu yang mampu di ucapkan Zara saat Angga menggempurnya terus menerus tanpa henti dan semakin kencang.
Ditengah-tengah pergulatan panas zarangga. Terdengar rengekan bayi entah menginginkan sesuatu atau terjadi sesuatu.
Ya. Rey lah bayi yang merengek itu. Mama Yuli segera mengetuk pintu kamar zarangga.Tok...tok...tokkk
"Nakk... bangun nak. Ini Rey nangis. Zarr, Ngga". Ucap mama Yuli mengetuk pintu nya keras.
Masih tidak ada jawaban dari anak dan menantunya itu. "Ngapain mereka? Pules banget tidurnya. Zarrrrraaaaa Angggggaaaa".
Maaf mama anak sama menantunya lagi proses bikin dedek buat Reynand..hehe:bZara yang mendengar suara mama mertuanya, mencoba menghentikan gerakkan Angga. "Pap, papapphh beerrhenntii duluuh paphh, iissshh Adaahh suaarah mamahh ahh". Mengeluarkan sisa tenaga yang ia miliki.
Angga yang masih asik dengan kegiatan memompa nya tidak menghiraukan kata istrinya. Sampai Zara memanggilnya terus menerus. "Iyahhh mammhh seebehhntarrh lagiih papapphh samhhpai". Ucap Angga terus memompa Zara dengan cepat.
Sampai akhirnya Angga mengeluarkan semua. Napas mereka terengah-engah, Zara mencoba mengatur napasnya yang akan membuka pintu. Sebelumnya Zara mengambil selimut putih yang dililitkan untuk menutupi tubuh polosnya.
Zara membuka pintu kamarnya dan menampilkan mertuanya dengan muka ngantuknya menggedong Rey yang menangis.
"Maaf ma, Zara gak denger". Ucap Zara kikuk."Iya tidak papa, mama mengerti sayang. Ini Rey nya". Mamam tersenyum melihat Zara yang amburadul, tanpa busana pulak. Mama Yuli sedikit mengintip kedalam, melihat anaknya tidur tengkurap, dan tanpa busana juga. Tapi sebelum pergi, mama Yuli berpesan kepada Zara. "Bilang Angga, jangan terlalu sering nanti jadi lagi. Kasian Rey belum cukup umur untuk mempunyai adik".
Aduhhh malu banget si Zara.Angga yang baru saja keluar dari kamar mandi, melihat istrinya sedang menyusui anaknya. Angga duduk di samping Zara sambil menciumi pipi anaknya. Rey yang nampak terganggu, menggeliat di gendongan Zara, mengeluarkan mimik muka seperti mau menangis.
" Jangan diganggu pap anaknya lagi nyusu" menyuapi putingnya lagi kemulut Rey, dan menimangnya agar tidak menangis.
"Iya mam, maaf. Lucu banget sii anak papap. Giliran dicium nangis, semangat banget si nyusunya sayang, bagi papap dong dikit". Ucap Angga tersenyum mesum didepan anaknya. Langsung di pelototi Zara.
"Apaan sii?. Gak usah mancing anaknya jadi mesum kayak kamu ya. Aku gak mau". Ucap Zara kesal.
"Ih kok mamam marah si nak? Papap kan cuma mau mintak mimik kamu doang kan ya?". Ucap Angga tersenyum sambil menguyel-nguyel pipi Reynand.
"Udaahh ah, anaknya udah tidur. Mending kamu tidur Sekarang besok kamu kan kerja pap!". Ucap Zara menyuruh.
"Iya sayang". Angga menuruti perintah Zara. Kalo gak kalian tau kan?, macan betina kalo udah marah kayak apa. Hahaha, mending cari aman kau Angga.
Zara yang sudah menaruh Rey di ranjang bayinya langsung menyusul Angga untuk tidur. Karena masih kesal dengan Angga, Zara tidur dengan posisi memunggungi Angga.
"Mam..mam..mam...sayangg. ngadep sini dong tidurnya". Zara tidak mengindahkan perkataan Angga. Ia tetap memunggungi suaminya. Angga lantas saja memeluk Zara dari belakang dan menarik kedekapannya lalu berbisik
"Sayang, aku tadi hanya bercanda. Aku juga ingin anakku tidak seperti bapaknya yang nakal ini. Anakku harus lebih baik dari aku mam".Zara langsung berbalik menghadap suaminya. "Tidak papap. Kamu adalah contoh yang baik untuk Rey. Aku hanya kesal". Ucap Zara membalas pelukan Angga.
"Hemm"Akhirnya mereka tidur mencari mimpi yang indah dalam keadaan saling memeluk.
*
*
*
Aku putusin up lagi nih ceritanya.
Comment dong kalo kalian suka sama ceritanya.
Aku bakalan lanjut ceritanya kalo kalian juga suka, dan comment juga kenapa kalian bisa suka sama cerita ini.
Takut juga kalo kalian pada gak suka karena ini cerita pertamaku banget:(Kasih ide kalian dong kira kira konflik apa yang harus ada dalam cerita ini. Tapi konfliknya gak terlalu berat yang ringan-ringan aja. Aku pengen bikin cerita yang bahagia. Hehe:))
Jangan lupa follow aku
IG : @windadwi6
Twitter : windaddTinggalkan bintang kecil dan comment supaya aku semangat trs
Ilavyou ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT LOVE[SELESAI]
Teen FictionDia lelakiku, belahan jiwaku, lelaki yang sangat aku cintai. Aku tak tahu bagaimana diriku tanpanya ~ Adhisty Zara Sundari Kusumawardhani. Dia wanitaku, separuh napasku, wanita yang sangat aku cintai. wanita yang selalu menjadi bahagiaku ~ Angga Ald...