"Setiap perkara yang aku lakukan , semesta selalu sematkan ku di antara kenangan"
_Annisa Salsabila_
"Ann lo emangnya tau jalan?"
Ann menghentikan langkahnya seketika mendengar ucapan itu, ingin sekali dia memaki dan menolak ajakan pria itu untuk pulang, andaikan dia tau kalau dia membawa identity card, maka akan lain ceritanya, dia tidak perlu mengikuti cowok paket komplit menyebalkan ini.
Seketika jantungnya ingin melompat saat tiba tiba Arash meraih jemarinya untuk di genggam.
"Keselnya di pending dulu, gue takut lo ilang"
Ann tak lagi membantah karna itu percuma dan akan membuang buang energinya yang tinggal 15 persen, dia baru sadar kalau siang tadi dia tidak sempat ke kantin untuk mengisi perut, dan sekarang senja sudah menghilang di telan malam pun, perutnya masih penuh diisi dengan angin.
Dia tetap menuruti saja arah kemana Arash menggandeng nya, tanpa membalas tautan diantara jarinya itu.
***
"Lo salah jalan" gadis itu melepaskan paksa tautan tangannya dengan Arash.
"Lo bohongin gue lagi?!" Sarkasnya menatap manik coklat milik Arash.
"Gue nggak bohong, gue bilang lo ikut gue" balasnya santai.
"Gue mau pulang!!!" Ujar Ann sedikit bergetar seperti akan menangis, pasalnya dia sangat lelah, lapar, kacau dan ingin pulang, namun pria dihadapannya selalu membuatnya kesal.
Arash diam menatap manik bening milik ann yang sedikit berkaca dengan cukup terkejut, gadis yang tipikal datar dan ketus tiba tiba ingin menangis, keajaiban darimana ini tuhan?
"Kenapa?"
"Eh eum...maaf , hai lo pasti baik kan?" Lanjutnya dengan lirih.
"Iya gue baik" balas Ann menetralkan emosinya, dan mengalihkan pandangan dari pria itu.
"Maaf Ann, yaudah kita pulang tapi ada syaratnya"
"Apa?" Tanyanya lelah.
"Ikut gue dulu" Ann hanya membalas dengan berdehem, dengan segera arash menautkan lagi jari mungil itu diantara jarinya.
***
"Bang Jhon, sate dua"
"Oke mas Arash"
Mereka duduk berdampingan pada bangku panjang kios penjual sate, mereka berdua berada di pusat kota, alun alun kota jakarta, jaraknya cukup dekat dengan halte waktu mereka turun tadi, maka dari itu mereka memilih untuk berjalan kaki sampai sini.
"Gue tau lo lagi laper" ucap Arash menjelaskan, namun dengan mudahnya ann malah memasang walkmannya kembali, masih dengan wajah flatnya.
"Tadi lo nggak sempet makan kan waktu istirahat? Gue tau lo laper makanya gue ngajak lo makan dulu baru ntar pulang, tapi lo tadi malah marah ama gue, ya salah gue juga sih karna nggak bilang sama lo dulu, eh iya Ann, lo murid baru ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Daisy [Mawar Musim Gugur]
Teen Fiction[Annisa Astra Salsabila] Simbol kesedihan bunga Aster yang diturunkan semesta pada wajah cantik itu. Simbol kedinginan yang tak pernah diberi hangat oleh masalah sekalipun. Tentang kehilangan dan keasingan hidup, menjadi makhluk yang tak pernah suka...